Search Cerita Silat Penginapan Pintu Naga. Serial Bu Kek Sian Su (6) BOE KIE Karya : CHING YUNG Terjemahan: Boe Beng Tjoe Jilid 6 (Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212) Kutunggu Di Pintu Neraka 077 "Tidak, Ayah Awan yang melayang jauh diangkasa disertai warna sinar yang memerah dengan cepatnya menembus seluruh permukaan kota itu dan menyinari pintu loteng sebuah bangunan yang amat besar sekali
Singkatcerita jenasah si kakek berhasil di kubur Han Li di depan gua tersebut. Kemudian Han Li memasuki kembali gua tersebut guna menyelidiki lebih jauh goresan-goresan yang tertera di dinding gua. Begitu memasuki kembali gua itu, tanpa sengaja pandangan Han Li mengarah ke tempat samadhi si kakek tua.
Kkabehdikenal dengan karya perdananya BKKSK atau Bu Kek Kang Sinkang, suatu cerita silat yang dipublikasikan di Serial Silat dan Indozone. Ada yang menjuluki ia sebagai murid Khu Lung karena rumitnya jalan cerita yang ditulisnya. Saat ini kelanjutan dari BKKSK yaitu Goresan di Sehelai Daun sedang ditulisnya, sembari mengoreksi BKKSK yang diberitakan akan diterbitkan tak lama lagi. Karya-karya
Katakberkaki tiga Pada permulaan, rasa dingin panas yang saling bergantian secara mendadak itu, benar-benar menyiksa Siau-liong. Tetapi lama kelamaan ia menjadi kebal. Dan anehnya, rasa sakit dalam tubuhnya pun lenyap. Pelahan-lahan pikirannya pun tenang kembali. Ia merasa dalam waktu sejam itu telah mengalami perobahan besar sekali.
Search Cerita Silat Penginapan Pintu Naga. Djatilaksana (1) SD Liong (18) Siau Dji (1) Siauw Seng (2) Sin Liong (1) So Tat Kie (1) Suparto Brata (1) T Karena pada dasarnya ilmu silat itu harus dicocokkan dengan kemampuan fisik seseorang Wiro adalah seorang pendekar dengan senjata Kapak Maut Naga Geni 212 dan memiliki rajah "212" di dadanya Cerita silat Tangan Geledek (Pek-lui-eng) mengisahkan
berikut satuan ukuran memori yang paling kecil adalah. Jilid 26"Pesilat luar perbatasan maupun seberang laut, semuanya mempertaruhkan nyawa untuk memperebutkan benda belasan tahun benda ini berada padaku, yang mengetahuinya tidak begitu banyak, lagi pula aku cukup terkenal di seberang laut, Kalau ada yang tahu aku berada di sini, mungkin juga tidak berani ke mari merebut benda ini dari tanganku," ujar wanita tua itu dan menambahkan "Seandainya pesilat luar perbatasan atau pesilat di seberang laut yang memperoleh benda ini, maka akan menimbulkan malapetaka, Engkau berasal dari Tionggoan, tentunya tiada seorang pun akan tahu bahwa benda ini berada padamu," "Apakah masih ada sebab lain?" tanya Bee Kun Bu."Kelihatannya aku akan mati di dalam gua ini, Oleh karena itu, aku ingin memohon bantuanmu," jawab wanita tua itu, kemudian menarik nafas panjang, "Entah engkau sudi membantu atau tidak?""Cianpwee lelah menyelamatkan nyawaku, maka aku pun harus membantu Cianpwee walau harus mempertaruhkan nyawaku," jawab Bee Kun Bu setulus hati, "Namun aku sama sekali tidak mengerti ilmu pengobatan, maka misalnya Cianpwee minta bantuanku mengenai itu, aku harus bagaimana?""Aku tahu engkau tidak mengerti ilmu pengobatan," ujar wanita tua itu, Tapi ada satu orang di luar perbatasan yang dapat memunahkan racun tersebut""Siapa orang itu?" tanya Bee Kun Bu tua itu tak segera menyahut, melainkan memperhatikan Bee Kun Bu, lama sekali barulah membuka mulut"Engkau seorang diri mendatangi tempat luar perbatasan tentunya bukan pesiar, tapi pasti punya tujuan tertentu, Dugaanku tidak meleset kan?"Bee Kun Bu diam, ia tidak berani berterus terang karena belum kenal siapa wanita tua terpisah jauh dengan luar perbatasan dan seberang laut, maka kalau engkau tidak tahu jelas tempat- tempat itu, pasti tidak berani datang seorang diri," lanjut wanita tua itu, "Apakah engkau pernah dengar istana Pit Sia Kiong di gunung Taysan?""Pernah." Bee Kun Bu mengangguk "Guruku pernah menceritakan tentang istana itu. Pendirinya adalah Sah Thai Ik, murid partai Khong Tong. Apakah istana itu yang Cianpwee maksudkan?" "Tidak salah, Tapi itu adalah urusan dua ratusan tahun yang lampau. Kini majikan Pit Sia Kiong itu adalah Kim Hun Tokouw, Lam Kiong Siu. pernahkah engkau mendengar nama tersebut?""Tidak pernah.""Kim Hun Tokouw memiliki kepandaian tinggi. Be-lasan tahun yang lalu ketika aku masih berada di luar gua ini, dia sudah amat terkenal Oleh karena itu, aku pun berangkat ke gunung Taysan untuk bertanding dengannya. Tapi sayang sekali, dia justru sedang berpergianTanpa sengaja aku melukai dua muridnya, dan sejak itu terjadilah permusuhan di antara kami. Dua tahun kemudian aku dengar dia memperoleh Pit Giok Cak Tusuk Konde Giok. Karena dia berkepandaian tinggi, maka tidak seorang pun berani mencoba merebutnya, Namun dia cuma memperoleh separuh, itu tiada guna nya. Tak lama aku pun dengar, dia memperoleh semacam obat, khususnya memunahkan racun Thoa Ning Poh Kut San, setengah tahun kemudian aku justru terkena racun tersebut Berhubung di antara kami sudah ada permusuhan maka aku tidak berani menemuinya, dan terpaksa datang ke gua ini untuk mengobati diri sendiri.""Apakah Cianpwee bermaksud menyuruhku pergi menemui Kim Hun Tokouw untuk minta obat pemunah racun tersebut?""ltu merupakan obat langka dan dia tidak mengenalmu, maka bagaimana mungkin dia akan memberimu?" Wanita tua itu tertawa, "Lagi pula kalau tahu bahwa aku yang terkena racun tersebut, dia pasti lebih senang melihat aku mati dari pada menolongku.""Kalau begitu harus bagaimana?"Wanita tua itu tidak menjawab, sebaliknya malah bergerak cepat mencengkeram urat nadi Bee Kun Bu. Betapa terkejutnya Bee Kun Bu, secara otomatis ia pun menghimpun Lweekangnya untuk melindungi urat nadi-nya, agar tidak terluka oleh cengkeraman wanita tua itu."Kenapa Cianpwee melakukan serangan gelap terhadap diriku?" tanya Bee Kun Bu gusar "Apa maksud Cianpwee bertindak demikian?"Wanita tua itu tertawa gelak, lalu melepaskan cengkeramannya seraya berkata."Aku dengar, kepandaian Kim Hun Tokouw seimbang dengan kepandaianku sesungguhnya aku ingin menyuruhmu pergi merebut obat itu, namun saat ini tiada gunanya lagi."Padahal sesungguhnya, wanita tua itu ingin mencengkeram urat nadi Bee Kun Bu untuk memaksanya mengabulkan permintaannya, yakni pergi ke gunung Taysan merebut obat tersebut. Akan tetapi, Bee Kun Bu justru mampu mengerahkan Lweekangnya untuk melindungi urat nadinya, sehingga wanita tua itu tidak dapat mengendalikan Bee Kun Bu. Oleh karena itu, wanita tua tersebut lalu mengatakan begitu, agar Bee Kun Bu tidak mencurigainya."Aku justru ingin mengunjungi Pit Sia Kiong juga, Kalau bisa bertemu Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu, aku pasti minta obat itu untuk Cianpwee," kata Bee Kun Bu."Oh?" wanita tua itu girang bukan main, "Kalau begitu, sebelumnya aku ucapkan banyak-banyak terima-kasih padamu, Juga berharap engkau tidak akan mengingkari janji!""Aku sudah berjanji, tentu tidak akan mengingkari-nya," ujar Bee Kun Bu dan menambahkan "Tapi aku mendatangi Swat Ling San ini justru ada sedikit urusan, mungkin masih membutuhkan waktu untuk menyelesaikan urusan itu, maka aku harap Cianpwee maklum!""ltu tidak jadi masalah." Wanita tua itu tertawa, "Karena engkau bersedia membantuku, aku pun harus menghadiahkan sepotong Pit Giok Cak ini padamu, harap engkau sudi menerimanya!"Wanita tua itu segera menyelipkan Pit Giok Cak itu ke tangan Bee Kun Bu. itu membuat Bee Kun Bu agak bereuriga, kenapa wanita tua itu mau menghadiahkan benda tersebut kepadanya?"Pit Giok Cak Tusuk Konde giok ini tidak utuh, namun tetap merupakan benda pusaka," ujar wanita tua itu ketika melihat Bee Kun Bu diam, "Engkau bisa melihat keanehan benda ini?"Bee Kun Bu memperhatikan benda tersebut, tapi tidak melihat keanehan apa pun, kecuali di pangkal benda itu terdapat dua butir mutiara yang memancarkan sinar"Maafl" ucap Bee Kun Bu. "Aku tidak melihat keanehan benda ini.""Menurut kaum rimba persilatan Lam Hai Laut Selatan, benda ini menyangkut suatu rahasia rimba persilatan, maka kaum pesilat rimba persilatan ingin memilikinya, Mengenai rahasia itu, aku pun tidak begitu jelas, tapi juga berkaitan dengan suatu cerita, aku akan memberitahukan.""Aku sudah siap mendengarkannya," ujar Bee Kun Bu tertarik."Sejak jaman dahulu hingga kini, semakin cantik seseorang wanita, justru semakin malang pula nasibnya." Wanita tua itu menarik nafas panjang, "Kira-kira tiga ratus tahun lalu, muncul seorang gadis yang amat cantik dan berkepandaian tinggi, namun dia tetap manusia, tidak terlepas dari dendam dan kebencian, Akhirnya dia cuma meninggalkan dua potong Pil Giok Cak dan sebuah cerita yang menggetarkan kalbu hingga sekarang,.-."Bee Kun Bu terus mendengarkan dengan penuh perhatian, apa lagi ketika melihat wajah wanita tua itu begitu murung, bahkan sebelah matanya pun telah basah. "Asal usul Pit Giok Cak ini memang agak sulit berasal dari salah seorang murid perguruan Sah, peninggalan Sam Im Sin Ni. Pada masa itu, Sam Im Sin Ni berniat sekali bertanding dengan Thian Ki Cinjin, maka Sam In Sin Ni berangkat ke Tionggoan menuju Kwat Cong San. ""Sam Im Sin Ni memang bertanding dengan Thian Ki Cinjin," sela Bee Kun Bu yang amat tertarik Tapi mereka berdua sama-sama terluka, akhirnya meninggal di Kwat Cong San."itu memang tidak salah." Wanita tua itu manggut-manggut. "Namun itu tiada kaitannya dengan Pit Giok Cak. Sebelum berangkat ke Kwat Cong San di Tionggoan, Sam Im Sin Ni sudah berpikir, mungkin dia dan Thian Ki Cinjin akan tewas bersama dalam pertandingan itu, maka sebelum berangkat ke Kwat Cong San, dia telah mengatur dirinya, Oleh karena itu, muncullah Pit Giok Cak ini."Wanita tua itu berhenti menutur, sedangkan Bee Kun Bu diam saja. Tak seberapa lama kemudian, wanita tua itu pun melanjutkan"Sudah lama Sam Im Sin Ni tinggal di gunung Taysan, Berhubung ingin berangkat ke Kwat Cong San, dan telah berpikir tidak akan pulang dengan selamat, maka sebelum berangkat dia pun lelah menyusun berbagai formasi di tempat tinggalnya untuk mencegah orang lain masuk.""Apakah Sam Im Sin Ni tidak punya pewaris? Kenapa tidak menyuruh pewarisnya untuk menjaga tempat ting-galnya?" tanya Bee Kun Bu."Sam Im Sin Ni tidak punya pewaris, maka menyusun berbagai formasi di tempat tinggalnya.""Pantas Sam Im Sin Ni dan Thian Ki Cinjin menulis kitab Kui Goan Pit Cek, ternyata mereka berdua tidak punya murid!" ujar Bee Kun tinggal Sam Im Sin Ni berada di Uah IIun yang menemukan tempat tinggalnya itu, tentunya orang yang berkepandaian tinggi, karena di tempat itu lelah dipasang berbagai formasi Ngo Heng, Kiu Kiong dan Pat Kwa! Lagi pula di gua itu telah ditutup dengan pintu, harus dibuka dengan kunci.""Apakah Pit Giok Cak adalah kunci itu?" tanya Bee KunBu."Engkau kelihatan agak meremehkan benda tersebut" ujarwanita tua itu dingin, "Benda itu adalah peninggalan Cianpwee dulu, Para pesilat luar perbatasan dan seberang laut menganggap di tempat tinggal Sam Im Sin Ni pasti menyimpan benda pusaka, maka para pesilat mempertaruhkan nyawa masing-masing demi memperoleh Pit Giok Cak ini.""Cianpwee jangan salah paham, aku sama sekali tidak meremehkan benda ini," sahut Bee Kun Bu. "Tadi cuma sekedar tanya.""Sam Im Sin Ni seorang diri berangkat ke Tionggoan dengan membawa Pit Giok Cak. Pada waktu itu tiada seorang pun tahu mengenai benda tersebut, namun setelah Sam Im Sin Ni tidak kembali ke tempat tinggalnya, banyak pula para pesilat luar perbatasan mati di Uah Hun Giam di gunung Taysan Altai.""Kenapa para pesilat luar perbatasan berani mencoba memasuki tempat tinggal Sam Im Sin Ni? Padahal waktu itu, mati hidupnya Sam Im Sim Ni masih belum ada yang tahu.""ltu dikarenakan ilmu silat Pesilat mana yang tidak tahu Sam Im Sin Ni memiliki ilmu silat yang amat tinggi? Oleh karena itu, para pesilat itu pun memberanikan diri memasuki tempat tinggal Sam Im Sin Ni, tapi meraka semua justru mati di sana.""Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut. "Setelah itu, tiada pesilat memasuki tempat itu lagi?""Tetap masih ada pesilat yang mencoba memasuki tempat tinggal Sam Im Sin Ni itu," ujar wanita tua itu. "Tapi pada waktu itu, justru terjadi sesuatu yang diluar dugaan, sehingga para pesilat luar perbatasan dan seberang laut semakin tertarik pada tempat tinggal Sam Im Sin Ni.""Mungkin pada waktu itu Sam Im Sin Ni telah meninggal, kok masih bisa terjadi sesuatu yang di luar dugaan?" tanya Bec Kun Bu heran*****Bab ke 16 - Menutur Kejadian Masa Lampau Wanita tua itu tidak segera menjawab, melainkantersenyum hambar, lama sekali barulah melanjutkan"Pernahkah engkau dengar nama Sah Thai Ik, murid murtad partai Khong Tong?""Guruku pernah menceritakannya. Setelah kejadian di Sao Sit Hong, Sah Thai Ik pun meninggalkan partai Khong Tong, kan?""ltu adalah kejadian dua ratusan tahun yang lampau, tentunya kita tidak tahu jelas tentang kejadian itu. Se-tahuku, Sah Thai Ik memilih gunung Taysan sebagai tempat tinggalnya, kemudian mendirikan istana Pit Sia Kiong, Lagi pula kini Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu memiliki sepotong Pit Giok Cak, maka cerita itu mungkin benar.""Cara bagaimana Sah Thai Ik itu ke gunung Taysan?" "Kebetulan Sah Thai Ik memperoleh Pit Giok Cak, maka dia memilih gunung Taysan sebagai tempat tinggalnya, kemudian mendirikan istana Pit Sia Kiong, itu karena ia ingin membuka gua tempat tinggal Sam Im Sin Ni di Uah Hun Thai Ik telah memperoleh Pit Giok Cak, kenapa tidak langsung pergi membuka pintu gua ilu, dan malah mendirikan Pit Sia Kiong?" Bee Kun Bu tidak mengerti"Sah Thai Ik berasal dari Tionggoan, maka tidak begitu jelas tentang gunung Taysan, lagi pula gunung Taysan merupakan gunung yang amat berbahaya, terutama Uah Hun Giam, tempat tinggal Sam Im Sin Ni itu, Karena amat memakan waktu untuk mencari tempat itu, maka Sah Thai Ik mendirikan istana Pit Sia Kiong,""Kalau begitu, hingga kini masih belum ada orang yang membuka pintu gua tempat tinggal Sam Im Sin Ni?""Entahlah." Wanita tua itu menggelengkan kepala, "Yang jelas akhirnya Pit Giok Cak dipatahkan jadi dua potong.""Kenapa begitu?" tanya Bee Kun Bu heran"Tidak begitu banyak orang tahu tentang itu, aku pun cuma dengar dari orang tua." Wanita tua itu memberitahukan "Setelah memperoleh sepotong Pit Giok Cak ini, barulah aku tahu ada sebab musababnya.""Oh?" Bee Kun Bu semakin tertarik"Pada waktu itu, Sah Thai Ik hanya merupakan murid partai KhongTong, yang sama sekali tidak terkenal Maka para pesilat luar perbatasan tidak begitu menaruh perhatian padanya, Ketika baru tiba di luar perbatasan, dia terus- menerus bertanya tentang gunung Taysan, itu sebabnya banyak pesilat mulai memperhatikannya. Un-tungnya pada waktu itu, kepandaian Sah Thai Ik belum tinggi, sehingga tidak begitu mencurigakan Oleh karena itu, dia bisa tenang tinggal di gunung Taysan dan mendirikan istana Pit Sia Kiong.""Kemudian bagaimana?" tanya Bee Kun Bu."Tapi ada dua orang yang sangat memperhatikan gerak gerik Sah Thai Ik. Kedua orang itu adalah murid dari Cianpwee di gunung Swat Ling San. Kedua orang itu bereuriga lantaran Sah Thai Ik terus-menerus menanyakan tentang gunung Taysan, Lagi pula Sah Thai Ik berasal dari Tionggoan, maka kedua orang tua itu ber-curiga, bahwa Sah Thai Ik telah memperoleh Pit Giok Cak untuk membuka pintu gua tempat tinggal Sam Im Sin Ni." "Sungguh bodoh Sah Thai Ik itu!" ujar Bee Kun Bu. "Kenapa dia terus-menerus menanyakan tentang gunung Taysan? Tentunya akan menimbulkan kecurigaan orang.""Sesungguhnya Sah Thai Ik tidak bodoh, sedangkan kedua murid aliran Swat Ling San cuma sibuk sendiri. Sah Thai Ik sama sekali tidak tahu jalan menuju gunung Taysan, maka terpaksa harus bertanya ke sana ke mati Setelah tahu, dia pun langsung menuju gunung Taysan." "Kedua murid aliran Swat Ling San pasti mengejar-nya.""Memang, Namun Sah Thai Ik sudah ada persiapan, sehingga membuat kedua murid aliran Swat Ling San itu pulang dengan tangan kosong.""Cara bagaimana Sah Thai Ik mengusir kedua murid aliran Swat Ling San?" tanya Bee Kun Bu ingin me-ngctahuinya."Siapapun tidak tahu jelas tentang itu," jawab wanita tua itu. "Walau Sah Thai Ik berkepandaian rendah, tahu kalau ada orang mengikutinya, maka dia tetap berlaku tenang, setibanya di gunung Taysan, dia sama sekali tidak pergi mencari tempat tinggal Sam Im Sin Ni, sebaliknya malah mencari tempat yang indah dan sepi untuk memperdalam ilmu silatnya, Kedua murid aliran Swat Ling San terus menunggu sampai tujuh hari tujuh Sah Thai Ik tidak meninggalkan tempat itu. Mereka berdua cuma melihat Sah Thai Ik pergi cari buah-buahan di hutan, lalu kembali ke tempat itu lagi untuk bersemedi O!eh karena itu, kedua orang itu pun berunding dan memastikan bahwa Sah Thai Ik tidak memperoleh Pit Giok Cak, dan menganggap Sah Thai Ik mendatangi tempat itu cuma ingin memperdalam ilmu silatnya.""Apakah kedua orang itu lalu meninggalkan Sah Thai Ik?" "Setelah memastikan bahwa Sah Thai Ik tidak memperolehPit Giok Cak, kedua orang itu pun pergi, Kesempatan itu tidakdisia-siakan Sah Thai Ik, dia pun segera pergi mencari tempat tinggal Sam Im Sin Ni." "Tentunya Sah Thai Ik menemukan Uah Hun Giam, tempat tinggal Sam Im Sin Ni itu," ujar Bee Kun Bu."Sah Thai Ik tidak menemukan tempat tinggal Sam Im Sin Ni." Wanita tua itu menggelengkan kepala, "Tiga hari tiga malam Sah Thai Ik mencari tempat itu, namun sama sekali tidak menemukannya akhirnya ia pun berhenti mencarinya. itu sungguh di luar dugaan kedua murid Swat Ling San. Kedua orang itu lalu pergi beristirahat di kaki gunung Taysan, dan beberapa hari kemudian baru kembali ke tempat Thai Ik untuk menyelidiknya."Kedua orang itu pasti tahu bahwa Sah Thai Ik pergi mencari tempat tinggal Sam Im Sin Ni, kan?""Sah Thai Ik juga berotak cerdas, ternyata tindakan kedua orang itu sudah dalam perhitungannya, Keika kedua orang itu ke tempat Sah Thai Ik lagi, dan melihat Sah Thai Ik sedang bersemedi di tempat itu. Kedua orang itu menunggu beberapa hari, tapi Sah Thai Ik tidak beranjak dari tempat itu, akhirnya mereka pulang ke Swat Ling San.""Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut dan sangat kagum pada Sah Thai Ik yang berotak cerdas itu."Sejak itu, Sah Thai Ik pun menetap di gunung Taysan," lanjut wanita tua itu, "Dia masih mencari tempat tinggal Sam Im Sin Ni atau tidak, tiada seorang pun mengetahuinya.""Kemudian bagaimana?""Sah Thai Ik tinggal di tempat itu selama empat tahun. Dia menemukan tempat tinggal Sam Im Sin Ni atau tidak, tiada seorang pun tahu. Yang jelas kepandaiannya sudah bertambah tinggi, maka diapun meninggalkan gunung Taysan pergi menantang para pesilat untuk bertanding, dan selalu memperoleh kemenangan Akhirnya dia bertemu Pek Lui Taysu dari Pulau Thao Khong To. Taysu itu berasal dari kuil Siauw Lim, tapi menetap di pulau itu. Mereka berdua bertanding sehari semalam, dan pada jurus terakhir, Pek Liu Taysu berhasil menyentuh pakaian Sah Thai Ik, sehingga Pit Giok Cak itu pun melayang keluar jatuh di tanah, Pek Lui Taysu melihalnya, namun tidak tahu benda apa itu. Akhirnya Pit Giok Cak itu diambil lagi oleh Sah Thai Ik, Namun ketika Sah Thai Ik mengambil benda itu, orang suku Miau yang ada di sana melihatnya, Sejak itu tersiarlah bahwa Sah Thai Ik menyimpan benda tersebut, sehingga para pesilat luar perbatasan dan seberang laut selalu meng-incarnya."Kalau begilu, Sah Thai Ik pasti tidak bisa hidup tenang di Taysan," ujar Bee Kun Bu."Pada waktu iu, ia telah memiliki kepandaian tinggi, maka siapa berani mencoba merebut benda itu dari tangannya?" Wanita tua itu tertawa."Apakah tiada seorang pun pergi menemuinya untuk merebut Pit Giok Cak itu?" tanya Bee Kun Bu."Memang ada, tapi Sah Thai Ik dapat mengalahkannya." Wanita tua itu memberitahukan. "Setelah itu, Sah Thai Ik kembali ke Tionggoan menuju partai Khong Tong untuk bertanding dengan ketua Khong Tong Pay. Kepergiannya memakan waktu dua tahun, kemudian baru kembali ke Taysan dan mendirikan istana Pr,t Sia Kiong, Sejak itu pula ia menutup diri, sama sekali tidak menerima siapa pun. Kalau ada urusan, para muridnya yang membereskan. sedangkan Pit Giok Cak pun tidak pernah diungkit orang lagi.""Apakah masih ada kejadian lain?" tanya Bee Kun Bu ingin mengetahuinya."Ketika pulang dari Tionggoan, Sah Thai Ik menerima dua murid muda-mudi," jawab wanita tua itu dan melanjutkan "Digemblengnya kedua murid itu dengan ilmu silat tinggi, Setelah berusia enam puluhan, Sah Thai Ik pun meninggal Sebelum meninggal dia memberikan Pit Giok Cak kepada murid wanitanya." "Apakah Sah Thai Ik menceritakan tentang Pit Giok Cak itu?""ltu tidak jelas, Mungkin ia tidak menceritakan tentang itu." Wanita tua itu menarik nafas panjang, "Tapi kaum Bu Lim di luar perbatasan sama sekali tidak melupakan Pit Giok Cak itu, Oleh karena itu justru menimbulkan suatu kejadian lain yang masih menjadi buah bibir hingga kini, bahkan menyebabkan Pit Giok Cak terpotong menjadi dua.""Apakah kedua murid itu saling mencinta, lalu Pit Giok Cak itu, lalu dibagi dua?" tanya Bee Kun Bu men-duga."Kalau mereka berdua saling mencinta, tentunya Pit Giok Cak itu tidak akan dibagi dua." Wanita tua itu menarik nafas panjang, "Tentunya cinta mereka telah berubah, sehingga menimbulkan suatu kejadian.""Oh?" Bee Kun Bu mengerutkan kening. "Bagaimana kejadian itu?""Murid wanita itu memberikan Pit Giok Cak itu pada saudara seperguruannya, tapi saudara seperguruannya itu justru menggunakannya untuk menghias rambut, Padahal sesungguhnya, mereka berdua memang saling mencintai, tapi tiada seorang pun di antara mereka berani mencurahkan isi hati, malah timbullah rasa benci dalam hati murid wanita itu.""Murid lelaki itu memang bodoh, kenapa tidak mau menyatakan cintanya pada adik seperguruannya itu?""Mungkin itu sudah merupakan takdir." Wanita tua itu menggeleng-gelengkan kepala, "Setiap tahun gunung Taysan pasti tertutup salju. justru di saat itu muncul seorang pemuda berwajah ganteng di tempat itu, namun dalam keadaan kedinginan Kebetulan kedua murid Sah Thai Ik itu sedang bermain sa!ju. Ketika melihat pemuda itu, tanpa banyak pikir lagi mereka segera memapahnya ke istana Pit Sia Kiong, dan sejak itu timbullah suatu pereintaan.""Si pemuda jatuh cinta pada murid wanita itu?" "Yang benar adalah, murid wanita itu yang jatuh cinta pada pemuda tersebut Ternyata pemuda itu sakit, dua bulan kemudian baru sembuh, Kebetulan saat itu musim semi, maka dia pun jalan-jalan di sekitar istana.""Heran?" Bee Kun Bu tidak mengerti, "Padahal pemuda itu cuma kedinginan, kok bisa jadi sakit sampai dua bulan tidak bangun?""Ternyata mereka berdua telah saling jatuh cinta, sehingga pemuda itu pura-pura sakit, dan murid wanita itu terus menemaninya.""Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut Ternyata begitu!" "Dua bulan kemudian.,." lanjut wanita tua itu. "Merekaberdua betul-betul sudah saling mencinta, keluar masuk istana Pit Sia Kiong pasti berduaan. itu membuat murid lelaki jadi kesal, dan terus cari akal agar pemuda itu meninggalkan istana Pit Sia Kiong.""Lalu bagaimana?""Murid wanita itu tahu tujuan saudara seperguruannya, maka dia pun berterus terang pada kekasihnya, bahwa istana Pit Sia Kiong tidak menerima orang luar, maka dia menyuruh pemuda tersebut agar meninggalkan istana Pit Sia Kiong. ""Tentunya pemuda itu menurut, sebab itu merupakan peraturan istana Pit Sia Kiong," ujar Bee Kun Bu."Tidak salah." Wanita tua itu mengangguk Tanpa berpamit lagi pemuda itu meninggalkan istana Pit Sia Kiong.""Apakah pemuda itu masih kembali ke istana Pit Sia Kiong?""Tidak, Setelah pemuda itu pergi, malam harinya murid wanita itu justru menemui saudara perguruan, akhirnya mereka berdua ribut dan malam itu juga murid wanita tersebut pergi mencari pemuda itu, Karena mengerahkan ginkang, dia pun dapat menyusul pemuda itu di kaki gunung." "Murid wanita itu pasti pergi bersama pemuda ter-sebut," ujar Bee Kun Bu yakin."Tidak begitu." ujar wanita tua itu, "Karena pemuda itu mengatakan bahwa dia berhutang budi pada murid lelaki itu, bahkan juga mengatakan dirinya tidak mengerti ilmu silat, maka ia mengambil keputusan untuk belajar ilmu silat tingkat tinggi, dan setelah berhasil, barulah dia akan melamar gadis itu.""Kalau begitu, pemuda tersebut tidak jahat." Bee Kun Bu menarik nafas."SemuIa pemuda itu memang berhati baik, namun setelah meninggalkan Taysan sifatnya berubah," ujar wanita tua itu melanjutkan "Akhirnya dia masuk ke aliran Swat Ling tahun kemudian, dia pun berhasil mempelajari ilmu silat tinggi aliran Swat Ling San. itu membuat dirinya amat disayang oleh guru-gurunya, Kemudian secara tidak sengaja, ia mendengar tentang Sam Im Sin Ni dan tempat tinggal itu dari guru-gurunya, sehingga pemuda itu terpengaruh.""Kenapa dia terpengaruh?" tanya Bee Kun Bu heran. "Karena dia telah mengetahui tentang Pit Giok Cak itu,maka timbullah keserakahannya," jawab wanita tua itu. "Dia ingin menipu Pit Giok Cak itu dari tangan murid wanita Sah Thai Ik, lalu pergi mencari tempat tinggal Sam Im Sin Ni.""Apakah dia berhasil menipu Pit Giok Cak itu?" "Setelah berniat jahat, dia pun segera berangkat kegunung Taysan menuju istana Pit Sia Kiong," "Berhasilkah dia memperoleh Pit Giok Cak?""Secara diam-diam dia memasuki istana Pit Sia Kiong, kemudian mengajak gadis itu keluar, Dia terus merayu dan membujuk, katanya sangat rindu dan lain sebagainya.""Gadis itu pasti kena rayuannya!" "Benar, Gadis itu memang terkena rayuannya, sebab pemuda itu mengatakan ingin mendapat benda kenang- kenangan dari gadis itu.""Tentunya benda itu Pit Giok Cak!""Tidak salah, Namun Pit Giok Cak itu dari suhengnya untuk menghias rambutnya, maka gadis itu pun tidak berani memberikannya Tapi kemudian gadis itu mematahkan benda itu jadi dua potong. itu sangat mengejutkan pemuda tersebut, dan bertanya kenapa gadis itu berbuat begitu?""Kenapa gadis itu mematahkan Pit Giok Cak jadi dua potong?" Bee Kun Bu pun merasa heran."Ternyata bagian ujung Pit Giok Cak itu diberikan pada pemuda tersebut, sedangkan pangkalnya tetap di-tancapkan pada rambutnya, itu agar suhengnya tidak mengetahui akan hal tersebut.""Kalau begitu, pemuda itu pasti kecewa sekali!""Benar, Pemuda itu memang kecewa sekali." Wanita tua itu menarik nafas panjang, "Justru karena sepotong Pit Giok Cak itu, akhirnya pemuda tersebut malah mati di tangan guru ke tiganya.""Lho?" Bee Kun Bu terbelalak "Kenapa bisa jadi begitu?" "Ternyata pemuda itu berangkat ke istana Pit Sia Kiong,guru-gurunya sudah tahu, Maka di saat ia kembali ke Swat Ling San, langsung dirangkap dan dibunuh.""Kenapa dia dibunuh? padahal dia tidak melanggar peraturan Swat Ling San!" .Bee Kun Bu tidak mengertL"Guru-gurunya mengiranya murid istana Pit Sia Kiong, Agar ilmu silat aliran Swat Ling San tidak di kuasai pihak istana Pit Sia Kiong, maka pemuda itu harus dibunuh.""Sungguh kasihan pemuda itu!" Bee Kun Bu menarik nafas, "Oh ya, bagaimana dengan sepotong Pit Giok Cak itu?" "Bagaimana selanjutnya, tiada seorang pun tahu." Wanita tua itu menggeleng-gelengkan kepala, "Tapi dua tahun kemudian, tersiar berita bahwa aliran Swat Ling San telah memperoleh sepotong Pit Giok Cak, Tentunya berita itu sangat mengejutkan murid wanita istana Pit Sia Kiong, Yang duluan mendengar berita itu malah Su-hengnya, karena itu, gunung Taysan pun menjadi ramai.""Mungkin karena pihak aliran Swat Ling San pergi mencari tempat tinggal Sam Im Sin Ni, maka gunung Taysan menjadi ramai," ujar Bee Kun Bu."Tidak salah, Bahkan Murid lelaki itu pun mulai curiga, kemudian menemui adik seperguruannya untuk menanyakan Pit Giok Cak itu.""Bagaimana adik seperguruan itu menjelaskannya?" tanya Bee Kun Bu tegang."Gadis itu cuma menangis, karena tidak tahu Pit Giok Cak itu merupakan kunci pintu gua Sam Im Sin Ni.""Kemudian bagaimana?""Gadis itu cuma memperlihatkan sepotong Pit Giok Cak. suhengnya terperanjat ketika melihat Pit Giok Cak itu cuma tinggal sepotong. Sebelum dia melampiaskan kemarahannya, Sumoynya itu justru telah mencabut pe-dang, dan mendadak menusuk dadanya sendiri.""Haah?" Bee Kun Bu terbelalak "Dia bunuh diri?" "Ya." Wanita tua itu mengangguk. "Suhengnya ter-perangah atas tindakan Sumoynya itu, dia berdiri seperti kehilangan sukma.""Setelah kejadian itu, bagaimana murid lelaki itu?" "Setelah itu, murid lelaki itu pun pergi, dan ketika pulangmembawa dua pasang muda-mudi, Ternyata dia menerima dua pasang muda-mudi itu sebagai muridnya, Sejak itu dia tidak pernah meninggalkan istana Pit Sia Kiong lagi." "Cianpwce begitu jelas tentang kejadian itu, apakah Cianpwee punya hubungan dengan kejadian itu?" tanya Bee Kun Bu mendadak"Aku adalah darah daging pemuda dan murid wanita itu," jawab wanita tua itu dengan air mata bereucuran"Apa?" Bee Kun Bu melongo, "Itu... itu bagaimana mungkin?""Secara diam-diam murid wanita itu melahirkanku, kemudian aku dititipkan pada orang lain." Wanita tua itu memberitahukan "lbuku juga meninggalkan amanat, bahwa selamanya aku harus menghindari istana Pit Sia Kiong itu, Akan tetapi setelah aku dewasa, akupun pergi mengambil sepotong Pit Giok Cak. Namun akhirnya aku malah diracuni oleh murid durhaka itu. Mudah-mudahan engkau bersedia ke istana Pit Sia Kiong tersebut menemui Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu untuk meminta obat dengan menggunakan sepotong Pit Giok Cak ini!"Bee Kun Bu diam saja, dan tanpa sengaja ia menundukkan kepala memandang Pit Giok Cak tersebut, Ternyata di Pit Giok Cak tersebut terukir semacam pemandangan, mirip sebuah telaga dan puncak gunung."Bersediakah engkau pergi ke istana Pit Sia Kiong?" tanya wanita tua itu karena melihat Bee Kun Bu diam Kun Bu tersentak, lalu cepat-cepat mendongakkan kepala sambil menatap wanita tua itu, Kapan wanita tua itu dilahirkan dan kapan ia ke istana Pit Sia Kiong mengambil Pit Giok Cak itu? Ternyata Bee Kun Bu tidak habis berpikir tentang ini, Tapi karena menyangkut rahasia pribadi orang, maka ia pun tidak mau bertanya, khawatir wanita tua itu akan tersinggung."ltu menyangkut mati hidupnya Cianpwee tentunya aku tidak akan menolak." jawab Bee Kun Bu dan menambahkan "Namun dari tadi kita terus bereakap-cakap, Cianpwee masih belum memberitahukan nama besar Cianpwee Kalau aku ke istana Pit Sia Kiong, aku harus memberitahukan apa?""Namaku Ciu Lin." Wanita tua itu memberitahukan "Aku dijuluki Miauw Muk Jin Mo lblis Mata Picak.""Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut, dari julukan itu sudah dapat diketahui bahwa wanita tua itu berhati kejam."Dalam tiga puluh tahun ini, aku jarang bertemu lawan yang setimpal di luar perbatasan maupun di seberang laut," ujar Ciu Lin. "Kwa Ih Kang, setan tertua di Swat Ling San yang berkepandaian tinggi itu pun tidak bisa berbuat apa-apa terhadap diriku, Berhubung tubuhku mengidap racun, maka aku tiada kesempatan bertanding dengan Kim Hun Tokouw- Lam Kiong Siu, lagi pula almarhumah pun telah berpesan, agar aku tidak cari gara-gara dengan istana Pit Sia Kiong."Ciu Lin memandang Bee Kun Bu dan melanjutkan "Engkau datang ke Swat Ling San ini, tentunya punya masalah dengan Lima Setan Swat Ling San. Engkau bersedia membantuku ke istana Pit Sia Kiong meminta obat pemunah racun itu, maka aku pun bersedia membantumu dalam hal menghadapi Lima Setan Swat Ling San itu."Oh?" Bee Kun Bu girang sekali, "Aku ingin bertanya, bagaimana kepandaian mereka?""Benarkah engkau sama sekali tidak tahu bagaimana kepandaian mereka?" Ciu Lin balik bertanya."Terus terang," jawab Bee Kun Bu jujur "Aku sudah bertemu empat setan itu. Kiu Tok Ciu-Liu Bwee sangat licik dan banyak akalnya, bahkan juga mahir berbagai formasi Ngo Heng, Kiu Kiong dan Pat Kwa, Tan Cun Goan memiliki Lweekang tinggi, Ling Coa Hong Tok Oey Hue ahli dalam hal racun, sedangkan Ciak Bin Sal Sin tidak begitu tinggi kepandaiannya. Apakah Lam Thian It Sat berbeda dengan keempat saudara seperguruannya?""Lam Thian It San-Kwa Ih Kang adalah saudara tertua, tentunya berbeda dengan yang lain," sahut Ciu Lin sambil tersenyum "Sebelum terkena racun, aku pernah datang di Swat Ling San ini untuk menyelidiki riwayat hidup ibuku, Aku bertarung dengan empat setan, Seperti apa yang engkau katakan, Tan Cun Goan memang memiliki Lweekang tinggi, Kui Tok Ciu-Liu Bwee sangat licik dan mahir pula membentuk berbagai macam fornasi, Ling Coa Hong Tok-Oey Hue adalah pakar racun, ilmu silatnya tidak begitu tinggi, apalagi Ciak Bin Sat Sin itu, cuma sok jago tapi kosong, Lain halnya dengan Lam Thian It Sat-Kwa Ih Kang, dia memang berkepandaian tinggi.""Kalau begitu, berarti Cianpwee pernah bertarung dengan Lam Thian It Sat?" tanya Bee Kun Bu."Tidak salah." Ciu Lin tersenyum "Setelah aku sampai di Siang Cing Koan, markas Lima Setan Swat Ling San itu, aku dan Lam Thian It Sat pun bertarung sengit Walau sudah lebih dari tiga ratus jurus, tapi masih tiada yang kalah dan menang, Kami boleh dikatakan setanding, maka aku pun amat kagum akan kepandaiannya Oleh karena itu, aku memberitahukan tentang tujuanku ke Siang Cing Koan, dia pun menanggapi dengan serius, sehingga kami pun berhenti bertarung, Setelah aku diracuni aku kemari untuk mengobati diriku sendiri, itu disebabkan tempat ini sangat aman, lagi pula musuh-musuhku pun tidak berani lancang memasuki Swat Ling San ini. sedangkan Lam Thian It Sat juga mengijinkan untuk tinggal di tempat ini.""Setelah bertarung dengan Lam Thian It Sat, apakah Cianpwee tahu ilmu silatnya berasal dari mana?""Memang berasal dari Tionggoan, namun telah dicampur adukkan dengan ilmu silat suku Miauw, seperti halnya ilmu silatku." Ciu Lin memberitahukan "llmu silat andalan Lam Thian It Sat adalah Im Hong Toan Hun Ciang llmu Pukulan pemutus Roh, PukuIan itu dapat menembus nadi menghancurkan jantung, bahkan mampu melukai orang dalam jarak sepuluh langkah. Kalau engkau bertarung dengannya, haruslah menjaga jarak di luar sepuluh langkah. itu pasti menguntungkan dirimu, Tapi ada satu hal yang engkau harus ingat, yakni Hong Hwee Tong Goa Angin Api yang ada di bawah altar ruang Siang Cing Koan itu, jangan sampai terperangkap ke dalamnya.""Terimakasih atas penjelasan Cianpwee!" ucap Bee Kun Bu. "Oh ya, bolehkah Cianpwee memberitahukan di mana Siang Cing Koan itu?""Apa?" Ciu Lin tertegun "Jadi engkau masih belum tahu di mana Siang Cing Koan itu?""Ya." Bee Kun Bu mengangguk "Aku sama sekali tidak tahu, sehingga diriku terjebak masuk ke dalam jurang ini.""Ooooh!" Ciu Lin manggut-manggut. "Kui Tok Ciu tahu tidak mampu melawanmu, maka dia menjebakmu masuk ke jurang ini. Dia yakin aku membunuhmu, jadi dia ingin meminjam tanganku untuk melenyapkanmu. seandainya aku memberitahukan kepadamu di mana Siang Cing Koan itu, aku pun tidak akan merasa bersalah terhadap Lam Thian It Sat itu."Usai berkata begitu, Ciu Lin mengerutkan kening, kelihatannya sedang memikirkan sesuatu, Bee Kun Bu diam saja, Berselang sesaat, barulah Ciu Lin menatap Bee Kun Bu seraya berkata."Aku ke Siang Cing Koan sudah belasan tahun yang lalu, Di saat itu mereka juga mengurung Ku Cu Cen. Setelah berlalu belasan tahun, mungkin Siang Cing Koan itu pun telah dipugar dan dipasang berbagai jebakan. ""Aku tidak takut menghadapi jebakan-jebakan itu," ujar Bee Kun Bu."Engkau memang gagah berani, Kalau tidak, bagaimana mungkin engkau berani memasuki Swat Ling San ini?" Ciu Lin menatapnya da!am-dalam. "Keluar dari gua ini, engkau akan melihat sebuah puncak gunung yang mirip lima jari manusia, Setelah melewati puncak gunung itu sejauh ratusan mil, akan tampak sebuah bangunan, itulah Siang Cing Koan." "Terimakasih, Cianpwee!" ucap Bee Kun Bu. "Aku mohon diri!""Engkau mau pergi?" tanya Ciu Lin dingin"Ya." Bee Kun Bu mengangguk "Memangnya kena pa?" "Bagaimana cara engkau meninggalkan tempat ini?" tanyaCiu Lin."Itu. " Bee Kun Bu memang tidak memikirkan hal ini."Akn., tidak tahu harus bagaimana ke luar dari sini.""Kalau aku tidak memberitahukan jalannya, engkau pasti tidak akan bisa keluar dart jurang ini," ujar Ciu Lin."Mohon Cianpwee sudi memberitahukannya!""Aku memang harus memberitahukan, namun,. " Ciu Linmenatapnya tajam "Engkau jangan lupa akan janjimu itu.""Harap Cianpwee berlega hati, aku tidak akan ingkar janji," sahut Bee Kun Bu sungguh-sungguh."Engkau pun harus ingat," ujar Ciu Lin memberitahukan "Kalau engkau tidak kembali dalam waktu enam buIan, aku pun tidak akan tertolong lagi."Bee Kun Bu jadi diam, sebab ia sendiri juga tidak tahu, apakah ia bisa kembali kemari dalam waktu enam bulan atau tidak."Sudahlah!" Ciu Lin menarik nafas panjang, "Aku pasrah dan mengikuti takdir saja, Namun mudah-mu-dahan engkau bisa kembali dalam waktu enam bulan dengan membawa obat pemunah racun itu.""Cianpwee, aku pasti berupaya agar bisa kembali ke mari tepat waktunya," ujar Bee Kun Bu berjanji"Mudah-mudahan!" sahut Ciu Lin. "Di belakangku terdapat sebuah lubang besar, di dalam lubang itu terdapat sebuah !orong, Engkau meloncat ke dalam lubang itu, dan melalui lorong itu engkau pasti dapat ke luar.""Oh?" Bee Kun Bu girang bukan main. Terimakasih, Cianpwee! Mudah-mudahan aku bisa kembali ke mari dalam waktu enam bulan!""Selamat jalan!" ucap Ciu Kun Bu melangkah ke belakang wanita tua itu, namun tidak melihat lubang tersebut"Cianpwee, di mana lubang itu?" tanya Bee Kun Bu heran. "Di balik batu yang besar itu!" Ciu Lin Kun Bu segera ke sana, tidak salah, di baliksebuah batu besar terdapat sebuah lubang yang cukup besar."Cianpwee, sampai jumpa!" ucap Bee Kun Bu, lalu meloncat ke dalam lubang itu. Memang tidak salah, lubang itu merupakan sebuah lorong yang amat panjang dan gelap pula....*****Bab ke 17 - Menghadapi Formasi Lima Unsur dan Barisan MacanSaat ini Bee Kun Bu sudah keluar dari jurang itu, Dapat dibayangkan betapa girang hatinya, sementara hari pun sudah gelap, namun diterangi oleh sinar bulan mendongakkan kepala dan terbelalak, ternyata ia melihat sebuah puncak gunung yang disebut Ngo Cih Hong Puncak Lima Jari. Menurut Miauw Muk Jin Mo Ciu Lin, setelah melewati puncak gunung itu sejauh ratusan mil, akan tampak sebuah bangunan yakni Siang Cing itu, Bee Kun Bu segera mengerahkan ginkangnya menuju puncak gunung itu, Tak lama ia mulai memasuki sebuah rimba yang penuh pepohonan dan batu-batu aneh, otomatis membuatnya tidak bisa mengerahkan ginkangnya lagi, hanya bisa berlari berkelebat sosok bayangan putih. Sosok bayangan putih itu berhenti di atas sebuah batu yang jaraknya sepuluhan depa di hadapan Bee Kun Bu. Sosok bayangan itu ternyata orang berbaju Lima Jari adalah tempat penting di Swat Ling San!Siapa yang memasuki tempat ini, harap memberitahukan nama, agar dilaporkan pada ketua!" bentak orang berbaju putih Kun Bu memandang orang berbaju putih itu, ia yakin bahwa orang itu cuma sebagai penjaga ditempat tersebut, maka Bee Kun Bu tidak menghiraukannya, dan langsung melesat ke depan orang berbaju putih itu mengeluarkan semacam terompet, lalu ditiupnya sehingga suaranya mendengung- Kun Bu memutar badannya, maksudnya ingin menangkap orang berbaju putih tersebut, akan tetapi, ketika ia memutar badannya, orang berbaju putih itu hilang entah ke membuat Bee Kun Bu terheran-heran, tapi kemudian ia teringat sesuaiu. Jangan-jangan kini ia berada di dalam semacam formasi, sebab ia pernah mengalami hal semacam ini ketika melawan Kiu Tok Ciu-Liu karena itu, ia mulai berhati hati dan siap menghadapi segala sesuatu, MuIailah ia berjalan menuju ke depan, Berselang beberapa saat, ia merasa heran karena tidak melihat suatu keanehan apa mengayunkan kakinya lagi. Pada waktu bersamaan terdengarlah suara tawa panjang di balik sebuah pohon, Seketika juga Bee Kun Bu mencabut pedang pusaka yang terselip di punggungnya. Trang! Bee Kun Bu sudah menggenggam pedang tawa itu terdengar lagi di balik pohon lain, tapi tidak tampak orangnya."Kalian para setan Swat Ling San, sudah banyak melakukan kejahatan." bentak Bee Kun Bu lantang, "Aku harap kalian keluar! Kalau tidak, kalian pasti menyesal!"Terdengar lagi suara tawa panjang, Berselang sesaat, muncullah belasan orang mengurung Bee Kun Kun Bu memandang mereka satu persatu, tampak dua orang di antara mereka berpakaian aneh. Bee Kun Bu juga terkejut, sebab belasan orang itu mengurungnya berdasarkan semacam formasi yang berbentuk Kiu Kiong dan Pat Kwa."Siapa engkau? Berani bertingkah di sini!" bentak orang yang berpakaian putih."Aku Bee Kun Bu, murid partai Kun Lun!" sahut Bee Kun Bu memberitahukan. "Aku ke mari ingin bertemu Kwa Ih Kang, sekaligus menangkap Souw Peng Hai dan Co Hiong! Harap kalian melapor pada Kwa Ih Kang, agar dia menyerahkan kedua orang itu padaku! Kalau ttdak, aku pasti meratakan Siang Cing Koan!""Partai Kun Lun jauh di Tionggoan, sama sekali tiada hubungan dengan Swat Ling San!" sahut orang berpakaian aneh, "Aku sudah menerima perintah dari ketua, melarang siapa pun yang ingin menemuinya. Tempat ini merupakan jalan masuk ke Siang Cing Koan, juga merupakan tempat larangan! Aku harap engkau tahu diri dan segera mundur! Kalau tidak, kami terpaksa me-nangkapmu!""Aku sudah bertemu empat setan Swat Ling San, bahkan juga sudah bertarung dengan mereka! Kalau kalian tahu diri, cepatlah buang senjata kalian dan segera tinggalkan tempat ini!" sahut Bee Kun Bu dingin. "Hm!" dengus orang berpakaian aneh. "Kematianmu sudah berada di ambang pintu, tapi masih berani omong besar! sekarang aku akan menyuruhmu merasakan ke-lihayan formasi lima unsur dari Swat Ling San kami!"Usai membentak, orang itu pun segera memberi aba-aba, dan seketika juga sembilan orang yang mengurung Bee Kun Bu menghunus senjata masing-masing, lalu berputar-putar dan menyerang Bee Kun Kun Bu tidak tahu bagaiman keanehan formasi lima unsur itu. ia cuma mengayunkan pedangnya ke arah orang berbaju putih, Maksudnya ingin membunuh orang itu dengan sekali tetapi, ketika pedangnya berkelebat ke arah orang baju putih itu, ia pun mendengar suara desiran senjata lain di belakangnya, Ternyata ia pun diserang dari belakang, sedang orang baju putih itu secepat kilat meloncat ke boleh buat! Bee Kun Bu harus berkelit pula, Kemudian ia pun memutar pedangnya menangkis semua senjata yang Terdengar suara benturan senjata, bunga api pun waktu bersamaan, sepuluh orang itu pun ber-putar- putar, lalu menyerang dan mundur berdasarkan lima unsur, yakni unsur Kim Emas, Muk Pepohon, Sui Air, Hwee Api dan Tou Tanah.Repot juga Bee Kun Bu menghadapi formasi tersebut sebab sepuluh orang itu dibagi lima pasang, kemudian lima orang menyerang dari bawah, dan yang lain menyerang dari atas. Setelah itu, berubah lagi dengan berbagai macam seranganpertarungan pun semakin seru, Ketika diserang dari bawah, Bee Kun Bu langsung menarik nafas dalam-dalam menghimpun Lweekangnya, lalu menangkis serangan- serangan itu dan meloncat ke belakang, namun tetap terkurung di dalam formasi terasa pertarungan sudah lebih dari dua puluh jurus, Bee Kun Bu tampak terkejut, karena tidak menyangka formasi lima unsur itu begitu hebat dan sulit dipecahkanTiba-tiba ia berdiri tegak di tempat, pedang diturunkan ke bawah menyentuh tanah, dan secara diam-diam dimasukkannya tangan kirinya ke dalam waktu bersamaan, serangan dahsyat pun mengarah padanya dari lima jurusan, Bee Kun Bu memekik keras sambil mengayunkan pedangnya untuk menangkis serangan- serangan itu, dan mendadak mengayunkan tangan kirinya."Aaakh!" Terdengar suara jcritan, tampak dua orang langsung Kun Bu tambah semangat, dan segera menyerang mereka dengan pedang dan jarum Toan Meng Cin. Terdengar lagi dua kali jeritan, ternyata dua orang lagi itu tampak sinar pedang berkelebatan, dan terdengarlah suara jeritan di sana-sini. Kini cuma tinggal empat orang, otomatis formasi lima unsur itu tidak dapat berfungsi terdengar suara siulan, kemudian ke empat orang itu pun langsung lari ke dalam rimba, Bee Kun Bu tidak mengejar mereka, melainkan memandang orang-orang yang tergeletak Salah seorang adalah orang yang berbaju putih, kelihatannya dia terluka oleh jarum Toan Meng berbaju putih itu merintih-rintih sambil mendekap perutnya, Keringatnya pun terus-menerus mengucur dari keningnya dengan sepasang mata mendelik-delik. Tak seberapa lama kemudian, orang itu pun itu, Bee Kun Bu terkejut tapi girang karena jarum Toan Meng Cin begitu lihay, Oleh karena itu, ia pun mengambil keputusan, apabila kelak bertemu lawan tangguh, ia akan menggunakan jarum tersebut Yang dimaksudkan lawan tangguh tentunya Kun Bu memandang yang lain, tampak dua orang terluka oleh pedangnya, tapi masih bernafas, justru membingungkannya, karena tidak tahu harus berbuat apa. Harus menolong mereka atau tidak? Di saat ia sedang bimbang, mendadak salah seorang yang luka itu menyerang dada Bee Kun Bu dengan mereka begitu dekat, sehingga sulit bagi Bee Kun Bu mengelak serangan yang mendadak itu. Namun ia masih sempat meloncat ke belakang, namun ujung golok itu berhasil merobek terhindar dari serangan itu, Bee Kun Bu pun mengucurkan keringat dingin, hampir saja nyawanya melayang. Karena itu, dapat dibayangkan betapa gusarnya Bee Kun Bu. ia segera menghimpun Lweekangnya, lalu memukul ke arah orang itu."Aaakh!" jerit orang itu dan terpental beberapa depa, dan nafasnya pun putus Kun Bu terdiri termangu-mangu, lama sekali barulah mengayunkan kakinya memasuki rimba itu, ia pun berharap akan bertemu Pek Yun Hui dan Gin Tie Suseng-Kim Eng Kun Bu terus melangkah, ia tahu bahwa tempat itu menuju Siang Cing Koan, tentunya banyak jebakan pula, maka ia melangkah dengan hati-hati sekali justru ia sama sekali tidak tahu bahwa dirinya sudah berada di dalam pengawasan penjaga di situ. Ternyata penjaga di situ sudah menerima laporan dari orang-orang yang menyerangnya ia mendengar suara semacam terompet, kemudian suara itu sambung-menyambung semakin Bee Kun Bu terus pasang telinga mendengarkan suara terompet itu. ia ingin memanfaatkan suara terompet itu sebagai petunjuk jalan, agar bisa mencapai Siang Cing suara terompet itu tidak terdengar lagi, badan Bee Kun Bu langsung melesat ke arah suara terompet itu, Akan tetapi, sungguh mengherankan Ketika sampai di tempat suara itu ia sama sekali tidak menemukan waktu bersamaan, terdengar lagi suara terompet sejauh setengah mil itu membuat Bee Kun Bu terheran-heran Ternyata suara terompet itu berada di tempat yang dilaluinya ketika masuk tadi, y "Hmm!" dengus Bee Kun Bu. "Mereka ingin memancing aku keluar, aku malah sengaja masuk ke dalam! Apakah kalian tidak akan keluar menyambutku?"Bee Kun Bu melesat ke dalam Terdengar lagi suara terompet, kali ini suara terompet tersebut berada jauh di depan sekitar tiga mil, Seketika juga ia melesat ke tempat itu. Berselang beberapa saat kemudian, ia sudah sampai di suatu tempat yang penuh ditumbuhi rerumputansementara malam pun semakin larut, sedangkan suara terompet itu terus berkumandang, seakan memberitahukan tentang kedatangan Bee Kun Bee Kun Bu melihat puluhan pasang bintik terang menyorot ke arahnya, ia mengernyitkan keing, tidak tahu benda apa itu, namun sudah bersiap untuk menghadapi segala kemungkinanSetelah mendekat, barulah ia terbelalak, ternyata bintik- bintik yang menyala terang itu adalah mata macan. Belasan ekor macan yang garang semakin mendekat, kemudian mengaum keras menggetarkan tempat belasan ekor macan itu menerjang ke arah Bee Kun Bu dengan terkaman Cepat-cepat Bee Kun Bu mengayunkan pedangnya, seketika juga belasan ekor macan itu meloncat mundur Kelihatannya macan-macan itu takut akan sabetan pedang Bee Kun Bu. Macan-macan itu mengaum keras lagi. Bee Kun Bu berpikir, tiada gunanya melawan macan-macan itu. Walau ia mampu membunuh semua macan itu, tapi akan menghamburkan tenaganya, maka lebih baik menghindarSetelah berpikir demikian, Bee Kun Bu memutar badannya, Namun ketika ia baru mau meloncat pergi, sekonyong-konyong muncul lagi belasan macan menghadang di hadapannya, bahkan terdengar suara tawa dingin, dan menyusul suara tua yang serak."Bee Kun Bu, kini engkau sudah terkurung oleh barisan macan! Kalau engkau tahu diri, masih ada kesempatan bagimu untuk meninggalkan tempat ini! Tapi kalau tidak jangan mempersalahkan pihak Swat Ling San bertindak kejam terhadapmu!"Bee Kun Bu terkejut ia tidak menyangka macan-macan itu telah dilatih dan mampu membentuk suatu barisan"Aku sudah mendapat pelajaran formasi lima unsur, itu cuma merupakan formasi anak kecil! Oleh karena itu, aku pun ingin belajar kenal dengan barisan macanmu ini!" sahut Bee Kun Bu dingin"Engkau yang menghendaki begitu, jangan mempersalahkanku!" Terdengar lagi suara serak, kemudian disusul oleh suara mengherankan, ketika macan-macan yang berjumlah tiga puluh enam ekor itu mendengar suara terompet, semuanya langsung duduk, Tak lama terompet itu berbunyi lagi, seketika juga macan-macan itu bangkit sambil mengaum Kun Bu terperanjat sebab macan-macan itu sangat menurut pada suara terompet."Aku harus berhati-hati!" ujarnya dalam hati, "Aku tidak melihat orang itu, tapi dia mampu memberi perintah pada macan-macan dengan suara terompet, itu membuktikan bahwa orang itu berkepandaian tinggi, aku tidak boleh meremehkannya!"Terdengar lagi suara terompet berbunyi aneh. Mendadak macan-macan itu berputar-putar mengelilingi Bee Kun Bu sambil mendongak-dongakkan kepala menatapnya tajam."Bee Kun Bu, engkau masih muda dan sudah terkenal di rimba persilatan Tionggoan, kenapa engkau malah ingin cari mati di tempat ini? Aku beri kesempatan terakhir padamu, cepatlah tinggalkan tempat ini! kalau tidak, begitu aku memberi perintah pada macan-macan itu, sulit bagimu untuk meloloskan diri!"sesungguhnya Bee Kun Bu memang sudah amat terkejut menyaksikan barisan macan-macan itu, tapi ketika mendengar ucapan orang itu, timbullah rasa panas dalam hatinya, lalu tertawa panjang."Mati atau hidup bukan merupakan masalah besar, maka engkau tidak perlu bermurah hati padaku!" ujar Bee Kun Bu lantang, "Aku berani memasuki Swat Ling San ini, tentunya sudah tidak menghiraukan soal mati lagi! Oleh karena itu, cepatlah perintahkan macan-macanmu itu menyerangku!"Tiada sahutan, rupanya orang itu amat kagum pada keberanian Bee Kun Bu. sementara macan-macan itu sudah tampak tidak sabaran, sebab sudah sekian lama menunggu perintah, dan mereka pun mulai kacau."Yaaah!" Terdengar suara helaan nafas, "Kalau be-gitu, harap Bee siauhiap berhati-hati!"Terompet berbunyi lagi tiga kali dengan nada aneh, Begitu mendengar suara terompet itu, tampak tiga ekor macan langsung menerkam Bee Kun ayal lagi Bee Kun Bu pun segera mengayunkan pedangnya, ia menyerang ketiga ekor macan itu dengan jurus Thui Coan Moh Goat Mendorong jendela Memandang Bulan, kemudian disusul pula dengan jurus Ceh Li Thou Cun Gadis Menenun Sutera.Akan tetapi, ketika ia menyerang ketiga ekor macan itu, tiba-tiba terompet berbunyi lagi, lalu tampak enam ekor macan menerkam Bee Kun Bu dari Kun Bu langsung memutar pedangnya dengan jurus Um Coan Hui Uh UIar Terbang Menari Lincah, yaitu salah satu jurus dari ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat yang diserti dahsyat jurus itu, sehingga tiga ekor macan terpental terkena serangan tersebut Namun pada waktu bersamaan, lima ekor macan lainnya menerkam ke arahnya .Bee Kun Bu terpaksa memutar pedangnya membentuk sebuah payung melindungi dirinya, Kelima ekor macan itu terdorong mundur Ternyata Bee Kun Bu menyalurkan Lweekang pada pedangnya, sehingga menimbulkan segulung angin berhembus ke arah macan-macan yang menerkamnya kelima ekor macan itu terdorong mundur, tapi maju lagi macan lain menerkamnya, sehingga Bee Kun Bu kewalahan menghadapinya, Cepat-cepat ia mengerahkan ginkangnya lalu meloncat ke saat itu terdengar lagi suara terompet Semua macan itu langsung mundur, kemudian duduk diam, tentunya membuat Bee Kun Bu tereengang."Bee Kun Bu, apakah engkau punya hubungan dengan Tan Cun Goan?" tanya orang ketika bertanding dengan Tan Cun Goan di permukaan sungai, secara diam-diam Bee Kun Bu telah mempelajari ginkang Tan Cun Goan, Maka tadi tanpa pikir lagi, ia langsung mengerahkan ginkang tersebut"Aku memang pernah dua kali bertemu, namun aku tiada hubungan dengannya!" sahut Bee Kun Bu dingin. "Kalau begitu, kenapa engkau mahir ilmu ginkangnya yang disebut Ti Yun Chung Menembus Kelangit?""ltu bukan ilmu rahasia, maka aku mahir ilmu ginkang itu," sahut Bee Kun Bu sambil tertawa."Hm!" dengus orang itu dingin. "Meskipun engkau berkepandaian tinggi, tetap sulit bagimu untuk meloloskan diri dari kepungan barisan macan ini!"Usai berkata begitu, orang itu pun langsung meniup terompetnya, Macan-macan yang diam itu segera mengaum keras dan menyeringai Tiga puluh enam ekor macan itu mulai mendekati Bee Kun Bu, dan siap terdengar suara terompet meninggi, dan seketika juga tampak empat ekor macan menerkam ke arahnya, Kali ini Bee Kun Bu tidak bertindak main-main lagi, kecuali bergerak cepat dan mengayunkan pedangnya secepat kilatKeempat ekor macan itu tersabet pedang, dan langsung roboh dan tak bangun lagi, sedangkan yang tiga puluh dua ekor lagi kelihatan bertambah garang dan berpular-putar mengurung Bee Kun Bu. Mendadak muncul lagi empat ekor, ternyata menggantikan macan yang terluka tadi, sehingga jumlah mereka tiga puluh enam ekor seperti berbunyi lagi, dan seketika juga macan-macan itu menerkam Bee Kun Bu secara bergantian Bee Kun Bu terpaksa memutar-mutar pedangnya untuk melindungi diri, Akan tetapi, macan-macan itu terus-menerus menerkamnya."Bee Kun Bu!M Terdengar suara dingin. Tidak gampang engkau memperoleh kepandaian tinggi, lebih baik engkau pergi sekarang! jangan sampai aku perintahkan macan-macan itu mencabik-cabik tubuhmu!""Aku bukan orang yang takut mati dan gampang digertak!" sahut Bee Kun Bu sambil tertawa gelak, "Eng-kau boleh perintahkan macan-macan ini untuk mencabik-cabik tubuhku!" Ketika menyahut, Bee Kun Bu juga pasang kuping untuk mendengar suara tadi berasal dari mana, Sebab macan- macan itu tunduk pada orang yang meniup terompet, maka jalan satu-satunya adalah menangkap orang itu."Aku cukup baik memperingatkanmu, namun engkau tidak mau menurut!" ucap orang yang bersembunyi itu. "Apa boleh buat, jangan mempersalahkanku berlaku kejam padamu!"Ketika orang itu baru mau meniup terompetnya, Bee Kun Bu segera mengayunkan tangannya, Ternyata ia sudah tahu orang itu bersembunyi di mana, dan segeralah menyerangnya dengan jarum Toan Meng Cin."Aakh!" Terdengar suara jeritan, orang itu roboh dan sekaligus terguling keluar dari tempat Kun Bu tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. ia pun segera menyerang mata dua ekor macan. Kedua macan itu mengaum keras, karena mata masing-masing telah tertusuk pedang Bee Kun tiga puluh enam ekor macan itu bergerak menurut suara terompet Kalau tidak mendengar suara terompet, maka barisan macan itu akan kacau dengan sendirinya, Apalagi dua ekor macan telah buta matanya, sehingga mengamuk ke sana ke mari membuat barisan itu bertambah itu dimanfaatkan Bee Kun Bu. Cepat-cepat ia mengayunkan pedangnya menyerang macan-macan ekor roboh mandi darah, sedangkan Bee Kun Bu tidak berhenti sampai di situ. Macan-macan itu tergeletak mandi darah, sisa beberapa ekor langsung kabur ke dalam seketika suasana di tempat itu. Bee Kun Bu berdiri termangu-mangu, beberapa saat kemudian, barulah mengayunkan kakinya mendekati orang yang terkena senjata rahasianya. Orang itu berusia enam puluhan, namun nyawanya telah putus, Bee Kun Bu menarik nafas panjang sambil menggeleng-gelengkan kepala, timbul rasa ibanya pada orang tua itu. Maka ia berjanji dalam hati, tidak akan sembarangan menggunakan jarum Toan Meng Cin saat bersamaan, tiba-tiba terdengar semacam suara siulan yang amat tajam, Bee Kun Bu segera bersiap-siap menghadapi apa yang akan terjadisekonyong-konyong tampak puluhan panah meluncur ke arah Bee Kun Bu. Begilu cepat luncuran panah itu, membuat Bee Kun Bu tidak sempat berpikir lagi, ia langsung memutarkan pedangnya untuk melindungi diri dan puluhan panah itu tersapu rontok oleh putaran pedang Bee Kun Bu."Jangan bertindak secara sembunyi-sembunyi, itu adalah pengecut! Ayoh! Cepat perlihatkan diri kalian!" sahutan, meluncur lagi puluhan panah ke arahnya, Kali ini Bee Kun Bu memutar pedangnya sambil meloncat ke tempat luncuran panah-panah tersebutAkan tetapi, di tempat itu tidak tampak seorang pun, namun Bee Kun Bu yakin ada orang bersembunyi di situ."Aku tahu kalian bersembunyi di balik air terjun itu!" ujar Bee Kun Bu lantang, Ternyata di tempat itu terdapat air terjun, "Kalau kalian tidak keluar, aku pasti menyerang kesitu!""Engkau mundur beberapa depa, kami akan segera keluar!" Terdengar suara sahutan sahutan itu membuat Bee Kun Bu terheran-heran, sebab suara itu mirip suara wanita tapi juga mirip suara lelaki, Walau terheran-heran, ia tidak lupa meloncat mundur beberapa depa."Aku sudah mundur beberapa depa, harap kalian keluar!" dua anak kecil melesat keluar, Usia anak kecil itu sekitar lima belasan, dengan rambut dikuncir ke atas, Masing- masing menggenggam pedang, dan langsung menyerang Bee Kun Kun Bu agak melongo ketika melihat dua anak kecil melesat keluar dari balik air terjun, justru ia tidak menyangka kalau kedua anak kecil itu akan menyerangnya secara mendadak, ia langsung meloncat mundur dan ujarnya sambil tertawa."Kalian berdua masih kecil, ada dendam apa kalian berdua denganku? Kenapa menyerangku dengan panah, dan kini menyerangku lagi dengan pedang?"Kedua anak kecil itu tidak menyahut, sebaliknya malah menyerang Bee Kun Bu lagi dari dua masih kecil, kedua anak itu memiliki ilmu pedang yang cukup lihay, sayangnya mereka masih kecil sehingga Lweekang mereka belum tinggi."Eeh?" Bee Kun Bu tertawa geli, "Kalian berdua sudah tidak menyayangi nyawa sendiri? Aku bertanya sekali lagi, kenapa kalian menyerangku? Kalau kalian tidak menjawab, aku pasti menghajar kalian!"Kedua anak kecil itu tetap tidak menyahut, Salah satunya malah menyerang Bee Kun Bu dengan sengit menggunakan jurus Tou Ciok Mun Lou Menyambit Batu Menanya Jalan, Yang satu lagi menyerang Bee Kun Bu dengan jurus Pat Hong Hong Ih Hujan Angin Delapan Penjuru.Bee Kun Bu terkejut juga menyaksikan serangan-serangan mereka, ia langsung menangkis menggunakan jurus Thian Kang Loh Mo lb!is Terbang Kelangit, itu merupakan jurus yang sangat dahsyat Akan tetapi mendadak kedua anak kecil itu membuang pedang masing-masing, kemudian menjatuhkan diri sambil menangis Kun Bu terbelalak ia tidak mengerti kenapa kedua anak kecil itu mendadak menangis begitu. "Hei, bocah! Kalian berdua tiada permusuhan denganku kenapa melancarkan serangan gelap terhadap-ku?" tanya nya."Engkau kejam!" sahut salah seorang anak kecil itu sengit "Engkau telah membunuh kakekku dengan senjata rahasia, maka kami harus menuntut balas! Tapi kami masih kecil, bukan lawanmu! Kalau kelak sudah besar kami berdua pasti membunuhmu untuk membalas dendam kakekku!"Bee Kun Bu teriegun, ia memandang kedua anak kecil itu, kemudian tanyanya heran."Apakah orang tua itu kakek kalian?"Kedua anak kecil itu tidak menyahut, melainkan terus menangis sedih, itu membuat Bee Kun Bu salah tingkah, dan tidak tahu harus berbuat apa?"Sudahlah!" ujar Bee Kun Bu seakan menghibur "Kalian berdua tidak perlu menangis, orang sudah mati tidak bisa hidup lagi, Kakek kalian menurut pada perintah Lima Setan Swat Ling San, itu pertanda ia bukan orang baik. Oleh karena itu, kalian berdua jangan mencontohi kakek kalian itu, dan harus jadi orang baik.""Siapa bilang kakekku bukan orang baik? Engkau yang jahat!" bentak salah seorang anak itu."Adik, jangan mencaci orang!" ujar anak yang memakai baju hijau, "Kakak akan bertanya padanya."Tanyalah!" sahut Bee Kun Bu cepat"Engkau bukan orang Swat Ling San?" tanya anak yang berbaju hijau."Aku datang dari Kwat Cong San di Tionggoan, murid partai Kun Lun," jawab Bee Kun Bu memberitahukan, "Aku ke mari ingin membuat perhitungan dengan Lima Setan Swat Ling San, maka bagaimana mungkin aku orang Swat Ling San?" "Kalau begitu, engkau naik ke mari dari mana?" Bocah berbaju hijau menatapnya tajam."Aku ke mari melalui Bo Cih Hong Puncak ibu Jari," jawab Bee Kun Bu heran, "Memangnya kenapa?""Apakah engkau bertemu formasi di tempat itu?Bagaimana caramu meloloskan diri dari formasi itu?" Tanya bocah berbaju hijau dan tampak bingung pula."Di tempat itu memang ada formasi lima unsur, tapi telah kupecahkan." Bee Kun Bu bocah itu tampak kurang pereaya, Mereka memandang Bee Kun Bu dengan mata terbelalak"Bukankah tadi aku sudah bilang pada kakek kalian, apakah kalian berdua tidak mendengar?" Bec Kun Bu tersenyum."Kakak!" ujar bocah berbaju merah pada saudaranya, "Tidak salah, orang ini bukan orang Swat Ling San.""Dia telah membunuh kakek," sahut bocah berbaju hijau, "Dia... dia bukan orang baik."Pereakapan kedua bocah itu membuat Bee Kun Bu tidak habis berpikir, sebab kedengaran kakek mereka bukan anak buah Lima Setan Swat Ling San, namun kenapa kakek mereka menjaga di tempat itu bersama macan-macan."Adik kecil, kalian berdua jangan emosi," ujar Bee Kun Bu lembut. "Biar aku menjelaskan persoalan itu. Aku ke mari justru ingin membasmi Lima Setan Swat Ling San, tapi kakek kalian menghalangiku, bahkan memberi perintah pada macan- macannya untuk menerkam ku. Aku harus meloloskan diri, maka terpaksa turun tangan jahat terhadap kakek harus berterus terang padaku, kalau kalian bukan orang Swat Ling San, aku pasti mewakili kakek kalian membalas dendam, bahkan akan membawa kalian pergi meninggalkan Swat Ling San ini. Setujukah kalian?" "Engkau bukan orang Swat Ling San, tentunya orang baik," ujar bocah berbaju hijau, "Tapi kenapa engkau tega membunuh kakek kami?""Kalian harus tahu, barisan macan itu sangat lihay, Kalau aku tidak melukai kakek kalian, tentunya diriku yang bakal celaka, Kakek kalian juga bersalah, kenapa mau menjual nyawanya demi Lima Setan Swat Ling San?""Jangan mempersalahkan kakek kami!" Sahut bocah berbaju hijau, "Tubuh kakek kami mengidap racun ular, maka tidak bisa jalan, Kalau engkau tidak pereaya, aku akan mengajakmu pergi melihatnya.""Sebelumnya memang aku tidak tahu," ujar Bee Kun Bu. "Baiklah! Mari kita pergi melihat mayat kakekmu!"Mereka bertiga menuju tempat mayat orang tua itu tergeletak Ternyata di tempat itu terdapat sebuah kali kecil"Lihatlah!" Bocah berbaju hijau menunjuk mayat kakeknya, "Bukankah di punggung kakekku dibelenggu dengan rantai?"Bee Kun Bu memandang punggung orang tua yang lelah jadi mayat itu, memang ada rantai halus membelenggunya."Kenapa begitu? Bolehkah kalian memberitahukan padaku?" tanya Bee Kun Bu."Kakek kami ditangkap Lima Setan Swat Ling San, kemudian Ling Coa Hong Tok meracuni kakek, setelah itu mengurung kakek di balik air terjun untuk menjaga tempat ini." Bocah berbaju hijau memberitahukan. "Kakek kami pawang macan, tapi Lima Setan Swat Ling San khawatir kakek akan kabur, maka tulang punggung kakek dibelenggu dengan rantai besi. Sudah beberapa tahun kami ikut kakek tinggal di balik air terjun."" keluh Bee Kun Bu dan merasa menyesal sekali telah menggunakan jarum Toan Meng Cin untuk membunuh orang tua itu, ia tak menyangka bahwa orang tua itu bukan orang Swat Ling San. "Adik-adik, mari kita kubur mayat kakek kalian!""Kini kakek sudah tidak punya nyawa!" sahut bocah berbaju merah, "Mayat itu jangan diganggu, biarkan saja begitu!""Kenapa?" tanya Bee Kun Bu heran."Kakek pernah berpesan begitu pada kami," Bocah berbaju hijau memberitahukan."Kalau begitu. " Bee Kun Bu menarik nafas panjang,"Baiklah! Oh ya, kenapa kakek kalian bisa ditangkap Lima Setan Swat Ling San?""Beberapa tahun lalu, kakek mengajak kami berdua ke gunung mencari rumput obat, tak disangka bertemu Lima Setan Swat Ling San, akhirnya mereka bertarung Padahal kakek tidak kalah melawan mereka, tapi kami berdua ditangkap duluan untuk dijadikan sandera, maka kakek terpaksa menyerah," tutur bocah berbaju hijau, "Setelah itu, Ling Coa Hong Tok meracuni dan mengurung kakek di balik air terjun, bahkan memasang rantai besi di punggungnya, agar kakek tidak bisa kabur.""Aaakh. !" Bee Kun Bu menarik nafas panjang danbertambah menyesal, karena telah salah tangan membunuh orang tua itu dengan jarum Toan Meng Cin. "Kalian berdua harus ingat, aliran Swat Ling San adalah musuh kalian, Maka setelah kalian dewasa kelak, kalian harus menuntut balas!""Kakek sudah bilang, kalau kakek mati, kami berdua harus berusaha kabur dari tempat ini," ujar bocah berbaju hijau."Kakek kalian pernah bilang, bahwa kalian harus pergi mencari siapa?" tanya Bee Kun Bu sambil memandang mereka berdua."Kami akan pergi mencari paman," sahut bocah berbaju merah. "Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut, "Kalian tahu jalan keluar dari tempat ini?""Tahu." Bocah berbaju merah mengangguk "Setiap hari kami berdua berkeluyuran di gunung ini, maka tahu jalan keluar.""Engkau bukan orang Swat Ling San, lebih baik aku beritahukan," sambung bocah berbaju hijau, "Kakek memang punya rencana untuk membalas dendam, maka kami disuruh belajar ginkang agar lebih leluasa berkeluyuran di gunung ini. Kami telah menemukan sebuah jalan di belakang gunung, Memang agak sulit melewati jalan itu, tapi aman sebab tiada penjaga di sana, Lagi pula orang-orang Swat Ling San pun tidak tahu jalan itu, maka gampang sekali kami kabur dari sini.""Kalau begitu, apakah kalian tahu jalan yang menuju Siang Cing Koan?" tanya Bee Kun Bu mendadak, "Tahu." Bocah berbaju hijau mengangguk "Bagus." Bee Kun Bu girang. "Kalau begitu, maukah kalian menunjukkan jalan itu, agar aku dapat membalas dendam kakek kalian?"Kedua bocah itu saling memandang, kemudian bocah berbaju merah mengarah pada mayat kakeknya, Ternyata mayat orang tua itu telah masuk sungai, dan mulai tengge!am."Kakek mulai tenggelam! Kakek mulai tenggelam!" teriak bocah berbaju Kun Bu pun mengarah ke sana, mayat orang tua itu memang sudah mulai tenggelam, seketika juga Bee Kun Bu berlutut menghadap ke arah mayat orang tua itu."Aku Bee Kun Bu mohon maaf, karena tidak tahu hal yang sebenarnya, maka menggunakan jarum Toan Meng Cin melukai Cianpwee, sehingga membuat Cian-pwee menemui ajal." sementara mayat itu terus tenggelam, akhirnya tidak kelihatan lagi, Bee Kun Bu menarik nafas panjang, kemudian ujarnya kepada kedua bocah itu."Tempat ini amat bahaya, maka aku akan mengantar kalian turun gunung, Sebelum berhasil mempelajari ilmu silat tinggi, janganlah kalian ke mari!""Kami sudah tahu jalan ke luar itu, tidak perlu diantar," sahut bocah berbaju hijau, "Sebaliknya engkau tidak tahu jalan ke Siang Cing Koan, maka harus bagai-mana?""Walau tidak tahu jalan ke sana, aku tetap harus maju." Bee Kun Bu tersenyum."Ngo Cih Hong Puncak Lima Jari terdiri dari lima puncak, dan setiap puncak merupakan tempat yang amat bahaya, Kalau engkau maju terus ke depan, itu sangat membahayakan dirimu," ujar bocah berbaju hijau dan menambahkan "Tadi engkau kelihatan menyesal, itu membuktikan engkau adalah orang baik, Jadi lebih baik kita bekerja sama, kami berdua akan menunjukkan jalan rahasia yang menuju Siang Cing Koan, Cepal sampai bisa pula cepat membunuh Lima Setan Swat Ling San, maka kakek pun dapat tenang di alam baka.""Baiklah." Bee Kun Bu mengangguk "Setelah itu, aku pun akan mengantar kalian turun gunung,""Kakek sudah berpesan, apabila dia mati, aku harus segera membawa adikku meninggalkan Swat Ling San. Aku tidak berani melanggar pesan itu, Aku akan menunjukkan jalan rahasia itu, lalu akan membawa adikku pergi," sahut bocah baju hijau, "Apakah engkau setuju?""Baiklah, aku setuju!" Bee Kun Bu mengangguk "Nah, sekarang engkau boleh menunjukkan jalan itu, aku ikut di belakang kalian.""Tadi suara terompet bergema sampai ke Siang Cing Koan, maka setiap tempat pasti dijaga ketat," ujar bocah berbaju hijau, "Jalan rahasia itu memang tiada seorang pun tahu, tapi kita tetap harus waspada." itu. "BetuI." Bee Kun Bu kagum sekali akan ketelitian bocah"Jalan rahasia itu berada di salah sebuah gua di balik air terjun Kita harus melalui gua itu, Tapi gua itu sangat gelap, engkau harus hati-hati." Bocah berbaju hijau memberitahukanSetelah itu, ia dan adiknya segera melesat ke arah air terjun itu, dan Bee Kun Bu segera melesat mengikuti kedua bocah itu. Tiba-tiba Bee Kun Bu melihat sebuah gua. Kedua bocah itu melesat ke dalamnya, kemudian Bee Kun Bu mengikuti dalam gua gelap gulita, Bee Kun Bu langsung menghimpun Lweekangnya untuk menjaga segala kemungkinan"Meskipun tempat ini amat gelap, kami tidak pernah menyalakan lampu, itu agar tidak terlihat orang, Coba perhatikan ke depan, itu adalah tempat duduk kami," ujar bocah berbaju hijau memberitahukan Bee Kun Bu melihat ke depan, memang tampak beberapa buah batu tempat duduk."Dapatkah engkau melihat keanehan gua ini?" tanya bocah berbaju merah mendadak sambil tersenyumBee Kun Bu segera memperhatikan gua tersebut, namun ia sama sekali tidak melihat keanehan apa ada jalan keluar kan?" Bocah baju merah tertawa. "Kalian mengajakku ke mari, maka aku yakin di dalam guaini terdapat jalan rahasia, Ya, kan?" Bee Kun Bu tersenyum"Betul Di dalam gua ini memang ada jalan rahasia," sahut bocah berbaju merah, "Namun Lima Setan Swat Ling San sama sekali tidak tahu, kalau kami berdua yang membuat jalan rahasia itu.""Oh?" Bee Kun Bu terbelalak Kedua bocah itu mendekati salah sebuah batu, lalu menggeserkannya, Ternyata di bawah batu itu terdapat sebuah lubang."Lubang ini merupakan mulut terowongan di bawah tanah, panjang terowongan sekitar tiga mil, tapi banyak tanah becek di sana, maka engkau harus mengikuti langkah kami," ujar bocah baju Kun Bu semakin kagum pada kedua bocah itu. Usia mereka masih begitu kecil, tapi justru memiliki daya pikir yang begitu panjang."Ayolah! Mari kita meloncat ke dalam!" ajak bocah berbaju merah dan langsung meloncat ke dalam lubang itu, Bocah berbaju hijau lalu menyusul, begitu juga Bee Kun di luar dugaan, ia merasa menginjak tanah keras. sedangkan bocah berbaju hijau segera menekan sebuah tombol, dan seketika lubang itu tertutup dibayangkan, betapa gelapnya terowongan itu. "Jalan di terowongan ini banyak turun naiknya, makaengkau harus berhati-hati!" pesan bocah berbaju merah."Kalian boleh segera melangkah, aku pasti mengikuti langkah kalian," sahut Bee Kun Bu sambil tersenyumKedua bocah itu mengangguk lalu mulai melangkah ke kiri, ke kanan dan ke depan, Bee Kun Bu terus mengikuti langkah mereka."Aku sama sekali tidak kenal ke dua bocah itu. Walau mereka berdua sangat mendendam pada Lima Setan Swat Ling San, tapi yang membunuh kakek mereka adalah aku. Kalau mereka menjebak aku di terowongan ini, bukankah aku akan menjadi repot sekali?" ujar Bee Kun Bu dalam hati, "Oleh karena itu, aku pun harus waspada."Kedua bocah itu terus melangkah semakin cepat, Bee Kun Bu terus mengikuti mereka dengan berhati-hati. Berselang beberapa saat kemudian, kedua bocah itu berhenti, Bee Kun Bu pun mengikuti berhenti dan tereengang"Kenapa berhenti di sini?" Tanyanya."Tidak lama lagi kita akan keluar dari terowongan ini, berarti kita sudah sampai di puncak ke dua dan terdapat dua jalan pula," jawab bocah berbaju hijau memberitahukan "Yang satu adalah jalan rahasia yang akan menembus ke belakang Siang Cing Koan, jalan yang lain harus melalui sisi puncak, tapi bisa secara diam-diam menuju Siang Cing Koan, Nah, engkau mau pilih jalan yang mana?""Bagaimana selisih waktu di antara kedua jalan itu?" tanya Bee Kun Bu."Kalau melalui jalan rahasia, itu akan memakan waktu sehari semalam," jawab bocah baju hijau, "Kalau melalui sisi puncak, mungkin akan terhalang oleh salju, maka menurutku lebih baik engkau menempuh jalan rahasia saja.""Baiklah. Aku akan menempuh jalan rahasia itu. Kalian boleh menunjukkan jalan rahasia itu, aku akan mengikuti kalian dari belakang," sahut Bee Kun Bu."Maaf!" ucap bocah berbaju hijau, "Sebelum kakek mati, dia sudah berpesan pada kami, jangan ke puncak ke tiga kalau kepandaian kami masih rendah, Oleh karena itu, kami tidak bisa menemanimu lagi.""Lalu bagaimana dengan kalian?" tanya Bee Kun Bu. "Kini kakek kalian telah mati, kalau kalian tidak ikut aku ke atas, kalian mau ke mana?""Aku akan pergi mencari paman, itu amanat kakek sebelum mati," jawab bocah berbaju hijau dengan mata basah, "Kami sudah tahu jalan untuk meninggalkan Swat Ling San ini, engkau tidak usah mengkhawatirkan kami!""Yaah!" Bee Kun Bu menarik nafas panjang, "Aku pun sangat menyesal Karena mengira kakek kalian itu orang Swat Ling San , maka aku menggunakan senjata membunuhnya Harap kalian berdua jangan menaruh dendam padaku!""Engkau telah membunuh kakek dengan senjata rahasia, kelihatannya kita sudah punya dendam berdarah, sesungguhnya kakek sudah punya rencana, dan memberitahukan pada kami berdua, bahwa dia sangat mendendam pada Lima Setan Swat Ling San. Akan tetapi kakek malah harus menjaga tempat itu agar tidak di-masuki orang lain, Kalau orang yang berkepandaian rendah, kakek pasti mengusirnya.""Kenapa begitu?" tanya Bee Kun Bu. "Kakek kalian mendendam pada Lima Setan Swat Ling San tapi kenapa mau membantu mereka mengusir orang yang ingin memasuki tempat itu?""Kakek bilang, kalau ada orang datang, tentunya ingin membunuh Lima Setan Swat Ling San. Tapi kalau yang datang itu tidak mampu memecahkan barisan ma-can, bagaimana mungkin melawan Lima Setan Swat Ling San itu? Lalu untuk apa harus mengantar nyawa ke Siang Cing Koan? Bukankah lebih baik pergi? ketika terkena senjata rahasia itu, kakek pun berpesan pada kami untuk menanyakan perguruanmu dan melarang kami memusuhimu, Namun. "Bocah berbaju hijau mulai terisak, "Kakek kami mati secara mengenaskan, maka kami berdua sangat sedih sehingga menyerangmu dengan panah, kemudian menyerang lagi dengan pedang. Kami telah melanggar pesan kakek, harap engkau sudi memaafkan kami kakak beradik!""Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut"Aku tahu engkau bernama Bee Kun Bu, tapi belum tahu dari perguruan mana," ujar bocah berbaju hijau, "Bolehkah engkau memberitahukan pada kami?""Aku murid partai Kun Lun." Bee Kun Bu memberitahukan sambil tersenyum, "Hian Ceng Totiang adalah guruku, aku datang dari Tionggoan." "Pantas engkau berkepandaian tinggi, ternyata berasal dari partai terkemuka di Tionggoan!" ujar bocah berbaju hijau terbelalak"Adik-adik kecil!" Bee Kun Bu tersenyum lagi, "Bolehkah aku tahu nama kalian dan nama kakek kalian itu?""Nama kami adalah Cui Cing Hiong dan Cui Cing Bun," jawab bocah berbaju hijau memberitahukan "Kakek bernama Cui It Peng, julukannya adalah Ju Houw Koai Siu Kakek Aneh Penakluk Harimau.""Kalian berdua masih kecil, bagaimana mungkin dapat menemukan paman kalian? Lebih baik ikut aku ke Siang Cing Koan, Setelah aku meratakan tempat itu, aku akan mengantar kalian pergi mencari paman kalian itu," usul Bee Kun Bu."Maafl" ucap Cui Cing Hiong, "Kami kakak beradik tidak berani melanggar amanat kakek, kita berpisah di sini, Kalau punya jodoh, kelak kita pasti berjumpa kembali"Jalan rahasia yang menuju belakang Siang Cing Koan itu, apakah kalian yang membuatnya? Selain katian, siapa yang tahu jalan rahasia tersebut?" tanya Bee Kun Bu."Jalan rahasia itu memang sudah ada," jawab Cui Cing Hiong dan menambahkan "Tapi kami berdua yang memperbaikinya, Kami yakin tidak ada orang lain yang tahu jalan rahasia itu.""Kalau begitu, kita terpaksa berpisah di sini, mudah- mudahan kita akan berjumpa kelak!" ucap Bee Kun Bu."Sebelum kakek menghembuskan nafas penghabisan dia pun menyuruh kami memberitahukan padamu," ujar Cui Cing Hiong. "Katanya, Lima Setan Swat Ling San sangat licik dan banyak akal busuk, maka engkau harus berhati-hati menuju ke Siang Cing Koan,"Terimakasih!" ucap Bee Kun Bu terharu, "Lima Setan Swat Ling San amat jahat, mereka berlima pasti akan mendapat ganjarannya! Aku akan segera ke sana, kalian berdua boleh pergi sekarang.""Mari kita naik ke atas dulu!" ajak Cui Cing dan adiknya langsung naik ke atas, Bee Kun Bu pun menyusul Ternyata mereka berada di dalam rimba. Bee Kun Bu menengok ke sana ke mari, kemudian matanya melihat sebuah jalan setapak."Jalan setapak itu menuju ke belakang Siang Cing Koan?" tanya Bee Kun Bu."Bukan." Cui Cing Hiong menggelengkan kepala, "ltu adalah jalan yang akan melalui sisi puncak. Sedangkan jalan rahasia yang menuju belakang Siang Cing Koan berada di dalam gua.""Di mana gua itu?" tanya Bee Kun Bu cepat."Tuh!" Cui Cing Hiong menunjuk sebuah batu besar, "Gcser batu itu, dibalik batu itu terdapat sebuah gua.""Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut Terima-kasih!" "Kalau begitu, kami harus segera meninggalkan tempat ini,sampai jumpa!" ucap Cui Cing Hiong, lalu mengajak adiknya meninggalkan tempat mereka berdua pergi jauh, barulah Bee Kun Bu mendekati batu besar itu. ia menggeserkan batu tersebut, tampaklah sebuah gua di balik batu Kun Bu memasuki gua itu, kemudian menutupnya kembali dengan batu tersebut, Gelap sekali di dalam gua itu tapi Bee Kun Bu tidak melihat dengan jelas, ia tidak bergerak maju, melainkan berdiri di situ sambil memperhatikan lorong gua itu, ia menghunus pedangnya, barulah melangkah ke dalam dengan hati-hati sekali, sebab ia sama sekali tidak tahu bagaimana keadaan di gua itu.***** Bab ke 18 - Pertarungan di Siang Cin KoanBee Kun Bu terus melangkah dengan hati-hati di dalam lorong itu. ia berlega hati karena tidak mengalami suatu kejadian apa pun. Entah berapa lama kemudian, ia sudah berada di ujung lorong, tapi tiada jalan menuju Kun Bu merasa heran, ia menengok ke sana ke mari, tetapi tidak melihat adanya jalan keluar itu membuatnya kebingungan Tidak mungkin kedua bocah itu membohonginya, namun berada di mana jalan ke luar itu?"sementara Bee Kun Bu berdiri sambil berpikir, tiba-tiba tampak sedikit cahaya menyorot ke dalam, tapi cepat sekali sudah hilang. Walau begitu, Bee Kun Bu sudah tahu cahaya itu berasal dari langit-langit ia meloncat ke atas sebuah batu, lalu tangannya meraba-raba langit-Iangit lorong tersebut seketika wajahnya berseri, ternyata tempat yang dirabanya itu bisa bergerak dan akhirnya terbuka sedikitBee Kun Bu melongok ke luar dan terbelalak, karena melihat sebuah halaman yang penuh ditumbuhi berbagai jenis bunga. Menyaksikan itu, hatinya merasa girang, Tiba-tiba ia pun bersiap-siap, ternyata melihat beberapa orang membawa lentera. Kelihatannya mereka itu pe-ronda, sedangkan cahaya yang dilihat Bee Kun Bu di dalam lorong tadi adalah cahaya lentera tersebutSetelah para peronda itu pergi, Bee Kun Bu menggeserkan batu yang di atas itu, lalu melompat ke luar sekaligus bersembunyi Batu yang digesernya itu adalah semacam batu hiasan di taman itu. Tak lupa Bee Kun Bu menggeserkan kembali, setelah itu barulah berendap-endap mendekati bangunan yang ada di ia melihat dua sosok bayangan, maka cepat- cepatlah bersembunyi di tempat yang gelap, Siapa ke dua orang itu, tidak lain adalah Ling Coa ilmu Tok-Oey Hue dan Kui Tok Ciu-Liu Bwce, yang sedang berjalan sambil bereakap- cakap, Namun kemudian, tampak lagi sosok bayangan melewati kedua orang itu, bahkan memperdengarkan suara keluhan, ternyata Ciak Bin , Sat Sin."kepandaian Ji Suheng semakin maju," ujar Ling Coa Hong Tok. "Ginkangnya sungguh mengejutkan!"Kiu Tok Ciu tertawa dingin, lalu sahutnya dengan suara nyaring."Dugaan adik telah salah, Ji Suheng terkena senjata rahasia, maka dia harus cepat ke Siang Cing Koan menemui Toa Suheng, agar segera diobati.""Pantas dia sama sekali tidak meladeni kita!" ujar Ling Coa Hong Tok. "Oh ya! Kok engkau tahu badannya terkena senjata rahasia? Lagi pula siapa yang menggunakan senjata rahasia melukainya?""Siapa yang menggunakan senjata rahasia melukainya, aku pun tidak tahu, mungkin salah seorang dari tiga orang yang kita jumpai itu," jawab Kiu Tok Ciu dan melanjutkan "Tadi ketika melewati kita, dia mengeluarkan suara keluhan, lagi pula tangan kirinya memegang erat-erat lengan kanannya, itu pertanda lengan kanannya terkena senjata rahasia.""Dua lelaki dan satu wanita yang kujumpai itu, salah satu lelakinya telah kita pukul ke dalam jurang, Meskipun dia berkepandaian tinggi, tidak akan selamat sedangkan lelaki dan wanita itu, jelas sudah memasuki puncak Lima Jari, mungin mereka masih terkurung di dalam formasi Lima Unsur, Tapi... kenapa Ji Suheng berlari begitu kencang seperti dikejar selan?""Walau Bee Kun Bu telah kita pukul ke dalam jurang, namun lelaki dan wanita itu juga berkepandaian tinggi," ujar Kiu Tok Ciu memberitahukan. "Engkau harus tahu, bahwa wanita itu yang mengalahkan Souw Peng Hai, namanya Pek Yun Hui. jangankan berdua, mungkin Toa Suheng masih tidak mampu mengalahkannya, Nah, alangkah baiknya kalau kita pergi menemui Toa Suheng untuk melaporkan itu."Kiu Tok Ciu segera mengerahkan ginkangnya, Ling Coa Hong Tok pun mengerahkan ginkangnya untuk mengikuti Kiu Tok Bee Kun Bu girang bukan main, karena secara tidak langsung ia telah tahu keadaan Pek Yun Hui dan Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw, Terlintas pula suatu pikiran, yakni mengikuti kedua orang Kun Bu segera mengerahkan ginkangnya menguntit kedua orang itu, dan sekaligus memperhatikan tempat Kiu Tok Ciu dan Ling Coa Hong Tok terus melesat ke depan, sama sekali tidak bereuriga ada orang menguntit girangnya Bee Kun Bu, tapi juga tidak habis berpikir, tempat mereka muncul tadi merupakan tempat apa? ia sama sekali tidak mengetahuinya. sesungguhnya itu adalah pos terakhir jadi setiap orang yang ingin ke Siang Cing Koan, harus melalui pos tersebut yang merupakan sebuah bangunan, Cvii Cing Hiong dan Cui Cing Bun, kedua bocah tersebut mengira bahwa bangunan itu adalah Siang Cing Koan, maka memberitahukan pada Bee Kun Bu, bahwa lorong rahasia itu akan menembus ke belakang Siang Cing beberapa saat kemudian, mereka sudah sampai di sebuah tebing yang sangat tinggi menjulang seakan menyambung dengan langit Di sisi tebing itu terdapat jurang yang sangat dalam, bahkan jalan yang menuju ke tebing itu pun sangat berbahaya, itu adalah Moh Siang Ngai Tebing Memandang Kampung Hala-man, Siang Cing Koan berada di sebuah bangunan yang amat besar berdiri tegar di tebing itu, yakni bangunan Siang Cing Koan yang megah. sementara Ciak Bin Sat Sin terus berlari menuju ke bangunan itu, Saat ini pintu Siang Cing Koan terbuka lebar, maka ia langsung menerobos ke da!am. Ling Coa Hong Tok dan Kiu Tok Ciu terlambat Setelah Ciak Bin Sat Sin menerobos ke dalam, barulah giliran Ling Coa Hong Tok dan Kiu Tok Kun Bu yang terus menguntit itu sudah tahu, bahwa bangunan itu adalah Siang Cing Koan, markas Lima Setan Swat Ling San. Karena tidak tahu jelas bagaimana keadaan di dalammu maka ia tidak berani bertindak ceroboh ikut menerobos ke dalam, melainkan bersembunyi di balik sebuah Bee Kun Bu bersembunyi dari dalam bangunan itu terdengar suara lonceng yang amat nyaring, berkumandang sampai puluhan mil Kun Bu mengira, bahwa bunyi lonceng itu sebagai tanda pemanggilan kepada para murid Swat Ling San untuk berlatih ilmu silat Namun setelah didengarkan dengan seksama, suara lonceng itu agak kacau, Mungkin telah terjadi sesuatu di dalam Siang Cing Koan menguntit Ling Coa Hong Tok dan Kiu Tok Ciu, Bee Kun Bu sama sekali tidak melihat orang lain, tapi kenapa... mungkinkah Pek Yun Hui telah sampai duluan ke dalam Siang Cing Koan? Tanya Bee Kun Bu dalam ia melihat puluhan sosok bayangan berkelebat menuju ke Siang Cing Koan, Ketika melihat bayangan- bayangan itu, ia pun berpikir, bagaimana cara menyelinap ke dalam Siang Cing Koan, karena ia ingin tahu apa yang telah terjadi di beberapa sosok bayangan melewati Bee Kun Bu menerobos ke dalam Siang Cing Koan, sedangkan yang lilin masih belum menyusui Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Bee Kun Bu. ia segera mengerahkan ginkangnya mengikuti mereka menuju pintu masuk bangunan sampai di dalam, hati Bee Kun Bu pun tersentak, ternyata di dalam terdapat suatu disiplin, yakni setiap orang berdiri ditempat yang sesuai dengan kedudukan masing- orang yang baru masuk itu, segera menuju ke tempat sebelah Timur, lalu berdiri diam di tempatKini Bee Kun Bu jadi serba salah, ia tidak tahu harus berdiri di mana, sebab kalau mundur pasti ketahuan, lagi pula telah masuk empat orang di belakangnya, posisinya memang dalam bahaya, tapi ia bernyali besar dan dapat berlaku tenang di saat demikian Kemudian secepat kilat ia melesat ke belakang kursi yang berkulit melesat ke tempat itu untuk bersembunyi, empat orang yang di belakangnya juga lelah masuk ke dalam, mereka menuju ke tempat sebelah Barat, lalu berdiri diam di persembunyian Bee Kun Bu memang stra-tegis, bisa melihat jelas seluruh ruangan itu, Tak seberapa lama kemudian, masuk lagi belasan orang, Bee Kun Bu pun menghitung, jumlah orang yang berada di dalam ruang tersebut sekitar empat puluhan dan masing-masing membawa beberapa saat, tampak seorang anak berbaju hijau berjalan ke luar dari dalam ruangan, menuju sebuah meja yang terdapat sebuah lonceng kecil di anak lelaki itu mengambil sebuah alat, lalu memukul lonceng itu tiga kali, dan terdengarlah suara lonceng yang amat nyaring, Sebelum suara lonceng itu hilang, di belakang ruangan itu muncul enam yang berjalan duluan itu tampak serius, namun Bee Kun Bu tidak mengenal inya, sedangkan lima orang lainnya adalah Souw Peng Hai, Ciak Bin Sat Sin-Sang Yang, Tan Cun Goan, Kiu Tok Ciu-Liu Bwee dan Ling Coa Hong Tok-Oey Hue. Keenam orang itu duduk di kursi masing-masing yang telah tersedia di ruang Siang Cing Koan. Lengan kanan Ciak Bin Sat Sin-Sang Yang telah dibalut, akan tetapi, orang yang pertama itu mendadak bangkit berdiri lalu memandangnya."Adik ke dua, bagaimana luka di lenganmu? Biar kuperiksa lukamu itu!" ujar orang Bin Sat Sin tampak menghormat sekali pada orang itu. ia langsung bangkit berdiri, lalu membuka balutan dan memperlihatkan luka itu memperhatikan luka di lengan Ciak Bin Sat Sin, lalu tertawa dingin"Melihat luka di lenganmu, dapat diketahui bahwa senjata rahasia itu mirip jarum Pho Yong Cin, tapi justru bukan jarum tersebut," ujar orang itu sambil mengernyitkan kening, "Untung jarum itu cuma melukai kulit luar, kalau masuk ke dalam, sulitlah untuk mengeIuar-kannya, Yang jelas jarum itu tidak mengandung racun, hanya jalan darah di lenganmu itu tertotok sedikit, sehingga lenganmu tidak bisa digerakkan Aku akan membantumu dengan Lweekang, agar lenganmu bisa digerakkan seperti semuIa."Orang itu langsung menggenggam lengan Ciak Bin Sat Sin, kemudian mengerahkan Lweekangnya untuk menembus ke jalan darah yang tertotok itu. Tak seberapa lama, ubun- ubun orang itu tampak mengeluarkan semacam Kun Bu terkejut ia yakin bahwa orang itu memiliki Lwekang yang amat tinggi, Saat ini Bee Kun Bu sudah tidak bersembunyi di balik kursi lagi. Ternyata ketika anak lelaki tadi memukul lonceng, ia pun mengerahkan ginkangnya melesat ke atas, dan sekaligus bersembunyi di balik sebuah tiang yang melintang di atas sana, seandainya ia tidak bergerak cepat, tentunya ke-enam orang itu akan tahu keberadaannya di Bee Kun Bu terus memperhatikan orang itu. Orang itu berusia enam puluhan, memakai jubah hitam, dan wajah kekuning-kuningan, Mendadak Bee Kun Bu teringat sesuatu dan membatinOrang itu pasti Lam Thian It Sat-Kwa Ih Kang, tapi kenapa wajahnya kekuning-kuningan?"Tidak sa!ah, orang tersebut memang Lam Thian It Sat-Kwa Ih Kang, tetapi kenapa wajahnya kekuning-kuningan? Apakah terpengaruh oleh ilmu silat yang beberapa saat, Ciak Bin Sat Sin menarik nafas ringan, sedangkan Lam Thian It Sat pun melepaskan tangannya."Terimakasih, Toa Suheng!" ucap Ciak Bin Sat Sin, Tangannya yang terluka itu sudah bisa Thian It Sat diam saja, ia kembali duduk kemudian menyebarkan pandangannya dengan sorotan tajam"Bee Kun Bu!" ujar Lam Thian It Sat dingin, "Engkau seorang pendekar sejati, tetapi kenapa harus bersem-bunyi? cepatlah turun!"Puluhan pasang mata langsung mengarah ke atas, melihat Bee Kun Bu bersembunyi di atas tiang yang melintang tiada seorang pun berani me-nyerangnya, karena tiada perintah dari ketua aliran Swat Ling terkejutnya Bee Kun Bu, karena sama sekali tidak menyangka kalau Lam Thian It Sat akan tahu dirinya bersembunyi di situ, ia lalu tertawa panjang sambil meloncat turun."llmu silat Swat Ling San memang hebat, sungguh membuatku kagum sekali!" ujar Bee Kun Bu."Pihak kami tidak bermusuhan dengan partai Kun Lun, kenapa engkau ke mari melukai Ji Suteeku dan memecahkan formasi Lima Unsur? Apa maksudmu?" tanya Lam Thian It Sat dingin. "Partai Thian Liong telah bubar, kalau isteri Souw Peng Hai tidak bermohon pengampunan Souw Peng Hai pasti sudah mati ditanganku! Dia menyatakan mau bertobat dan ikut isterinya ke Kuil Yang Sim Am! Tidak tahunya malah punya rencana untuk menimbulkan bencana di rimba persilatan lagi, bahkan minta bantuan pada beberapa aliran yang ada di luar perbatasan dan di seberang laut! Aku tiada permusuhan dengan aliran Swat Ling San, jadi ke mari cuma karena Souw Peng Hai! Harap ketua maklum dan bersedia menyerahkan Souw Peng Hai padaku, aku pasti berterima kasih sekali!"Lam Thian It Sat tertawa gelak, lalu menatap Bee Kun Bu dalam-dalam seraya berkata."Souw Peng Hai punya hubungan erat denganku, dia sangat mendendam sehingga berkunjung ke mari menemuiku! Bagaimana mungkin aku menyerahkannya padamu? Lagi pula kami berprinsip, orang tidak gangguku, aku pun tidak ganggu orang! Namun engkau memasuki Swat Ling San, bahkan telah melukai beberapa orangku! Kini engkau harus bagaimana mempertanggungjawabkan perbuatanmu itu?"Mendengar itu, Bee Kun Bu sudah tahu bahwa Lam Thian It Sat membela Souw Peng Hai, maka jelas pertarungannya tak akan terhindar lagi. Oleh karena itu, ia tertawa seraya berkata."Apa yang harus kupertanggungjawabkan? Aku ke mari secara baik-baik, tapi disambut dengan cara tidak karuan, bahkan hendak membunuhku! itu bagaimana pertanggungjawabanmu?""Bocah!" bentak Lam Thian It Sat mengguntur, "Berapa tinggi kepandaianmu sehingga engkau berani bertingkah di Siang Cing Koan? Hari ini engkau mengantarkan diri, maka kalau hari ini aku tidak mencincang-mu, mungkin engkau akan merasa tidak puas!"Wajah Lam Thian It Sat bertambah kuning, pertanda kegusarannya telah memuncak Maka Bee Kun Bu pun bersiap-siap, akan tetapi, Lam Thian It Sat masih tetap duduk, hanya mengibaskan memberi isyarat pada tiga puluh enam orang yang berkumpul di tempat ituSeketika juga tiga puluh enam orang itu maju mengurung Bee Kun Bu. tentunya Bee Kun Bu tahu akan maksud Lam Thian It Sat yang ingin mencoba kepandaiannya dengan semacam formasi"Hm!" dengus Bee Kun Bu dalam hati. "Aku telah memecahkan formasi Lima Unsur dan barisan macan! Kini aku pun harus berhati-hati, dan harus pula menghancurkan formasi yang ada di sini!"Bee Kun Bu menghunus pedangnya, kemudian mengambil segenggam jarum Toan Meng Thian It Sat terus menatap Bee Kun Bu, kemudian memberi aba-aba pada tiga puluh enam orang itu. Seketika juga tiga puluh enam orang itu membentuk formasi Lima Unsur, dan sekaligus menyerang Bee Kun Kun Bu sudah cukup berpengalaman menghadapi formasi tersebut, maka ia tampak tenang sekali, dan langsung menggerakkan pedangnya mengeluarkan ilmu pedang andalannya untuk balas menyerang orang-orang jurus kemudian, Bee Kun Bu sudah tahu, bahwa formasi Lima Unsur ini berbeda dengan formasi Lima Unsur yang pernah dihadapinya, jauh lebih hebat dan banyak variasinya."Selain tiga puluh enam orang ini, masih ada enam orang yang amat sulit dihadapi. Kalau aku tidak segera menghancurkan formasi ini, aku pasti celaka!" ujar Bee Kun Bu dalam tiga puluh orang itu terus bergerak, maju mundur dan lain sebagai nya. sedangkan Bee Kun Bu berdiri diam di tempat sambil menengok ke sana ke mari, Tiba-tiba ia melihat beberapa pilar di situ, sekelebatan timbullah suatu ide dalam hatinya. Bee Kun Bu segera memutar-mutarkan pedangnya, kemudian mendadak menyerang mereka, Tapi secara diam- diam ia pun melancarkan pukulan tangan kosong ke salah sebuah pilarBraaak! Pilar itu hancur membuat ruangan Siang Cing Koan itu tergetarTiga puluh enam orang itu tampak tertegun, karena tidak menyangka kalau Bee Kun Bu akan menghancurkan pilar Kun Bu tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, langsung menyerang melukai empat orang. Kini cuma tinggal tiga puluh dua orang, maka formasi itu pun mulai kacau sinar pedang berkelebatan, dan korban pun berjatuhan Pada waktu bersamaan, terdengarlah suara bentakan keras, seketika juga orang-orang yang menyerang Bee Kun Bu pun berhenti, kemudian mereka me-mapah yang terluka lalu ditaruh di tengah pintu."Formasi Lima Unsur itu cuma begitu saja!" ujar Bee Kun Bu dingin "Namun berani berniat ingin menguasai rimba persilatan Tionggoan! Sungguh tak tahu diri! Hari ini aku memang cuma datang seorang diri, namun kelak kalau kaum pesilat rimba persilatan Tionggoan bergabung menyerbu ke mari, bukankah Siang Cing Koan akan musnah? Nah, menurut aku, lebih baik sekarang saja serahkan Souw Peng Hai dan Co Hiong padaku! Aku pun akan memberitahukan pada kaum Bu Lim di Tionggoan agar tidak menyerbu ke mari!"Lam Thian It Sat diam saja, ia memang licik tapi sangat kagum akan kepandaian Bee Kun Bu, sementara yang paling tidak tenang adalah Souw Peng Hai."Bee Kun Bu ke mari karena diriku dan Co Hiong, maka kalau aku diam tentunya tidak akan enak terhadap pihak Swat Ling San. Saat ini Bee Kun Bu cuma seorang diri, lebih baik aku turun tangan duluan!" ujarnya dalam membatin, Souw Peng Hai pun bangkit berdiri sambil menatap Bee Kun Bu tajam "Bee Kun Bu! Kau jangan banyak bertingkah di sini! Biar aku bertarung beberapa jurus denganmu!" bentaknya lalu menghampiri Bee Kun melihat Souw Peng Hai tampil, Bee Kun Bu pun langsung tertawa dingin"Souw Peng Hai!" bentaknya, "Di Toan Hun Ya, kalau bukan isterimu bermohon pengampunan untukmu, engkau pasti sudah mati! Aku kira engkau mau bertobat, tidak tahunya malah bergabung dengan para setan iblis luar perbatasan dan seberang laut untuk menimbulkan bencana di rimba persilatan Tionggoan! Oleh karena itu, hari ini aku harus menangkapmu dan Co Hiong!""Ha ha ha!" Souw Peng Hai tertawa keras, "Hei! Murid Kun Lun, berapa tinggi kepandaianmu sehingga berani omong besar di sini? Hari ini kalau aku tidak membunuhmu, rasanya hatiku tidak akan puas!"Usai berkata begitu, ia pun langsung menyerang Bee Kun Bu dengan ilmu Kan Goan Cih. Dapat dibayangkan betapa dahsyatnya serangan itu, sebab Souw Peng Hai menyerang dalam keadaan gusarBee Kun Bu tidak mau menyambut serangan itu, dan cepat-cepat mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu Langkah Ajaib untuk karena itu, serangan tersebut jadi mengarah kepada belasan orang yang berdiri di belakang Bee Kun orang itu tidak tahu kelihayan Kan Goan Cih. Ketika angin pukulan itu sudah mendekat, barulah mereka serentak kaget dan segera menangkis."Aaakh!" Terdengar suara jeritan, ternyata belasan orang itu telah terluka oleh Kan Goan gusarnya Souw Peng Hai, ia tidak menyangka Bee Kun Bu dapat menghindar sehingga melukai orang-orang Swat Ling San. Setelah itu, Souw Peng Hai mulai menyerang Bee Kun Bu lagi dengan ilmu Kan Goan Cih, tapi kati ini ia sangat berhati-hati, agar tidak melukai orang Kun Bu tetap menggunakan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu untuk menghindar agar membuat Souw Peng Hai penasaran sekali."Aku sebagai tamu di sini, kalau aku tidak dapat merobohkan Bee Kun Bu, tentunya Lam Thian It Sat akan memandang rendah diriku, bahkan mungkin juga tidak jadi bekerja sama denganku, maka aku harus segera merobohkannya," ujar Souw Peng Hai dalam hati sambil menyerang Bee Kun mengambil keputusan ini, Souw Peng Hai menyalurkan Lweekangnya ke jari tangannya, ia ingin menyerang Bee Kun Budari tigajurusan, agar tidak dapat menghindar Kun Bu sudah siap, maka ketika Souw Peng Hai menyerangnya, langkah ajaibnya pun Peng Hai terkejut, karena tidak menyangka kalau Bee Kun Bu akan bergerak begitu cepat Ketika melihat Bee Kun Bu sudah berdiri, giranglah hatinya dan memekik keras sambil menyerang dengan ilmu Kan Ooan tetapi, kali ini Bee Kun Bu tidak menggunakan Ngo Heng Mie Cong Pu untuk menghindar melainkan menyambut serangan itu dengan jari tangannya, Ternyata Bee Kun Bu menggunakan Tan Cih Sin Kang llmu Telunjuk Sakti.Souw Peng Hai sama sekali tidak tahu bahwa Bee Kun Bu memiliki ilmu tersebut, maka membuat hatinya tersentak Sungguh di luar dugaan Souw Peng Hai, ilmu Telunjuk Sakti itu mampu membuyarkan tenaga Kan Goan Cih, bahkan langsung terkejutnya Souw Peng Hai, dan tanpa banyak pikir lagi ia langsung meloncat mundur Bee Kun Bu tidak mengejarnya, cuma tersenyum hambar sambil menatapnya, lalu berkata."Belum lama ini aku bertemu dengan isterimu dan Nona Souw Hui Hong. Mereka berdua bermohon padaku agar tidak membunuhmu! Aku masih memandang muka isterimu dan Nona Souw Hui Hong, Padahal kalau aku ingin melukaimu saat ini, tentunya gampang sekali! Tapi mengingat usiamu sudah mulai lanjut maka aku pun tidak mau melukaimu Namun engkau harus segera kembali ke Kuil Yang Sim Am untuk bertobat!"Akan tetapi, mendadak melayang sosok bayangan, tampak seseorang sudah berdiri di hadapan Bee Kun Bu. Orang itu tidak lain adalah Lam Thian It Sat-Kwa Ih Kang, ia tersenyum- senyum seraya berkata lantang."Tidak sampai satu jam, engkau sudah memperlihatkan ilmu pedang, pukulan dan telunjuk, bahkan melukai orang- orangku! Engkau memang berkepandaian tinggi, sungguh membuatku kagum sekali! Selama ini aku cuma berada di Swat Ling San, jarang bertemu orang berkepandaian tinggi!Sungguh tak disangka, hari ini justru muncul engkau yang berkepandaian tinggi, itu membuat tanganku jadi gatal! Kalau engkau dapat mengalahkanku, segalanya aku akan menurut padamu! sebaliknya kalau engkau kalah, aku pasti membawamu ke gunung Kun Lun menemui Hian Ceng Totiang untuk minta pertanggungjawabannya!""Partai Kun Lun dan aliran Swat Ling San tiada permusuhan apa pun! Aku ke mari cuma ingin menangkap Souw Peng Hai dan Co Hiong berdua!" sahut Bee Kun Bu sambil tersenyum. "Asal engkau tidak turut campur, aku akan segera membawa mereka pergi!""Ha ha ha!" Lam Thian It Sat tertawa ge!ak. "Engkau memasuki Swat Ling San dan melukai orang-orangku, itu membuktikan engkau sama sekali tidak memandang sebelah mata pada pihak Swat LingSan! Apakah aku harus menyudahi begitu saja?" "Bagaimana baiknya menurutmu?" tanya Bee Kun Bu. ia tahu bahwa pertarungan tak akan terhindar lagi."Hari ini, kalau engkau tidak menyerahkan nyawamu, jangan harap bisa lolos dari tempat ini!" bentak Lam Thian It Sat melotot"Kalau begitu, silakan maju!" tantang Bec Kun Bu."Lihat serangan!" seru Lam Thian It Sat sambil menyerang Bee Kun Bu dengan Kun Bu menangkis serangan itu, tapi diam-diam ia memperhatikan pukulan Lam Thian It badan Lam Thian It Sat melambung ke atas, lalu menyerang Bee Kun Bu secepat kilat Bee Kun Bu tidak berani berlaku ayal lagi. Cepat-cepat ia menghunus pedangnya, dan sekaligus menangkis serangan itu dengan jurus Thai Ong Hu Kiam Raja Thai Memutar Pedang.Seketika juga berkelebat sinar pedang berbentuk seperti pelangi, ternyata jurus itu mematahkan serangan Lam Thian It Thian It Sat merasa kagum menyaksikannya, sebab Bee Kun Bu mampu menangkis serangannya, bahkan sekaligus menyerangnya, Walau badannya masih terapung, Lam Thian It Sat masih bisa berkelit, dan menyerang Bee Kun Bu dengan tendanganBee Kun Bu segera meloncat mundur, sedangkan Lam Thian It Sat melayang turun, Sesaat mereka saling memandang. Lam Thian It Sat tidak habis berpikir, kenapa Bee Kun Bu begitu gampang menghindari serangan- bahu Lam Thian It Sat bergerak, kemudian melesat ke arah Bee Kun Bu sambil menyerang dengan jurus aneh, Bee Kun Bu cepat-cepat menggerakkan pedangnya menggunakan jurus Kim Sih Jauw Wua Benang Emas Melilit pergelangan Tangan. Mendadak Lam Thian It Sal merubah jurusnya, seketika juga tampak berpuluh pasang tangan mengarah pada pergelangan tangan Bee Kun Bu. Kelihatannya Lam Thian It Sat ingin merebut pedang yang aneh jurus itu, bahkan sepasang kaki Lam Thian It Sat pun bergerak maju, Bee Kun Bu segera berkelit Ketika melihat serangan itu, ia pun merasa heran lantaran tangan kiri Lam Thian It Sat sama sekali tidak Kun Bu memang tidak tahu bahwa tangan kiri Lam Thian It Sat khusus untuk melancarkan Kiu Tok Im Sat Ciang Hoat llmu PukuIan Sembilan Racun Dingin yang amat Lam Thian It Sat sudah ingin melancarkan ilmu tersebut, namun ketika menyaksikan kegagahan Bee Kun Bu, hatinya pun tergerak dan merasa sayang akan bakatnya, Maka ia tidak mau mengeluarkan ilmu Bee Kun Bu tertawa panjang, dan sekaligus menyerang lengan kiri Lam Thian li Sat secepat kilat Ketika pedang itu hampir menusuk lengan kirinya, mendadak Lam Thian It Sat menggerakkan bahu kirinya, sehingga pedang Bee Kun Bu jadi luputjustru pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu pun melancarkan pukulannya ke arah punggung Lam Thian It SatTanpa melihat, Lam Thian It Sat menggerakkan tangan kanannya menotok jalan darah di lengan Bee Kun Bu. Untung Bee Kun Bu sudah menduga akan serangan itu, maka dapat mengelak, Lam Thian It Sat semakin kagum, sehingga tanpa sadar ia pun berseru."Bagus!"Setelah mengelak, Bee Kun Bu tidak tinggal diam, ia segera menyerang dengan pedangnya lagi, Sungguh dahsyat serangan Bin Sat Sin yang pernah merasakan kelihayan Bee Kun Bu, begitu melihat serangan itu, berseru tak tertahan. "Toa Suheng, hati-hati!"Setelah berseru, Ciak Bin Sat Sin bangkit berdiri, begitu pula Tan Cun Goan, Kiu Tok Ciu dan Ling Coa Hong Tok. Kalau Lam Thian It Sat tidak dapat mengelak serangan itu, mereka berempat akan melancarkan serangan serentak pada Bee Kun tetapi, Lam Thian It Sat sudah tahu akan kelihayan serangan itu. ia ingin mengeluarkan ilmu Kiu Tok Im Sat Ciang Hoat, namun mendadak dibatalkannya, sebaliknya malah menangkis serangan itu dengan pukulan tangan kanannya, dan sekaligus menotok jalan darah di lengan Bee Kun Bu Bee Kun Bu terus melanjutkan serangan itu, tentunya mereka berdua akan terluka bersama. Bee Kun Bu tidak menghendaki hal itu, maka ia pun cepat-cepat merubah jurus pedangnya, yakni membabat lengan Lam Thian It Sat."Dia masih begitu muda, namun kepandaiannya sudah begitu tinggi," ujar Lam Thian It Sat dalam hati, "Kalau aku tidak segera merobohkannya, tentunya akan ditertawakan semua orang yang berada di sini. Aku terpaksa bertindak kejam terhadapnya."Lam Thian li Sat menggeserkan badannya, sekaligus mendorongkan telapak tangan kirinya, ternyata ia telah mengeluarkan ilmu Kiu Tok Im Sat Ciang Kun Bu terkejut melihat pukulan yang tampak sederhana itu. Segera ia mengerahkan ginkangnya meloncat ke atas, kemudian menangkis pukulan itu dengan ilmu Tan Cih Sin Kang. ia ingin membuyarkan tenaga pukulan itu dengan ilmu telunjuk Tan Cih Sin Kang berasal dari kitab ajaib Kui Goan Pit Cek, sudah tentu sangat dahsyat dan dapat membuyarkan tenaga pukulan Lam Thian It Sat. Akan tetapi, sungguh mengherankan Ternyata tenaga pukulan itu mendadak menyatu lagi menyerang ke arah Bee Kun Bu. Betapa terkejutnya Bee Kun Bu, cepat-cepat ia mengerahkan ginkang Ling Khong Sih Tou untuk menghindari pukulan melihat Bee Kun Bu mengeluarkan ilmu ginkangnya itu, timbullah suatu niat aneh dalam benak Lam Thian It ia pernah mendengar tentang ilmu ginkang Ling Khong Sih Tou, namun tidak pernah menya ks ikan nya. Kini ia telah menyaksikan ilmu ginkang tersebut, sehingga membuatnya tertarik, dan ingin menangkap Bee Kun Bu hidup-hidup, lantaran berniat mempelajari ilmu ginkang tersebut Setelah itu, barulah niat itu, maka ia pun segera menyerang Bee Kun Bu dengan sepasang tangannya, yakni pukulan Kiu Tok Im Sat Ciang Hoat, ia menyerang Bee Kun Bu dari dua arah, agar Bee Kun Bu tidak dapat menghindarBee Kun Bu sama sekali tidak tahu itu dan ia pun berkelit itu membuat Lam Thian It Sat bergirang dalam hati, Secepat kilat ia menyerang lagi dengan pukulan Kiu Tok Im Sat Ciang Bee Kun Bu telah terperangkap di dalam pukulannya, ia tampak gugup, apalagi ketika Lam Thian It Sat membentaknya."Lihat pukulan!"Bee Kun Bu langsung berkelit, akan tetapi mendadak ia mendengar suara "Braaaak", ternyata lantai yang diinjak Bee Kun Bu terbuka secara tiba-tiba, sehingga badan Bee Kun Bu terperosok ke dalamnya, Namun ia memiliki ginkang yang amat tinggi, sehingga dapat dengan cepat mengerahkan ginkangnya dengan cara sebelah kaki menginjak kaki lain, maka badannya melambung ke tetapi, Lam Thian It Sat tidak memberi kesempatan padanya untuk mencapai ke atas, ia langsung melancarkan pukulan Kiu Tok Im Sat Ciang Hoat ke arah Bee Kun Bu, Karena badan sedang melambung, maka sulit bagi Bee Kun Bu untuk menghindari maupun menangkis, Dari pada terluka oleh pukulan itu, lebih baik masuk ke lubang itu! Pikirnya. Oleh karena itu, ia pun memberatkan badannya agar merosot ke bawah, sekaligus merogoh ke dalam bajunya, dan secepat kilat melemparkan sesuatu ke ruang Siang Cing ia melempar semacam bahan peledak, ingin membakar ruang Siang Cing Koan dengan bahan peledak itu melayang ke arah jendela, kemudian meledak di situ mengeluarkan api. Lam Thian It Sat terkejut bukan main. ia langsung mengibaskan lengan bajunya ke arah jendela, dan seketika juga api itu pun Bee Kun Bu terus merosot ke bawah, namun cepat menghimpun Lweekangnya untuk menjaga diri, khawatir masih ada jebakan lain di dalam lubang Bee Kun Bu terjatuh ke dalam air. Sungguh di luar dugaannya, di tempat itu persisnya di bawah Siang Cing Koan terdapat sebuah telaga yang airnya sangat dingin menusuk tu!ang.*****Bab ke 19 - Bertarung di Ruang Bawah Tanah Bee Kun Bu yang terjatuh di dalam air, langsungmenggerakkan pedangnya ke sana ke mari, khawatir ada binatang beracun di dalam air itu. Tapi tidak, itu membuatnya menarik nafas Iega. Setelah itu, barulah ia meloncat ke pinggir telaga gulita di tempat itu, Tiba-tiba Bee Kun Bu teringat akan Pit Giok Cak pemberian Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin, wanita tua picak yang tinggal di dalam ia mengeluarkan benda tersebut, dan seketika juga tampak cahaya kehijau-hijauan menerangi tempat itu, Bee Kun Bu menengok ke sana ke mari dan hati pun tersentak, ternyata dinding-dinding itu dibuat dari baja, bahkan sudah berlumut, maka sulit baginya untuk naik ke tahu, bahwa kali ini tidak bisa meloloskan diri dari lubang tersebut, mungkin akan mati di tempat ini."Lam Thian It Sat berkepandaian tinggi, tapL." gumam Bee Kun Bu sambil berpikir "Kenapa dia menjebak aku di dalam lubang ini? Lagi pula kelihatannya dia tidak ingin melukai diriku dengan Kiu Tok Im Sat Ciang Hoatnya, itu dikarenakan apa? Aku harus memperhatikan hal tersebut!"Pada waktu bersamaan, ia mendengar suara hiruk-pikuk di atas. Suara itu sangat lirih, tapi ia dapat mendengar dengan jelas, Kemudian terdengar pula suara seruan kebakaran Mendengar suara seruan itu, ia pun tertawa gembira."Siang Cing Koan pasti terjadi kebakaran, gara-gara aku melempar bahan peledak itu!" ujarnya sambil salah, Di Siang Cing Koan itu memang lelah terjadi kebakaran, Ternyata bahan peledak yang dilemparkan Bee Kun Bu tadi berupa bahan peledak istimewa, dapat meledak berkali-kali dan api pun semakin Thian It Sat mengibaskan lengan bajunya memadamkan api itu, namun kemudian bahan peledak itu meledak dan meledak lagi, Apinya pun bertambah besar, sehingga kibasan lengan baju Lam Thian It Sat sudah tiada waktu sekejap, api itu sudah berkobar-kobar, sekaligus menjalar ke mana-mana, Betapa gusarnya Lam Thian It Sat begitu melihat api itu tidak bisa dipadamkan lagi,Segeralah ia menyuruh orang-orangnya cepat menyingkiria masih ingat Bee Kun Bu berada di dalam lubang itu, tapi tidak mau menolongnya, lantaran sangat gusar padanya yang telah melempar bahan peledak Suheng! Bagaimana baiknya?" tanya Ciak Bin Sat Sin. "Mari kita mundur!" sahut Lam Thian It Sat dan menambahkan "Agar api itu tidak menjalar ke bangunan belakang, kita harus menghancurkan ruang Siang Cing Koan ini!""Baiklah." Ciak Bin Sat Sin menganggukMereka mundur sambil memancarkan pukulan ke arah tiang-tiang, tembok dan berbagai tempat, akhirnya robohlah ruang Siang Cing Koan waktu bersamaan, tanpa setahu siapa pun, Tan Cun Goan membuka sebuah pintu rahasia, lalu secepat kilat masuk ke dalam, pintu rahasia itu pun tertutup kembaiLSungguh di luar dugaan, ternyata pintu rahasia itu menembus ke lubang tempat Bee Kun Bu terjatuh, Akan tetapi, mendadak Tan Cun Goan mendengar suara beradunya senjata tajam, Segeralah ia memandang ke arah suara itu, ternyata Bee Kun Bu sedang bertarung dengan Co Tan Cun Goan datang di tempat itu? Tidak lain ingin menolong Bee Kun Bu, namun justru tidak disangka, Co Hiong sudah muncul duluan di situ, bahkan sedang bertempur dengan Bee Kun Bu. Serangan-se-rangan Co Hiong ganas sekali, kelihatannya ia memang ingin membunuh Bee Kun Bu."Hm!" dengus Tan Cun Goan dingin. "Sungguh licik Co Hiong, tapi aku tidak pernah menyaksikan kepandaiannya, Biar aku menonton sebentar Kalau Bee Kun Bu kalah, barulah aku muncul."sementara pertarungan itu semakin sengit Tidak disangka kepandaian Co Hiong sudah begitu tinggi, terus menyerang Bee Kun Bu dengan jurus-jurus yang mematikan"Celaka!" seru Tan Cun Goan dalam hati meng- khawatirkan Bee Kun diserang bertubi-tubi, Bee Kun Bu masih dapat melayaninya dengan baik, bahkan sekali-kali batas menyerang. Tidak bertemu beberapa bulan, kepandaianmu sudah begitu maju!" ujar Co Hiong dingin, "Hari ini kita bertemu di sini, maka harus ada yang mati di antara kita berdua!""Co Hiong!" bentak Bee Kun Bu. "Semula kuanggap engkau sebagai lelaki sejati, tidak tahunya begitu licik dan jahat! Bahkan memaksaku menelan racun Hua Kut Siau Yen San, sehingga aku diusir dari gunung Kun Lun! Kini aku terkurung di sini, engkau malah menyerangku! Baik, hari ini kita memang harus membuat pernitunganl"Ternyata saat ini Bee Kun Bu berada di atas permukaan telaga. Co Hiong terus-menerus menyerangnya, agar dia tidak bisa melompat ke pinggir"Ha ha ha!" Co Hiong tertawa gelak, "Siapa suruh engkau berani mencuri cinta adik seperguruanku itu? Oleh karena itu, aku sangat mendendam padamu!"Co Hiong menyerang lagi, Bee Kun Bu membentak keras, kemudian mengerahkan ginkangnya, sehingga badannya meluncur ke atas, dan sekaligus menangkis serangan itu, Tan Cun Goan kagum bukan main. sebaliknya ia malah tersentak kaget, karena tidak menyangka kalau kepandaian Bee Kun Bu sudah sedemikian tinggi-"Kalau aku tidak membunuhnya sekarang, sudah tiada kesempatan lagi!" ujar Co Hiong dalam hati, lalu menyerang Bee Kun Kun Bu terpaksa menangkis, kemudian badannya melayang turun ke atas permukaan air. Akan tetapi, Co Hiong pun langsung menyerangnya lagi, Kalau Bee Kun Bu tidak memiliki kepandaian tinggi, pasti sudah tenggelam ke dasar telaga itu."Kepandaianmu memang tinggi, maka jangan menyalahkan kalau aku turun tangan jahat terhadapmu!" ujar Co Hiong dingin. Kini Co Hiong menyerang Bee Kun Bu dengan Kan Kun Kiam Hoat llmu pedang Jagat, ilmu pedang tersebut memang dahsyat sekali, namun Na Hai Peng pernah menguraikannya pada Bee Kun Bu, maka Bee Kun Bu karena itu, ia cuma menangkis, sama sekali tidak balas menyerang."Co Hiong!" ujar Bee Kun Bu dingin, "llmu pedang Kan Kun Kiam Hoatmu tidak bisa melukai diriku!"Co Hiong terperanjat ia tidak menyangka kalau Bee Kun Bu mengenali ilmu pedangnya, Namun kenapa dia tidak berani balas menyerang? Pikir Co Hiong, Mungkin dia takut akan ilmu pedangku ini!Karena berpikir begitu, Co Hiong pun terus-menerus menyerangnya dengan jurus-jurus yang mematikanAkan tetapi, Bee Kun Bu tetap dapat mematahkan jurus- jurus ilmu pedangnya, malah masih tidak balas Cun Goan yang mengintip pertarungan itu juga tertarik akan ilmu pedang Kan Kun Kiam Hoat Ternyata ia pernah mendengar kehebatan ilmu pedang itu, Tan Cun Goan pun memusatkan perhatiannya pada ilmu pedang hebat dan dahsyat ilmu pedang Kan Kun Kiam Hoat, batu-batu yang berada di sekitarnya pun mulai hancur tersambar hawa Tan Cun Goan juga memandang ke arah Bee Kun Bu. ia sama sekali tidak mengerti, kenapa Bee Kun Bu cuma bertahan, tidak mau balas saat ia terheran-heran, tiba-tiba pedang Bee Kun Bu bergerak agak lamban, dan badan Bee Kun Bu pun tampak agak sempoyongan seakan mau jatuh. Betapa girangnya Co Hiong, ia membentak keras dengan badan melambung ke atas, kemudian menukik ke bawah bagaikan burungelang menyerang Bee Kun Bu, dan pedangnya mengarah pada dada Bee Kun Cun Goan pergi ke ruang bawah tanah itu justru ingin menolong Bee Kun Bu, maka ketika melihat serangan yang sangat membahayakan pemuda tersebut, segeralah ia membentak"Hentikan!"Tan Cun Goan melesat ke luar dari tempat persembunyiannya, sepasang tangannya dijulurkan ke depan ingin mencengkeram bahu Co tetapi, pada waktu bersamaan, ia melihat Bee Kun Bu melesat ke arah Co Hiong, menyerang dengan pedang dan sebuah pukulan sambil membentak"Pergi!"Ketika mendengar suara bentakan Tan Cun Goan, Co Hiong terkejut sehingga menoleh ke arahnya, sesungguhnya Bee Kun Bu di saat itu cuma pura-pura mau jatuh, itu agar Co Hiong ini Co Hiong tidak berani menyambut serangan Bee Kun Bu, dan segera melesat menerobos ke dalam pintu Tan Cun Goan jatuh di tempat ko-song, justru di hadapan Bee Kun Bu. sementara Bee Kun Bu cuma berdiri acuh tak acuh, namun sepasang matanya menatap tajam pada Tan Cun Goan, seakan menunggunya membuka mulutTan Cun Goan tahu, kalau ia tidak segera membuka mulut, niseaya akan menimbulkan kesalah pahaman."Sungguh hebat dan tinggi kepandaian Bee siauhiap!" Tan Cun Goan membuka mulut duluan sambil tersenyum "Aku ceroboh mengeluarkan suara bentakan, sehingga Bee siauhiap kehilangan kesempatan untuk membasmi Co Hiong."Setelah Tan Cun Goan berkata begitu, Bee Kun Bu menyarungkan pedangnya seraya menyahut atas pujian Cianpwee! Kini aku telah dijebak Kwa Ih Kang ke dalam lubang ini, maka aku sudah bermusuhan dengan aliran Swat Ling San, kenapa Cian-pwee masih datang ke mari? Kalau aku tidak salah lihat, Cianpwee tadi menyerang Co Hiong, seakan ingin membantuku Bagaimana penjelasan tentang itu?"Tan Cun Goan kagum, sebab meskipun dalam keadaan bahaya Bee Kun Bu masih sempat melihat gelagat Terus terang," sahut Tan Cun Goan sambil tersenyum, "Kita ada kecocokan dan berjodoh pu!a. padahal ketika di Sungai Bu Han, aku telah memperingatkan Bee siauhiap agar jangan menempuh bahaya ke Swat Ling San. Dan sesungguhnya tindakanku itu telah melanggar peraturan aliran Swat Ling San. Namun Bee siauhiap tetap datang ke mari, bahkan telah bentrok dengan Suhengku, Aku datang ke mari ingin menolong Bee siauhiap keluar dari ruang bawah ini, tapi harap Bee siauhiap memikirkan nasihatku!""Sebenarnya aku tidak punya permusuhan apa-apa dengan aliran Swat Ling San, dan aku datang ke mari hanya karena Souw Peng Hai dan Co Hiong, Tadi Cianpwee sudah menyaksikan betapa liciknya Co Hiong, Dia memasuki tempat ini dan menyerangku yang masih dalam kondisi lemah. Asal pihak Swat Ling San bersedia menyerahkan Souw Peng Hai dan Co Hiong padaku, aku pasti berterimakasih dan segera meninggalkan Swat Ling San.""Bee siauhiap. " Tan Cun Goan menarik nafas pan-jang."Aku kagum akan kegagahanmu, bahkan sudah ada suatu perhitungan dalam hati, Kalau tidak, bagaimana mungkin aku akan turun tangan membantumu tadi? Namun malah membuat Co Hiongdapat meloloskan diri, dalam hal itu aku minta maaft" "ltu tidak menjadi masalah," sahut Bee Kun Bu."Mengenai Souw Peng Hai dengan Suhengku, mereka berdua memang punya hubungan istimewa," lanjut Tan Cun Goan, "Ceritanya agak panjang, namun waktu sudah tidak mengijinkan lagi, sekarang alangkah baiknya Bee siauhiap ikut aku meloloskan diri dari tempat ini, sebab api sudah berkobar- kobar di Siang Cing Koan, Kalau terlambat kita akan menemui kesulitan untuk meninggalkan ruang bawah tanah ini."Akan tetapi, mendadak tampak api bergulung-gulung menerobos masuk melalui kedua pintu rahasia ruangan itu."Celaka!" seru Tan Cun Goan. "Api telah menjalar ke mari, kita tidak bisa ke luar melalui kedua pintu rahasia itu lagi!"pada waktu Tan Cun Goan berkata begitu, tampak beberapa balok kecil yang menyala jatuh ke dalam telaga, dan seketika juga air telaga itu menyala."Haah?" Tan Cun Goan terkejut menyaksikannya, "Kok bisa begitu?"Tadi Co Hiong telah menuang semacam minyak ke dalam telaga ini!" sahut Bee Kun Bu."Sungguh jahat Co Hiong!"Tan Cun Goan berkertak gigj, "Dia menghendaki kita mati terbakar di sini!""Ha ha ha!" Terdengar suara tawa Co Hiong dari luar "Bee Kun Bu! Aku tiada waktu menunggumu! Mudah-mudahan engkau akan terpanggang di situ! Selamat tinggal!""Co Hiong!" bentak Bee Kun Bu. "Kalau lain kali kita bertemu, aku tidak akan melepaskanmu!""Bee siauhiap!" Tan Cun Goan mengernyitkan ke-ning, "Kini kita telah terkurung api, harus cepat-cepat cari jalan ke luar!""Keluar dari mana?" Bee Kun Bu menggeleng-geleng kepala, "Aku tak menyangka sama sekali, kita akan mati terbakar di sini!" sementara api semakin besar, karena tanpa setahu Bee Kun Bu, seluruh ruang bawah tanah itu telah disiram dengan minyak."Co Hiong sungguh licik dan jahat!" ujar Tan Cun Goan, "Belum ada satu bulan dia berada di Swat Ling San ini, sudah tahu jelas tentang rahasia ruang bawah tanah ini! Untung aku ke mari, kalau tidak Bee siauhiap pasti mati terbakar di sini!""Maksud Cianpwee?""Aku teringat ada sebuah jalan rahasia lain, yang Co Hiong dan Suhengku tidak tahu sama sekali!" Tan Cun Goan memberitahukan "Bee siauhiap, cepatlah ikut aku!"Tan Cun Goan melesat ke suatu tempat melewati api yang tengah berkobar-kobar, dan Bee Kun Bu segera mengerahkan ginkang mengikutinya, Ketika menginjak tempat itu, api pun telah berkobar di sana."Cianpwee, di mana pintu rahasia itu?" tanya Bee Kun Bu. "Kalau tidak salah, pintu rahasia itu berada di tempat ini!"sahut Tan Cun Goan sambil memperhatikan dinding-dinding ruang itu, Kemudian ia melihat ada dinding yang agak berbeda, dan seketika juga wajahnya berseri, "Di sini!"Tan Cun Goan mulai mendorong pintu rahasia itu, namun tidak terbuka, sehingga membuatnya terheran-heran."Cianpwee!" ujar Bee Kun Bu, "Mungkin ada tombol rahasia untuk membukanya!""Mungkin!" sahut Tan Cun Goan sambil memeriksa kian ke mari, tapi tidak melihat apa api semakin membesar, bahkan mulai menjalar ke tempat mereka sehingga membuat Tan Cun Goan semakin tegang."Cianpwee!" seru Bee Kun Bu. "Lihatlah! Bukankah batu yang di atas itu tampak anch? Jangan-jangan batu aneh itu tombol untuk menggerakkan pintu rahasia ini!" "Benar!" Tan Cun Goan tertawa gembira, lalu melesat ke atas, dan sekaligus menekan batu berbentuk aneh itu."Kraaak!" Pintu rahasia itu Cun Goan meloncat turun, kemudian secepat kilat melesat ke dalam pintu rahasia itu seraya berseru."Bee siauhiap cepat masuki Api sudah menjalar ke mari!" Tanpa banyak pikir lagi, Bee Kun Bu langsung melesat ke dalam pintu rahasia itu. setelah berada di dalam pintu rahasia tersebut mereka berdua pun menarik nafas lega."Bee siauhiap, kita nyaris terpanggang," ujar Tan Cun Goan sambil tertawa."Kalau tidak ada Cianpwee, aku pasti mati terbakar di silu," ucap Bee Kun Bu. Terimakasih, Cianpwee!""Ha ha ha!" Tan Cun Goan tertawa gelak, "Engkau tidak perlu mengucapkan terimakasih kepadaku! Kita berdua memang ada kecocokan, dan pada dasarnya kita memang berjodoh.""Cianpwee. " Bee Kun Bu ingin mengatakan se-suatu,tapi dibatalkannya."Bee siauhiap!" Tan Cun Goan tersenyum. "Jangan banyak curiga, aku menolongmu tanpa pamrih!"Terimakasih, Cianpwee!" ucap Bee Kun Bu setulus hati. "Bee siauhiap, kita tidak bisa lama-lama di sini, harussegera pergi," ujar Tan Cun Goan sungguh-sungguh. "Kalautidak salah, panjang terowongan ini hampir dua miI. Keluar dari terowongan ini, barulah engkau aman."Tan Cun Goan segera mengayunkan kakinya, dan Bee Kun Bu mengikutinya dari belakang ia tetap tidak habis berpikir, kenapa Tan Cun Goan mau menoIongnya?Mungkinkah mengandung suatu maksud tertentu? Pikir Bee Kun Bu dan terus mengikuti Tan Cun Goan dari belakang. *****Tan Cun Goan dan Bee Kun Bu sudah sampai di ujung terowongan. Namun sungguh mengherankan, di ujung terowongan itu tiada jalan ke luar"Cianpwee! Kok tidak ada jalan keluar?" tanya Bee Kun Bu heran."Pasti ada," sahut Tan Cun Goan. "Cuma kita belum menemukannya."Tan Cun Goan menengok ke sana ke mari. Watau keadaan di dalam terowongan itu amat gelap, tapi Tan Cun Goan dapat melihat dengan jelas, begitu pula BeeKun tetapi, di tempat itu sama sekali tidak terdapat pintu rahasia untuk ke luar Tan Cun Goan segera memeriksa dinding-dinding terowongan itu, namun tetap tidak menemukan jalan ke luar dari terowongan tersebut"Cianpwee!" ujar Bee Kun Bu sambil menatapnya, "Hingga saat ini, aku masih merasa bingung. ""Bingung kenapa?" Tan Cun Goan tersenyum."Kenapa Cianpwee mau melanggar peraturan aliran Swat Ung San demi menoIongku? Apakah ada suatu maksud tertentu dalam hati Cianpwee?""Bee siauhiap jangan salah paham!" sahut Tan Cun Goan sambil tersenyum lagi. "Aku menolongmu meloloskan diri dari ruang bawah tanah itu, sama sekali tiada maksud tertentu.""Kalau begitu, aku harus bagaimana berterimakasih kepada Cianpwee?" tanya Bee Kun Bu sungguh-sungguh."Tidak perlu berterimakasih kepadaku," jawab Tan Cun Goan. "Asal Bee siauhiap tidak kembali ke Swat Ung San lagi setelah meloloskan diri dari sini, aku sudah merasa puas."Tapi. " "Bee siauhiap jangan keras hati!" Tan Cun Goan menarik nafas panjang, Tentunya engkau sudah tahu bahwa Suheng, Sutee dan Sumoyku berkepandaian ting-gi, terutama suhengku itu. sedangkan Suteeku, Ling Coa Hong Tok ahli dalam hal racun, belum ditambah Ciak Bin Sat Sin dan Kiu Tok Ciu, maka bagaimana mungkin engkau dapat menghadapi mereka? Kalian cuma bertiga datang ke mari, bahkan sudah berpencar Kekuatan kalian masih belum mampu untuk memusnahkan Swat Ling San. Apalagi kini Siang Cing Koan telah terbakar, otomatis membuat suhengku amat mendendam padamu, Oleh karena itu, janganlah engkau menyia-nyiakan pertolonganku ini!""Tapi itu menyangkut keselamatan Bu Lim Tiong-goan, apakah aku harus berhenti sampai di sini?" Bee Kun Bu menggeleng-gelengkan kepala, "Mungkinkan Cianpwee punya kesulitan? Kalau ada, tolong beritahukan agar aku bisa menceritakan pada kedua temanku itu!""Aku memang ada kesulitan, namun terlampau panjang kalau diceritakan Asal Bee siauhiap tidak mencurigaiku, aku sudah merasa puas," ujar Tan Cun Goan dan menambahkan, "Setelah Bee siauhiap keluar dari terowongan ini, selanjutnya kita adalah musuh atau kawan, itu bergantung pada Bee siauhiap.""Cianpwee. " Ketika Bee Kun Bu ingin mengatakansesuatu, tiba-tiba terdengar suara senjata tajam beradu."Mulut terowongan ini pasti berada di sini. Kita tidak tahu siapa yang bertarung di luar, maka kita harus berhati-hati, Harus keluar sekarang atau menunggu, bagaimana menurut Bee siauhiap?""Cianpwee saja yang memutuskan!" jawab Bee Kun Bu. sementara suara senjata beradu tajam di luar se makinkedengaran jelas, Berdasarkan suara itu, Bee Kun Bu beranimemastikan bahwa di luar sedang terjadi pertarungan hebat. "Siapa yang bertarung itu?" tanyanya dalam hati. sementara Tan Cun Goan pun membatin sambil mengerutkan kening."Bagian belakang tebing Moh Siang Ngai merupakan tempat yang amat berbahaya, banyak batu curam yang tajam, tapi justru ada orang bertarung di situ, Siapa yang sedang bertarung itu?"Mendadak terdengar suara tawa dingin di luar, menyusul terdengar pula suara yang sangat dikenal, yakni suara Co Hiong."llmu silat Tay Pah San ternyata cuma begini! Kalau hari ini engkau tidak mati di ujung pedangku, engkau pasti tidak akan puas!""Sungguh tidak beruntung rimba persilatan Tiong-goan muncul pesilat tak bermoral! Meskipun engkau licik dan berakal busuk, tapi tak akan bisa berbuat apa-apa terhadap diriku! Aku akan mewakili rimba persilatan Tionggoan untuk melenyapkanmu!" Terdengar suara sa-hutan, yakni suara Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw."Ha ha ha!" Co Hiong tertawa panjang, "Aku licik atau banyak akal busuk, tapi masih tidak seperti engkau yang cuma bersembunyi di tempat ini! Ternyata engkau bukan pendekar sejati!"Kemudian terdengar lagi suara senjata tajam beradu, Bee Kun Bu dan Tan Cun Goan tahu, bahwa kedua orang itu mulai bertarung mati-matian Iagi."Kepandaian Gin Tie Suseng cukup tinggi, tapi kalau bertarung lama, dia pasti kalah melawah Co Hiong," ujar Bee Kun Bu dalam hati."Bee siauhiap!" seru Tan Cun Goan girang, "Batu besar itu agak menonjo!, mungkin menyumbat mulut terowongan ini!"Bee Kun Bu memperhatikan batu besar yang agak menonjol itu, lalu manggut-manggut seraya berkata. "Memang mungkin!""Kalau begitu, aku akan mencoba mendorongnya," ujar Tan Cun Goan. Didorongnya batu batu besar itu dengan Lweekangnya, tapi batu besar itu sama sekali tidak bergeming. ia merasa penasaran, lalu menambah Lweekangnya, akan tetapi batu besar itu tetap tidak bergeming sedikit pun."Cianpwee, biar kubantu!" Bee Kun Bu mengerahkan Lweekangnya, membantu Tan Cun Goan mendorong batu besar juga batu besar itu bergerak berdua terus mendorong, dan tak lama batu besar itu pun tergeser bahkan tampak sebuah Kun Bu langsung melesat ke luar menggunakan ginkangnya, Tepat pada saat bersamaan, kedua orang yang sedang bertarung mati-matian itu terkejut rupanya mereka mendengar suara batu bergerakGin Tie Suseng langsung mengarah ke sana, sehingga perhatiannya terpecah. Co Hiong tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dan secepat kilat ia menyerang Gin Tie waktu bersamaan, Bee Kun Bu sudah melesat ke luar dan melihat serangan yang dilancarkan Co Hiong."Hati-hati Saudara Kim!" Tie Suseng tersentak, karena merasa ada suara desiran di belakangnya, Tanpa banyak pikir lagi ia langsung mengayunkan suling peraknya menggunakan jurus Kwan Im Hu Coh Dewi Kwan Im Duduk Bersila.Setelah mengayunkan suling perak, ia pun menjatuhkan diri dan secepat kilat berguling menjauhi tempat mungkin Co Hiong akan melepaskannya begitu saja? Akan tetapi ia justru mendengar suara bentakan Bee Kun Bu yang membuatnya terkejut sehingga perhatiannya terpecahGin Tie Suseng yang bergulingan itu mendadak melesat pergi, maka ia terluput dari serangan yang nyaris merenggut nyawanya, sedangkan Co Hiong tidak melanjutkan serangannya lagi, malah berdiri di tempat karena Bee Kun Bu sudah muncul di sisi nya."Co Hiong!" Bee Kun Bu menudingnya, "Engkau membakar ruang bawah tanah itu agar aku mati terbakar, namun aku masih hidup! Kini setelah kita bertemu di sini, engkau mau bilang apa lagi sekarang?""ltu bukan kesalahanku!" sahut Co Hiong sambil tertawa. "Gin Tie Suseng yang membakar ruang belakang Siang Cing Koan, maka api itu menjalar ke dalam ruang bawah tanah itu!"Bee Kun Bu cuma tertawa dingin sambil menatap Co Hiong dengan penuh kebencian Co Hiong menatapnya dingin, kemudian mendadak menyerangnya secepat kilat, karena melihat Bee Kun Bu tidak Co Hiong memang memiliki kepandaian tinggi, begitu pula Lweekangnya, sebab ia telah memperoleh kepandaian dari Leng Yan Su Cun, yaitu orang tua aneh berambut panjang di Kuil Toa Ciok ia tidak memandang sebelah mata akan kepandaian Bee Kun Bu, tetapi setelah bertarung di ruang bawah tanah itu, ia pun amat terkejut lantaran Bee Kun Bu juga memiliki kepandaian tinggi, Oleh karena itu, ia ingin menghabiskan Bee Kun Bu dengan cara membakar ruang bawah tanah itu. Namun sungguh di luar dugaannya, kini Bee Kun Bu masih hidup segar bugarCo Hiong melancarkan serangan mendadak, menggunakan jurus Ciau Ceh Lam Hai Ombak Laut Selatan Menderu. Bee Kun Bu berkelit sambil tertawa dingin lalu balas menyerang dengan jurus Kim Sih Jauw Wua Benang Emas Melilit pergelangan Tangan.jurus tersebut selain dapat mematahkan serangan Co Hiong, juga menyerang urat nadi di pergelangan tangannya. Akan tetapi, Co Hiong sama sekali tidak gugup, malah langsung meloncat mundur dua depa sambil tersenyum licik."Baru berapa bulan tak bertemu, tetapi kepandaianmu kelihatan begitu maju! Aku turut gembira, juga ingin minta pelajaranmu!""Bagaimana mungkin aku berani memberi pelajaran padamu?" sahut Bee Kun Bu dingin, "Hanya aku harus membual perhitungan denganmu! Kalau tidak, Sumoymu pasti tidak senang!"Mendengar ucapan ilu, air muka Co Hiong langsung berubah, kemudian membentak gusar dengan suara menggunlur."Bee Kun Bu! Apakah engkau ke Toan Hun Ya menemui Souw Hui Hong, maka tahu jejakku dan guru-ku?"Ketika melihat air muka Co Hiong berubah dan mengajukan pertanyaan tersebut, Bee Kun Bu tidak berani sembarangan menjawab, Sebab kalau ia salah menjawab, tentu akan menimbulkan masalah lain yang menyangkut Souw Hui Hong dan ibunya, Oleh karena itu ia diam saja."Hmm!" dengus Co Hiong dingin, "Engkau berani ke Toan Hun Ya, bahkan juga memecah belah hubungan ayah dengan anak, maka hari ini aku harus mencincangmu!"Setelah berkata begitu, ia pun langsung menyerang Bee Kun Bu dengan pedangnya, Tampak berkelebat sinar pedang, berkelebat mengarah pada Bee Kun melihat serangan itu, Bee Kun Bu tahu bahwa Co Hiong menggunakan jurus Cong Sing Cui Goat Semua Bintang Mengelilingi Butan, Kemudian pedang Co Hiong berubah menjadi puluhan pasang mengelilingi Bee Kun Bu."Sungguh kejam Co Hiong!" ujar Bee Kun Bu dalam hati. "Dia ingin membunuhku dengan jurus begitu licik, jahat dan kejam, maka kalau aku tidak membunuhnya sekarang, kelak dia pasti menimbulkan bencana dalam rimba persilatan Apa boleh buat, aku harus turun tangan jahat terhadapnya!"Bee Kun Bu menangkis serangan itu. Akan tetapi, sebelum Bee Kun Bu menyerang, Co Hiong sudah melanjutkan serangannya dengan jurus Pek Lang Thau Thian Ombak Putih Menjulang Ke LangitBee Kun Bu sama sekali tidak mundur atau berkelip sebaliknya malah balas menyerang menggunakan jurus Wei Kam Ngo Gak Menindih Lima Gunung, jurus tersebut juga sangat membahayakan diri sendiri, sebab tidak menangkis melainkan langsung menyerang dengan kecepatan dan disertai Lweekang, Bee Kun Bu memang sengaja mengeluarkan jurus ini, sebab meskipun menyerempet bahaya, namun jurus tersebut dapat melukai dada Co terkejutnya Co Hiong, Kalau ia terus melanjutkan serangannya, paling juga dapat melukai lengan Bee Kun Bu, namun dadanya pasti tertembus oleh pedang Bee Kun karena itu, ia tidak mau mengambil risiko, dan cepat- cepat merubah jurusnya dengan jurus Tong Cu Hian Hud Bocah Menyembah Buddha, Jurus ini membuyarkan Lweekang Bee Kun Bu dan sekaligus menangkis serangannyaTernyata Bee Kun Bu sudah menduga, bahwa Co Hiong pasti mengeluarkan jurus tersebut Maka ia telah menyalurkan Lweekangnya pada lengan kirinya, dan langsung menyerang perut Co Hiong dengan lengan kirinya Hiong sama sekali tidak tampak gugup, sebab ia telah memperhitungkan, bahwa Bee Kun Bu akan memukul perutnya, Segeralah ia melesat ke atas dan terpaksa menangkis pukulan itu, sehingga terdengarlah suara benturan keras.
Jilid 14Lalu ia berlutut di hadapan kedua "patung" itu memberi hormat ia beristirahat sejenak, lalu ia mendaki batu yang besar dan melihat kotak dari batu Giok. Diperiksa-nya dengan teliti, dan di atas kotak tersebut tertulis delapan huruf yang berbunyi "Pit Cek Cung Po, Cin Si Mok Sen Kitab-kitab ini sangat berharga, Harus dijaga baik-baik. Kitab-kitab itulah yang dicari oleh para jago silat selama hampir tiga puluh ratus tahun, Kini ia, Na Hai Peng, yang menemuinya, ia yang menggemari sekali ilmu silat, dan yang telah mencurahkan semua perhatian dan semangatnya untuk memperdalam dan berlatih silat, sehingga lupa kepada Cui Tiap kawan hidupnya yang sangat mencintai ia, menjadi terharu bereampur girang sehingga seluruh tubuhnya gemetar! BetuI dengan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu ia tidak bermaksud menjagoi di kalangan Kang-ouw, tetapi kegembiraannya tak terhingga ketika ia menemukan kitab-kitab tersebut!Dengan bernapsu ia buka kotak batu Giok itu, yang berisikan tiga kitab yang dengan kulit kain sutera yang masih utuh, disamping satu Leng Tan Pil obat. Di bawah Leng Tan itu ada satu kertas putih dengan tulisan yang berbunyi "Dihadiahkan kepada orang yang telah berhasil masuk ke ruangan ini."Na Hai Peng yang telah tidak makan dan minum beberapa hari, setelah melihat Leng Tan itu, segera diambilnya dan ditelannya, ia segera merasakan bau harum di mulutnya, dan seluruh tubuhnya menjadi hangat, segar dan bersemangat seolah-olah mempunyai tenaga dari sembilan ekor banteng!Sambil duduk di atas batu ia buka kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, Kitab-kitab itu melukiskan dan menjelaskan cara-cara orang belajar ilmu silat, ilmu-ilmu tenaga dalam maupun tenaga luar, ilmu menggunakan maupun mengelakkan senjata-senjata rahasia, ilmu memperkuat iman, menyembuhkan luka-luka di dalam tubuh, serta ilmu-ilmu dan jurus-jurus yang dapat melumpuhkan lawan secara kilat dan singkat semuanya itu, yang berkenaan dengan ilmu silat, dan menyembuhkan luka-luka akibat dari pertempuran, dapat dipelajari dengan mudah dan cepat Lebih pula, segala ilmu silat tinju, menggunakan macam-macam senjata tajam atau senjata rahasia, ilmu menotok jalan-jalan darah dan membebaskannya, ilmu menawan lawan hidup- hidup atau mati, semuanya dijelaskan dengan terang dan jelas,Na Hai Peng membaca semua itu dengan tekun dengan perasaan terharu dan kagum... dan bahagia, Ketika ia membaca sampai kepada kitab ketiga, yang berlainan isinya daripada kitab ke satu dan ke dua, ia menjadi agak bingung, karena isinya adalah jampe-jampe mantera dan sebagainya yang sukar dimengerti olehnya, Namun ia membacanya habis ke tiga kitab tersebutHarus diketahui bahwa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu disusun oleh Ti Kian Cin Jin bersama San Im Shi Ni setelah mereka dari lawan menjadi kawan, Disamping semua ilmu- ilmu silat, Ti Kian Cin Jin juga telah memberitahukan dan merundingkan ilmu Hian Men It Goan Kong Ki Tenaga dalam dahsyat melumpuhkan lawan, dan San Im Shi Ni menjelaskan ilmu Hut Men Pan Yo San Kong Tenaga luar ajaib untuk menggempur dan menghindari serangan-serangan dahsyat.Kedua ilmu tersebut adalah modal istimewa mereka, dan setelah mereka mempelajari kedua ilmu istimewa tersebut, mereka insyaf bahwa jika orang dapat memiliki kedua ilmu istimewa tersebut, maka dia akan menjadi seorang jago silat yang sakti laksana seorang dewa atau dewi,Ilmu Hian Men It Goan Koang Ki bahkan dapat meremajakan, menguatkan dan menyembuhkan Iuka-luka di dalam tubuh. Ilmu Hut Men Pan Yo San Kong dapat membunuh lawan hanya dengan satu semprotan hawa dari mulut!Mereka terus mempelajari kedua ilmu luar biasa itu selama tiga hari dan tiga malam sambil berusaha menyembuhkan luka-luka yang diderita sebagai akibat pertempuran sambil menunjuk ke kedua kitab Kui Goan Pit Cek yang telah selesai disusun itu, Ti Kian Cin Jin berkata sambil tersenyum "Jika sebelumnya kita masuk ke dalam goa ini untuk menyusun kedua kitab ini, kau memberitahukan ilmu Hut Men Pan Yo San Kong kepadaku, mungkin aku dapat berhasil menyembuhkan luka-lukaku dengan dibantu oleh ilmu Hian Men It Goan Kong Ki dari aku. "San Im Shi Ni menjawab sambil menghela napas "Tidak ada gunanya kita bicarakan itu lagi, karena sudah terlambat Mungkin juga ini kehendaknya Tuhan, ilmu Hian Men It Goan Kong Kimu digabung dengan ilmu Hut Men Pan Yo San Kongku sebetulnya dapat membikin kita hidup lama, jika kedua ilmu ini tidak dicatat dan disusun di dalam kitab, maka kedua ilmu ini akan hilang, Menurut pendapatku tidak ada jahatnya jika kita, menyusun kedua ilmu itu di dalam kitab ke tiga."Setelah memperoleh persetujuannya Ti Kian Cin Jin, maka mereka menyusun kedua ilmu ajaib tersebut di dalam kitab ke tiga dan kitab itu diberi nama Toa Pan Yo Hian Kong llmu ajaib abadi, Setelah mereka selesai menyusun kitab ke tiga itu, mereka tak dapat hidup lebih lama lagi, Betul dengan ilmu Toa Pan Yo Hian Kong itu mereka dapat menyembuhkan luka- lukanya, akan tetapi usaha menggunakan ilmu itu sudah Ti Kian Cin Jin menutup mulut goa dengan batu, dan San Im Shi Ni menaruh tiga Kui Goan Pit Cek itu di dalam kotak batu Giok bersama satu butir Leng Tan pil ajaib, lalu kotak itu ditaruh di atas satu batu besar Kemudian dengan membakar hio mereka berdiri di atas dua batu di kedua samping batu yang besar menanti ajal mereka! Hio yang dibakar terbuat dari daun-daun ajaib, dan asap yang keluar dari hio itu dapat mengawal kan jenazah mereka, Daun-daun yang ajaib itu adalah hasil penyelidikan Ti Kian Cin Jin yang sengaja membawa dan ditanam di dekat puncak Pek Yun Siat,Setelah Na Hai Peng membaca ketiga kitab Kui Goan Pit Cek itu, ia merasa dapat memahami semua ilmu-ilmu silat yang tereatat di dalam kitab-kitab pertama dan ke dua, hanya kitab Toa Pan Yo Hian Kong yang ia belum paham betul, namun ia telah merasa bahagia sekali, dan air matanya mengucur keluar karenanya!Dengan pil ajaib Leng tan yang ia telah telan, ia merasakan tubuhnya sehat segar, sedikitpun ia tak merasakan lapar,Baru pada keesokan harinya ia merasa agak lapar, ia menghitung-hitung bahwa dua puluh hari telah berselang semenjak ia terjun masuk ke dalam sungai untuk menyelidiki keadaan di situ, Lalu dengan membawa kotak yang berisi kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu ia keluar dari pohon-pohon bunga yang menjadi daerah sesat tidak menjadi soal lagi baginya. Hanya bau busuk dari kedua mayatnya Ciu Ki dan Kang Cwan sukar ditahan. sebetulnya ia ingin mengubur dengan selayaknya kedua mayat itu, akan tetapi ketika ia berpikir caranya kedua perampok yang kejam itu membujuk ia terjun dulu, ia menjadi jemu akan perbuatannya, Dengan mudah ia dapat melalui daerah sesat itu, dan tiba di pinggir sungai Untung baginya rotan yang disambung untuk dijadikan tali masih ada. Dengan bantuan tali rotan itu, ia dapat keluar lagi ke atas sungai dengan ia pergi ke goa yang terletak di atas puncak Pek Yun Siat untuk mempelajari dan memahami semua ilmu-ilmu silat yang tereatat di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Goa Pek Yun Siat itu agak luas, terdiri dari beberapa kamar Satu angin anglo dapur baru dari Ti Kian Cin Jin masih ketinggalan di dalamnya, Dengan hasrat memperdalam ilmu silatnya, maka goa Pek Yun Siat itu ia jadikan tempat cepat sekali sepuluh tahun telah berlalu, ilmu silatnya Na Hai Peng telah bertambah maju berlipat ganda, dengan bermacam-macam ilmu pukulan dan ilmu menggunakan senjata tajam yang tiada taranya di kolong langit, bahkan ilmu Hian Men It Goan Kong Ki pun ia dapat memahami banyak, Tetapi dalam waktu sepuluh tahun itu ia hanya baru memiliki kurang tiga atau empat persepuluh bagian dari kesemua ilmu yang tereatat di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu,Pada suatu hari, ia mempunyai suatu pikiran nakal, ia membuat kitab-kitab Kui Goan Pit Cek palsu dengan mengunakan kertas putih, ia kembali lagi ke dalam goa yang berada di perut gunung, dan menaruh kitab-kitab Kui Goan Pit Cek palsu itu di atas batu besar di dalam goa tersebut Lalu ia taruh peta Cong Cin To di atas puncak Sao Sit Hong, tempat dimana Ti Kian Cin Jin dan San Im Shi Ni mengadu silat"Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek telah mengambil entah berapa banyak korban diantara jago-jago silat selama beberapa ratus tahun, Jika peta Cong Cin To itu diketemukan orang, maka orang itu pasti datang ke goa di perut gunung untuk mengambil kitab-kitab palsu itu, maka berhenti lah para jago-jago silat mencarinya atau saling bertempur untuk memperoleh kitab-kitab itu.,." pikirnya Na Hai Peng. Dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek palsu itu ia hanya gambarkan macam-macam bi-natang, burung dan ikan dengan sembarangan saja,Ketika ia sedang membawa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang palsu itu ke dalam goa di perut gunung, tiba-tiba ia menjumpai seekor bangau yang besar berdiri di depan mulut goa. ia yakin bahwa ilmu silatnya mahir dan tinggi, ia memukul kan tinjunya tetapi bangau yang besar itu terbang ke atas secepat kilat menghindari tinjunya, dan terbang turun lagi menyapu ia!Na Hai Peng lekas-lekas loncat mengegos sambil berusaha menangkapnya, Tetapi bangau itu rupanya sangat lincah dan cerdik, seolah-olah diapun pandai silat Dia berbunyi keras dan datang menyambar dari belakang,Demikianlah Na Hai Peng bertempur melawan bangau itu dengan semua ilmu silat yang ia telah pelajari dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, akan tetapi ia masih juga tidak berhasil menangkap bangau Hai Peng terperanjat dan berpikir "Sepuluh tahun sebelumnya, ilmu silatku dapat menerkam harimau dan memukul mati singa, Tetapi sekarang setelah aku dapat memiliki banyak ilmu-ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, aku tak mampu menangkap seekor bangau!"Kemudian ia berlutut dan mengumpulkan tenaga dalamnya untuk melancarkan jotosan dengan tangan kirinya ke itu terdampar jauh sekali oleh angin dari jotosan nya, tetapi bangau itu segera datang menyambar lagi, Na Hai Peng menggunakan jurus Ciang Hong Pa Liong atau Burung Hong menerkam naga, dan ia berhasil mencekal kedua kakinya bangau itu!Bangau itu berusaha melepaskan diri, tetapi sia-sia, karena tenaganya Na Hai Peng demikian besarnya seolah- olah dapat menahan sepasang banteng yang sedang mengamuk!-ooo0ooo-Dengan ilmu silat sakti, Na Hai Peng kembali ke istana "Bangau ini luar biasa! Apa maksudnya dia menyerang akudemikian sengit nya ?" pikir Na Hai ia melepaskan cekalannya, bangau itu tidak berusaha terbang pergi, Na Hai Peng dorong batu di mulut goa dan masuk ke dalam, ia taruh kotak-kotak yang berisi kitab-kitab Kui Goan Pit Cek palsu di atas batu besar, dan jalan keluar lagi setelah melalui pohon-pohon bunga, Alangkah kagetnya ketika ia tiba di pinggir sungai, tali rotan yang ia gunakan tadi telah hilang! Bagaimanakah ia dapat keluar dari lembah yang sempit dan yang dilingkari oleh lereng-lereng gunung yang curam lagi licin itu? Meski ia berlatih lagi sepuluh tahun sekalipun ia tak akan berhasil keluar dari lembah tersebutDalam keadaan bingung itu, tiba-tiba ia merasa hembusan angin di belakangnya, ia menoleh dan melihat bangau yang besar itu sudah berdiri di belakangnya, "Bangau ini besar sekali tenaganya, Mungkin aku dapat tunggangi untuk membawa aku terbang keluar dari lembah ini!" pikirnya, Lalu ia tunggangi bangau itu siap lantas melonjorkan lehernya, dan setelah mementangkan kedua sayapnya, segera membawa Na Hai Peng terbang ke angkasa,Bangau itu terbang tinggi menembusi segumpalan awan, dan kemudian ia terbang turun di atas suatu Hai Peng turun dari punggung bangau itu dan melihat keadaan di sekitarnya, Ternyata ia berada di dekat goa Pek Yun Siatnya, Bukan main girangnya, karena ia anggap bangau itu telah tunduk dan takluk kepadanya. ia usap-usap bangau itu dengan penuh kasih sayang, Tetapi bangau itu mundur dan berbunyi seakan-akan merasa takut Na Hai Peng lalu melihat ada satu seruling bambu yang panjangnya lebih kurang sepuluh cm dan sebesar jempol tangan tergantung di lehernya bangau itu. ia pegang dan pijat seruling bambu itu, ia tidak pikir bahwa tenaganya sangat dahsyat, dan seruling bambu itu menjadi hancur, selembar kain sutera putih yang dilipat rapi jatuh keluar dari seruling bambu itu, ia pungut kain sutera itu, dan membaca tulisannya yang berbunyi"Bangau ini bernama Hian Giok. Dia adalah makhluk yang sakti dan telah berusia seribu tahun lebih, dapat menaklukkan naga. Siapa saja yang dapat menaklukkan-nya, akan menjadi majikannya." Terlihat tanda tangan dari Ti Kian Cin Jin, disertai juga cara menjinakkannya dan memeliharanya bangau main girangnya Na Hai Peng, karena dengan dibantu oleh bangau sakti itu, ia seolah-olah dapat terbang pergi kemana saja yang dikehendakinya,Justru pada saat itu ia berpikir "Semenjak aku berlalu dari istana raja di ibukota sehingga kini sudah sepuluh tahun, Apakah kawan-kawan karibku masih ada? Dengan bangau sakti ini, aku dapat pergi ke sana dengan mudah, Aku dapat menemui kawan-kawan karibku dan juga Cui Tiap, kawan hidupku."Dengan maksud itu, ia segera menunggangi bangau-nya dan menuju ke ibukota, Bangau sakti itu hanya perlu beristirahat satu kali, dan jarak yang jauh dari pegunungan Koat Cong San sampai ke ibukota di utara dapat ditempuh hanya dalam satu hari satu rnalam!Karena ia sudah mengerti cara mengendalikannya bangau sakti itu, setelah ia perintahkan turun di dekat tempat tidak jauh dari istana, ia segera suruh bangau itu terbang ke atas, dan ia sendiri berjalan menuju ke istana raja,Na Hai Peng yang telah tinggal lama di dalam istana telah paham betul seluk beluknya. Meskipun ia telah lama berlatih silat, tetapi ia lakukan segala sesuatu ada dorongan hatinya tanpa pikir, Dengan hati yang tabah ia jalan masuk ke dalam berkelebat dua bayangan, dan ia dibentak "Siapa yang demikian besar nyalinya berani menerobos masuk ke dalam istana raja pada malam hari ini?" Bentakan itu dibarengi dengan sambitan dua senjata rahasia, yang berkelebatnya terbang menyertai cepat sekali Na Hai Peng tangkap senjata rahasia itu dan yang lainnya ia kebut dengan lengan bajunya sambil berteriak "Siapakah kau yang berani menyambit aku dengan senjata rahasia itu dan yang lainnya? Apakah kau tak takut aku akan menghajar kalian?" Ketika ia masih menjadi orang kesayangan Kaisar Hauw Cong, dan menjadi pengawal peribadinya, Maka ia telah berkata-kata demikianDua pengawal keluar menghadapi ia dan menatapnya dengan beringas!Na Hai Peng lupa bahwa ia telah tinggal memisahkan diri diatas puncak Pek Yun Siat selama sepuluh tahun dan kini pakaiannya sudah compang-camping, Lagipula rambutnya yang panjang beberapa kaki dan kumis serta janggutnya yang berewok telah membikin ia lebih mirip orang hutan daripada manusia,Seorang pengawal mengejek "Kakek yang gila ini mungkin mau merasai golokku!" Lalu ia membacok"Kurang ajari Berani maki aku kakek gila!" bentaknya Na Hai Peng, sambil mengegoskan diri, dan satu jotosan dari tinju kanannya membikin pengawal itu jatuh tertiarap dengan tidak bernyawa!pengawal yang lain menjadi ketakutan Dengan nekat ia menyerang dengan goloknya, Tetapi Na Hai Peng hanya loncat ke samping, dan tinju kirinya memukul muka lawannya, ia lupa bahwa tinjunya itu keras sekali Pukulan itu telah memukul hancur muka pengawal itu yang hanya menjerit sekali untuk jatuh menjadi mayat!Na Hai Peng sendiri menjadi terperanjat menyaksikan jotosan-jotosannya yang membawa maut mengambil korban, ia berpikir Ai! Aku telah membunuh mati pengawal istana, apa bila ketahuan, aku akan dianggap seorang pemberontak dan hukumannya tidak akan berakhir jika belum sampai sembilan turunan. "Banyak pembesar-pembesar tinggi atau menteri-menteri yang telah memberontak mendapat hukuman secara demikian dengan tak menghiraukan tua atau muda, laki atau perempuan justru pada saat ia memikirkan akan akibat dari perbuatannya itu, tiba-tiba ia merasa ada angin menyerang dari belakangnya, ia menoleh dan tampak tiga pengawal yang bertubuh tinggi besar telah mengurung ia dengan golok terhunus,Pengawal yang di tengah membentak ia dengan mata melotot "Kedua pengawal ini tentu kau yang bunuh!" wajar Na Hai Peng menjawab "Aku hanya menjotos sembarangan, aku tidak menduga telah memukul mati mereka."pengawal itu mengawasi Na Hai Peng yang berpakaian compang-camping, rambut dan janggutnya panjang dan terurai-urai, menganggapnya Na Hai Peng seorang yang tidak beres pikiran, ia tidak pereaya jika tanpa senjata, Na Hai Peng dapat membunuh mati rekan-rekannya. ia membentak lagi "Hei! Kau iblis dari mana berani bicara dengan mulut besar?Apakah kau tidak tahu di sini tempat apa?"Dengan tenang Na Hai Peng menjawab "Aku tahu ini adalah pekarangan di dalam istana raja. ""Dan apakah kau tidak tahu tidak sembarangan orang boleh masuk ke sini?" bentak si pengawal itu,"Aku ingin menjumpai kaisar, maka aku datang ke sini." jawab Na Hai Peng,Si pengawal menjadi gusar, ia lalu menusuk dengan ujung goloknya,Ketika itu Na Hai Peng telah dapat memahami ilmu Hian Men It Goan Kong Ki. Dengan tanpa bergerak, ia membalas menyerang lawannya, pikirnya si pengawal bahwa dengan tusukannya itu Na Hai Peng akan dapat ditusuk mati, ia tidak duga bahwa ujung goloknya menjadi empuk seperti lilin ketika menyentuh tubuhnya Na Hai Peng, dan tangannya segera menjadi lumpuh, Goloknya segera jatuh dari cekalannya, Kedua pengawal yang lain juga merasa tubuhnya menjadi panas, dan terpaksa mundur dua tindak,Na Hai Peng tertawa gelak-gelak, ia mengebutkan kedua lengan bajunya, dan kedua pengawal di kedua sampingnya itu terhempas jatuh terlentang dengan jiwa melayang! Dengan sekali loncat Na Hai Peng lari maju, Segera ia dengar ada orang yang mengejarnya pula dan ternyata seorang pengawal kepala,sebetulnya ia tidak bermaksud membunuh mati siapapun, maka ia berusaha melarikan diri dan keluar dari istana agar ia dapat memanggil bangaunya untuk kembali ke pegunungan Koat Cong San. Dalam pikirannya yang kacau itu, ia telah tidak ingat lagi jalan untuk keluar, dan ia tersesat!ia berhenti dan mengingat-ingat jalan keluar dalam suasana yang gelap itu, Berkat ilmu Hian Men It Goan Kong Ki yang ia dapat pelajari dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, penglihatan matanya jauh lebih terang di suasana yang gelap" itu, ia dapat lihat di tempat sedikit jauh beberapa bangunan yang bertingkat diantara pohon-pohon cemara, pada sepuluh tahun berselang bangunan-bangunan tersebut belum ada. ia berusaha mengingatkan segala bangunan-bangunan atau benda-benda ketika ia masih menjadi pengawal pribadi Kaisar Hauw Cong, tiba-tiba ia dengar suara bunyinya lonceng kuningan Suara lonceng itu tidak keras, tetapi mendengung lama sekali, segera disertai suara seruling bambu, dan dari jendela-jendela bangunan-bangunan yang bertingkat itu memancar keluar sinar lampu.,.,ia ingat di masa ia menjadi pengawal istana, Tiap-tiap orang-orang yang telah menerobos masuk ke dalam pasti tak dapat keluar lagi, karena penjagaan yang keras dan jebakan- jebakan yang tersembunyi di tempat-tempat tertentu Tetapi dengan ilmu silatnya yang dapat dikatakan tiada bandingan, ia tidak takut akan tidak bisa keluar"Aku sudah di sini, meskipun aku tidak dapat menjumpai kawan-kawan karibku, aku harus berusaha mencari Cui Tiap, Bangunan-bangunan yang bertingkat itu mungkin juga tempat kediaman selir-selir raja, dan mungkin juga Cui Tiap berada di salah satu bangunan-bangun-an itu.,." saja ia hendak melangkahkan kaki menuju ke bangunan bertingkat itu, tiba-tiba ia mendengar orang bicara "Jika kita terus mencari, kita akan terpaksa mencari di ruang yang terlarang, tetapi kita akan dipersalahkan."Terdengar pula suara jawaban Tetapi Lauw Kong Kong Tuan besar Lauw telah memerintahkan kita mencari dan menangkap orang yang telah menerobos masuk ke sini, kita tidak akan dipersalahkan jika kita berhasil menangkap bangsat itu,.,.""Rupanya orang-orang itu sedang mencari aku, aku harus bersembunyi" pikir Na Hai Peng, lalu ia lari menuju ke hutan pohon-pohon cemara di depannya,Tetapi ia tidak menduga bahwa orang-orang yang sedang mencari ia adalah jago-jago silat dari Lauw Kin, kasim Thaykam = orang kebiri kesayangan kaisar tetapi sangat kejam dan keji, Suara pakaiannya yang dihembus angin telah menarik perhatiannya orang-orangnya Lauw Kin, Dalam sekejap, tiga senjata tajam menyambar dari belakangnya, sambil membalik tubuh, Na Hai Peng me-ngebut dengan bajunya, dan dua golok segera terlempar jatuh, sedang orang yang ke tiga ia dapat hindarkan untuk terus didorong ke depan sehingga tubuhnya bertumbukan dengan orang yang telah terlepas goloknya segera datang menyerang lagi, dan Na Hai Peng memperhatikan bahwa kedua orang itu, yang satu kurus tinggi, mukanya perok, kedua matanya seperti mata tikus, usianya lebih kurang enam puluh tahun, dan yang lain bertubuh tinggi besar, berusia kira- kira empat puluh tahun, siapa sedang menyerang ia dengan sebuah toya berkepala roda baja yang bergigi setelah goloknya terlepas,Si kurus mengawasi Na Hai Peng, dan dengan tanpa bicara, tiba-tiba tangan kanannya menyambar mencakar seperti kukunya seekor burung elang, Dan kawannya yang bersenjatakan toya berkepala roda baja bergigi berbareng menyerang dengan menyodokkan senjatanya ke mukanya Na Hai Peng!Na Hai Peng, yang telah memahami banyak ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, menjadi gembira karena ia memperoleh kesempatan untuk menguji keampuhan jurus- jurusnya, dan ia telah melupakan dosa dicap sebagai pemberontak Sambil tertawa gelak-gelak, tinju kanannya dari bawah memukul ke atas menghajar toya dengan jurus Liong Teng Kauw Tian ke atas atau Naga Melonjak ke udara, sedangkan tangan si kurus yang datang mencakar segera terlihat kanannya telah memukul tangan lawan yang memegang toya sehingga senjata itu terpental, dan si kurus yang hendak menarik kembali cakarannya untuk loncat beberapa kaki, ia menjotos punggungnya dan tangan kanannya menolak jalan darah di lengannya si yang secepat kilat itu tak dapat dihindarkan lagi oleh kedua lawannya yang ilmu silatnnya lihay itu, jotosan di punggung membikin si tubuh besar jatuh tertiarap dan pingsan, sedangkan totokan itu melumpuhkan seluruh tubuhnya si kurus, Lawan yang bertumbukan dengan pohon hanya dapat menjerit satu kali untuk rubuh ke tanah dengan memuntahkan darah dari mulutnya!Ketika kedua orang itu dapat bangkit, Na Hai Peng sudah pergi entah kemana! Lawan yang bertubuh besar, sambil membersihkan tanah di mukanya berkata kepada kawannya "Aku yang sudah lama berkecimpung dikalangan Kang-ouw, dan pernah menghadapi banyak lawan yang berat, belum pernah diperlakukan demikian oleh setan ini!"Si kurus menyahut "Meskipun istana ini dijaga keras, tetapi aku khawatir lebih banyak korban dibunuh olehnya sebelum dia dapat ditawan!" Na Hai Peng ketika itu sedang bersembunyi di semak- semak pohon bunga dan mengawasi gerak-geriknya mereka,Ketika ia masih menjadi pengawal istana Kaisar Hauw Cong, ia mengetahui bahwa beberapa pengawal dipersenjatai dengan anak panah yang beracun, Setelah mendengar si kurus mengatakan istana tersebut dijaga keras, ia khawatir diserang dengan anak panah beracun, ia berkata seorang diri "Dalam suasana yang gelap gulita ini, aku tak dapat segera melihat lawan dengan senjata anak panah beracun, Lebih baik aku bersembunyi di sini sejenak untuk mencari jalan yang aman untuk keluar. "Sesaat kemudian ia dengar suara kaki orang berlari-lari. Mereka yang sedang mencari ia semuanya adalah jago-jago silat kenamaan, dan suara dari napasnya rupanya telah didengar oleh mereka, Karena ia sedang mengumpulkan tenaga dalamnya dengan sebentar-sebentar menyedot atau menarik napas panjang untuk disembur keluar dengan perlahan-lahan, Ketika ia mengangkat kepala dan melihat di sekitarnya, ia tampak bahwa ia sedang disoroti oleh sinar dari suatu lentera, ia tidak bergerak, karena ia belum selesai mengumpulkan tenaga dalamnya, Tiba-tiba satu golok datang menyambar! Ia tidak menangkis dengan tangannya, ia hanya membuka mulutnya, menangkap golok itu dengan gigitan giginya, ia terkejut ketika ia lihat golok itu mengeluarkan asap biru, itulah golok beracun!Na Hai Peng segera rasakan kaki tangannya menjadi panas, dan ketika ia melihat ke depan lagi. Satu toya besi dan ujung garu berbareng menyerang ke mukanya, Dengan satu jeritan, ia loncat ke atas ia telah terluput dari sodokan toya besi dan garu tadi! ia jatuh turun ke tanah untuk menjotos punggungnya orang yang menyodok ia dengan garu, dan kaki kanannya menendang kepalanya orang yang menyodok ia dengan toya lagi kakinya menginjak tanah ketika mendengar suara jeritan-jeritan yang mengerikan Orang yang menyodok dengan garu jatuh tersungkur memuntahkan darah, dan orang yang menyodok dengan toya besi hancur kepalanya, Mereka menjerit kesakitan satu kali, dan mati seketika! Na Hai Peng yang telah menggigit golok beracun, selagi berusaha mengeluarkan racun itu, merasakan bahwa betis kanannya dan lengan kirinya me!umpuh. ia merasa harus menghadapi seorang lawan yang bersenjata toya. Dengan memaksakan diri ia meloncat pula untuk merampas toya lawannya, Satu genta kan yang dibarengi dengan tendangan kaki kiri, lawannya ditendang remuk kepalanya sehingga otaknya berantakan!Dalam keadaan separuh lumpuh ia masih dapat membunuh lawan-Iawannya dengan mudah dan cepat ia ambil toya dari lawannya dan lari menuju ke bangunan yang bertingkahMeskipun di sekitarnya masih ada banyak pengawal, akan tetapi sebagian besar telah dibinasakan olehnya, Lagipula orang yang menyoroti ia dengan lentera telah dihajar mati, maka suasana menjadi gelap pula, Untuk sementara waktu, rupanya tidak ada orang yang berani mengejar lagi, sebetulnya mereka sedang siap sedia dengan senjata senjata rahasia yang segera akan dilontarkan nya. kesempatan itu digunakan olehnya untuk lari menuju ke bangunan yang bertingkatSejenak kemudian, karena suasana sunyi senyap, para pengawal mulai keluar dari tempat sembunyinya masing- masing untuk mencari lagi, atau mengangkat mayat - mayat kawan Hai Peng yang berlari-lari tiba-tiba merasa betis kirinya menjadi lemas, dan ia jatuh. Betis kanan dan lengan kirinya memang sudah menjadi lumpuh, Ketika itu ia baru memikir melarikan diri keluar dari pekarangan istana, Tetapi terlambat, karena ia tak dapat berbuat menurut kehendaknya dengan hanya satu lengan kanannya, ia menghela napas,ia mendongak, dan melihat sekelompok pohon-pohon bambu mengelilingi satu bangunan yang bertingkah dan sinar lampu membikin tempat di sekitarnya menjadi terang, ia berpikir "Bangauku sangat cerdik dan cerdas, Mengapa aku tidak mau memanggilnya agar dia dapat membawa aku keluar dari sini?" ia berusaha bersiul memanggil bangaunya, tetapi ia tak dapat lakukan itu, karena beberapa jalan-jalan darahnya telah tersumbat akibat racun golok, Dalam keadaan putus asa, ia keluarkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari kantong bajunya, dan berkata seorang diri "Kali ini rupanya aku tak dapat keluar dari sini, dan mungkin aku binasa, Kitab-kitab sakti ini akan dirampas oleh orang lain, lebih baik aku memusnahkannya!" ia berhenti sejenak dan menghela napas, Tetapi jika kitab-kitab sakti ini aku musnahkan, maka ilmu-ilmu silat yang disusun oleh Ti Kian Cin Jin dan San Im Shi Ni dengan jerih payah akan menjadi sia-sia belaka"Demikianlah ia menjadi mundur maju tidak dapat mengambil ketetapan tentang memusnahkan memegangi kitab-kitab itu, ia mengucurkan air mata Segera terdengar berlari-larinya suara kaki orang, ia yakinbahwa para pengawal istana berusaha mengejar atau mencariia lagi, ia masukkan kembali kitab-kitab itu ke dalam kantong bajunya, dan berdaya mencapai bangunan bertingkat di depannya, Setelah ia tiba di bawah satu jendela dari bangunan itu, dengan sekali enjot, ia berhasil melonjak masuk ke dalam satu kamar, dan bersembunyi di kolong sebuah meja, Di luar terdengar suara melewatnya orang yang berlari- bersembunyi di kolong meja itu dengan maksud mengambil keputusan apa yang ia harus perbuat dengan kitab-kitab Kui Goan Pit Ceknya, Tetapi ketika ia keluarkan kitab-kitab itu, ia kebetulan membuka halaman yang menuturkan cara menyembuhkan yang tajam, dibantu dengan cahaya lampu di dalam kamar itu, memudahkan ia membaca dengan jelas, Dengan girang ia membaca halaman itu. Tiba-tiba ia dengar suara orang yang berseru di luar kamar "Ban Swee kaisar telah datang!" Na Hai Peng terkejut. ia masukkan lagi kitab-kitabnya ke dalam kantong dan pindah bersembunyi di balik lemari buku, Baru saja ia bersembunyi, segera pintu kamar dibuka orang dan dua kasim orang kebiri memimpin masuk seorang muda dengan pakaian sutera tersulam dengan naga emas, memakai topi biasa, dan berusia lebih kurang dua puluh tahun, Di belakang pemuda itu mengikuti seorang kasim yang berjubah biru, wajahnya putih bersih,Terdengar pemuda itu berkata sambil tertawa "Gadis- gadis yang baru di kamar "Macan Tutul" semuanya cantik manis, akan tetapi mereka semuanya tolol, dan tak bisa menawan hati."Kasim yang berjubah biru berkata sambil membungkukkan tubuh "Hamba telah menyuruh orang mencari gadis-gadis yang cantik jelita, dan dalam beberapa hari lagi, gadis-gadis itu Ban Swee dapat nikmati."Tetapi diantara gadis-gadis di kamar Macan Tutul, gadis yang bernama Cui Tiap itu betul-betul cantik, Hanya dia sangat dingin terhadap aku. Kini ia menjadi tak karuan, karena ia tak memperhatikan bersolek dan berdandan untuk memperindah dirinya, Mengapa dia itu?" tanya si pemuda,Lalu terdengar suara tindakan kaki di luar, dan ketika pintu terbuka, Na Hai Peng dapat melihat dari tempat sembunyinya, dua selir istana sedang menggiring satu selir yang berpakaian hijau, ia terkejut menampak selir itu, karena selir itu adalah Cui Tiap selir yang diberikan kepadanya untuk kawan hidupnya oleh Kaisar Hauw Cong olehnya Cui Tiap berlutut di hadapan pemuda itu sambil berseru "Hamba Cui Tiap datang di hadapan Ban Swee." Si pemuda membentak "Aku ini adalah seorang raja!Mustahil aku lebih rendah daripada seorang pengawal istana? Jika kau tidak menuruti kehendakku, kau jangan menyesal menderita hukuman!"Dengan sedih Cui Tiap berkata "Junjungan almarhum telah serahkan hamba kepada pengawal istana bernama Na Hai Peng, dan hambat telah tinggal sebagai suami istri dengan dia. Tubuh hamba yang hina ini tentu tak pantas bagi Ban Swee lagi."Si pemuda makin menjadi gusar, dan ia membentak dengan suara lebih keras "Aku adalah kaisar dari satu negeri besar, siapakah yang berani menentang kehendakkuDengan mengucurkan air mata dan suara yang memilukan hati, Cui Tiap menjawab "Hamba telah menuruti perintah kaisar almarhum dan menyerahkan jiwa dan raga kepada pengawal istana Na Hai Peng, Hamba tak pantas menyerahkan tubuh yang telah noda kepada Ban Swee,.,."Si pemuda atau kaisar Bu Cong, karena mengingat ayahnya, Hauw Cong, segera menjadi reda. ia berkata sambil tersenyum "Gadis-gadis di dalam kamar Macan Tutul semuanya lebih cantik dari padamu, mereka berebut menjadi pilihanku!"Kasim yang berjubah biru berkata "Ban Swee tak usah dengar selir yang rendah ini. Urusan ini serahkan saja kepada hamba, Hamba jamin dia akan tunduk dan menuruti kehendak Ban Swee setelah aku beri hajaran di dalam tiga hari."Kaisar Bu Cong mengangguk dan berkata "Baiklah, Tetapi kau jangan terlampau bengis terhadapnya!" Lalu ia pun keluar dari kamar Kasim berjubah biru mengantar kaisar keluar dari kamar, ia kembali lagi dan memaki "Hei! Cui Tiap! Kau betul- betul berkepala batu, dan berani menolak Ban Swee,.,." Lalu ia suruh satu kasim mengambil cambuk, Kasim itu lekas-lekas keluar mengambil cambuk, Setelah menerima cambuk, kasim berjubah biru memerintahkan dua selir menyumbat mulutnya Cui Tiap dengan sapu tangan, lalu ia mencambuknya, sehingga kulit yang putih halus itu luka- luka dan mengeluarkan darah, Kasihan Cui Tiap, seluruh tubuhnya terluka dan bermandikan darah, pakaiannya pecah robek dengan penuh noda kejam perbuatannya kasim Hai Peng yang bersembunyi di balik lemari buku, dan menyaksikan penderitaannya wanita yang telah berkorban untuk ia itu, menjadi murka, tetapi baru saja ia. ingin bangkit dan menerkam kasim yang kejam itu, tiba-tiba ia merasa darah meluap di dadanya, Segera kedua matanya pudar dan ia jatuh pingsan....Ketika si kakek bereerita sampai di sini, gadis berbaju sutera biru menjerit, dan dengan kedua mata berlinang, ia berkata itulah ibuku, Ketika itu aku tak pandai ilmu silat Bagaimanakah dia dapat tahan siksaan itu. "Lie Ceng Loan mengusap-usap rambutnya gadis itu lalu menghibur "Kasim berjubah biru itu betul-betul kejam, Nanti jika aku ketemukan dia, aku akan hajar dia sampai mampus!"Pek Yun Hui juga mengucurkan air maka mendengar siksaan yang diderita oleh Cui Tiap, ia palingkan mukanya ke lain jurusan, mengenangkan peristiwa-peristiwa yang kakek meneruskan kisahnya "Karena aku telah menderita luka-luka parah, dan ketika melihat Cui Tiap disiksa, aku telah lupa akan luka-lukaku, dan ingin menolong sehingga aku jatuh pingsan, Ketika aku siuman kasim yang kejam itu telah berhenti mencambuki Cui Tiap, Aku mula-mula sangat cemas, karena aku khawatir Cui Tiap telah binasa, Aku mengawasi dari tempat persembunyianku dan menyaksikan seorang gadis kecil dengan dua kuncir dan mengenakan pakaian kuning memeluki tubuhnya Cui Tiap melindunginya, Kasim yang berjubah biru itu tidak berani mencambuki lagi, karena khawatir melukakan gadis kecil itu, Aku yakin bahwa gadis kecil itu adalah puterinya kaisar dari seorang gadis baju biru bersemi "Gadis kecil itu betul-betul baik, Kelak kemudian hari jika aku menjumpai dia, aku tentu menghaturkan terima kasihku karena dia telah menolong ibuku!"Na Hai Peng si kakek berkata Tiap Ji, gadis kecil itu adalah Lan Tai Kong Cu, dan dia sekarang berada di sampingmu!"Si gadis baju biru mengawasi Pek Yun Hui dan berkata dengan khidmat "Tadi ketika aku pertama kali melihat Cici, aku merasa seperti juga aku pernah melihatnya entah dimana, Setelah aku buka kain sutera putih, aku segera ingat bahwa ibuku di masa hidupnya sering-sering membuka kain sutera putih ini dan bersembahyang. ibuku selalu memesan kepadaku bahwa jika aku menjumpai gadis kecil yang terlukis di atas kain sutera putih ini, aku harus mendengar perintahnya, Cici... oh, Kong Cu, maaf, Terimalah salam hormatku ini." Lalu ia berlutut di hadapan Pek Yun Hui,Pek Yun Hui lekas-lekas mengangkat bangun dan berkata "Lan Tai Kong Cu sudah tak ada di dunia ini. yang ada ialah Pek Yun Hui, Dan kau boleh panggil aku Pek Cici. "Tiba-tiba terdengar suara batuknya Na Hai Peng, yang segera meneruskan kisahnya"Setelah melihat Cui Tiap yang disiksa dan kemudian ditolong oleh Lan Tai Kong Cu, aku berhasrat ingin hidup untuk menolong Cui Tiap keluar dari istana yang baginya seperti juga neraka, Aku segera mengerahkan tenaga dalamku, dan dengan menurut petunjuk-petunjuk yang tertera di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek aku berusaha menyembuhkan luka-Iuka dan memulihkan tenaga dalamku, Untung bagiku mereka tidak ketahui aku bersembunyi di balik lemari buku di dalam kamar itu selama hampir tiga jam Pek Yun Hui memotong pembicaraannya dan menanyai "Setelah Suhu berhasil menyembuhkan luka-luka, Suhu segera pergi menolong Cui Tiap, betul tidak?"Na Hai Peng mengangguk dan menjawab "Betul! Dengan petunjuk-petunjuk yang tertulis di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, aku berhasil menyembuhkan iuka-lukaku dan tenagaku juga telah pulih kembali, Ketika itu kaisar Bu Cong dan Lan Tai Kong Cu masih di dalam kamar, dan aku terpaksa bersabar. ""Betul, aku masih ingat, Setelah ayahku pergi, suhu loncat keluar dari tempat sembunyi, sehingga aku menjadi kaget setengah mati!" kata Pek Yun Hui."Kau bukannya kaget setengah mati." Na Hai Peng melanjutkan penuturannya, "Aku telah menotok jalan darahmu sehingga kau jatuh pingsan, karena aku khawatir dengan wajahku yang mirip seorang hutan, kau akan ketakutan melihatnya, Ketika itu Cui Tiap juga telah ketakutan melihat aku. Kemudian aku menjelaskan kepadanya siapa aku sebenarnya."-ooo0ooo-Dengan tekun berlatih ilmu silatNa Hai Peng berhenti sejenak, ia tersenyum seolah-olah mengenangkan peristiwa yang menggiurkan hatinya, Lalu ia melanjutkan"Cui Tiap masih tetap mencintai aku. Dengan tak menghiraukan luka-lukanya, dia mendesak agar aku membawa dia keluar dari istana segera! Diapun memaksa aku membawa Kong Cu juga, Cui Tiap mengatakan bahwa semenjak ibu kandungmu meninggal dunia, dia yang memelihara kau, yang ia telah anggap sebagai anak kandungnya, Kaisar Bu Cong yang selalu pereaya Lauw Kin, kasim yang kejam dan keji itu, hanya tahu pelesir dan tidak mengurus negerinya dengan seksama. Segala urusan ia serahkan kepada Lauw Kin. setelah khawatir bahwa kau akan ditelantarkan oleh kaisar, dan mungkin juga dianiaya oleh Lauw Kin, maka dia mendesak membawa kau juga, Demikianlah aku bersembunyi di dalam kamar tersebut selama dua hari untuk menyembuhkan luka- lukaku dan luka-lukanya Cui Tiap sebelumnya aku membawa Cui Tiap dan kau lari di malam ke tiga, Lalu dengan menunggangi bangau, kita pergi ke pegunungan Koat Cong San dan tiba di Pek Yun Siat. "ia berhenti dan menundukkan kepalanya, terlihat air matanya mengucur....Gadis yang berpakaian sutera biru mendesak "Kisah seterusnya bagaimana ?Na Hai Peng, si kakek, seperti juga baru sadar dari tidurnya, meneruskan "Setelah Cui Tiap tiba di sini, dia hidup dengan bahagia, Tiap-tiap hari ia sibuk mengurus santapan, pakaian dan tempat tinggal kami. Karena aku khawatir dia hidup kesepian, akupun telah menangkap burung-burung, kelinci-kelinci dan menjangan untuk dia. pada suatu malam di waktu terang bulan aku ajak Cui Tiap dan Lan Tai Kong Cu naik ke satu puncak yang tinggi untuk menikmati malam terang bulan itu, pemandangan alam sangat indahnya. Tetapi sedikitpun aku tak dapat menikmatinya, karena pikiranku sedang gadis berpakaian biru menanyai "Ayah dan ibu sangat cinta mencintai tetapi mengapa ibu bisa meninggalkan kau?"Na Hai Peng menghela napas, lalu menjawab "lni karena ayahmu yang tolol, yang tidak mengerti isi hati ibumu, Ai!Semua kejadian ini karena kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan aku telah membikin ibumu marahGadis yang berpakaian sutera biru mendesak "Kisah seterusnya bagaimana? sehingga ia meninggalkan aku!""Aku agak masih ingat, ketika Cui Tiap berlalu dari Pek Yun Siat, dengan air mata bereucuran ia pergi tanpa memesan apa-apa kepadaku Aku kira ia akan kembali pula, Tetapi ia telah pergi untuk tidak kembali!" kata Pek Yun Hai Peng meneruskan kisah nya "Malam itu ketika kita sedang menikmati terangnya bulan yang indah permai, Cui Tiap pun sangat gembira, Tetapi setelah kita kembali ke goa, tiba-tiba ia menjadi muram. Setelah aku mendesak apa sebab nya, ia memberitahukan bahwa Kim kesayangannya ia lupa bawa, masih ketinggalan di dalam istana, Lalu malam itu juga aku pergi ke utara dan masuk lagi ke dalam pekarangan istana di waktu malam aku berhasil mendapati Kim itu, aku segera kembali Pikirku aku akan dapat membikin ibumu senang, tetapi bahkan sebaliknya, ibumu telah memaki-maki aku. Dia kata aku tidak harus datang kembali ke istana dan membikin dia sangat khawatir sampai empat hari empat malam karena memikiri keselamatanku Aku pun menyesal akan perbuatanku yang sembrono itu, Tetapi pikirku bahwa hati wanita betuI- betul sukar diduga, Dengan susah payah dan menghadapi bahaya aku ambil alat musiknya, tetapi aku dimaki!Seterusnya, ibumu sering-sering mainkan Kim itu, dan menyanyi menghibur aku, hidup dengan bahagia sekali, Beberapa bulan telah berselang dan ibumu pun telah mengandung,Sebetulnya, menurut lazimnya aku harus bergembira. Tetapi aku yang berhati ilmu silat merasa bahwa beberapa jurus ilmu silat, yang tertera di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, aku tak dapat lakukan karena aku telah kehilangan tenaga laki-Iakiku. Aku yang tolol ini, dan yang tergila-gila akan ilmu silat, mulai membenci ibumu, Aku mulai menjauhkan diri dari ibumu, Aku tutup kamarku dengan satu batu besar agar ibumu tidak dapat mendekati aku, Berkali-kali ibumu mohon menjumpai aku, tetapi aku tidak menggubrisnya,Berbulan-bulan aku tidak bicara terhadapnya atau melihat dia, Paling akhir dia mengatakan bahwa dia mengandung, dan kelak akan melahirkan, tetapi aku masih juga tidak menghiraukannya. jika aku pikir sekarang, aku tak dapat mempersalahkan ibumu mengapa dia sangat membenci aku. pada suatu hari aku keluar dari kamarku yang berlatihsilat, dan aku telah lupa menutup kamar itu dengan batu, Cui Tiap telah masuk ke dalam kamarku, dan membawa pergi kitab-kitab Kui Goan Pit Cekku, dengan meninggalkan Lan Tai Kong Cu di dalam kamar Bangauku pun tidak kelihatan Mula- mula aku kira dia akan kembali, Tetapi aku menunggu satu malam, dia tidak kembali, Aku menjadi gelisah, aku khawatir dia menjumpai bahaya, Lagi-pula Lan Tai Kong Cu menangis terus menerus menanyakan bila bibi Cui Tiap kembali."Perlu dituturkan di sini bahwa semenjak kaisar Hauw Cong memberikan Cui Tiap kepada Nai Hai Peng untuk kawan hidupnya, dan mereka telah tinggal bersama-sama selama setahun lebih, akan tetapi selama itu mereka belum pernah menunaikan apa yang dinamakan "suami-istri", dan Cui Tiap yang masih hijau juga bersikap malu-malu tentang soal suami istri, Setelah Nai Hai Peng memperoleh peta Cong Cui To, ia telah kabur dari istana dengan tak memberitahukan siapapun untuk mencari kitab-kitab, ia telah pergi sepuluh tahun dan tidak kembali, Tetapi Cui Tiap tetap mencintai padanya, dan senantiasa menjaga, "kegadisannya..Kemudian, setelah kaisar Hauw Cong wafat, kaisar Bu Cong ganti bertahta, Kaisar Bu Cong yang hanya tahu pelesir telah serahkan urusan negeri kepada seorang kasim yang khianat dan keji bernama Lauw Kin. Sebuah bangunan yang bertingkat telah dibikin untuk menyimpan selir-selir agar kaisar Bu Cong dapat melampiaskan napsu birahinya, Betul Cui Tiap seorang gadis yang cantik, tetapi setelah Nai Hai Peng pergi, ia lupa atau tidak mau bersolek atau merawat diri sehingga ia luput dari perhatiannya Bu melewatkan waktu Cui Tiap senantiasa diam disuatu pundi di taman bunga, dan pundi itu adalah hadiah kaisar Hauw Cong almarhum kepada Nai Hai Peng. Kaisar Bu Cong yang muda dan tak berpengalaman telah dapat dipermainkan oleh Lauw Kin, yang bersama-sama kasim-kasim lainnya bernama Bee Eng Seng, Ku Tai Yong, Gui Pin,Thio Yun, Koe Kit, Ko Hong, dan Lo Siong terkenal sebagai delapan harimau berusaha mencari gadis-gadis cantik untuk membikin Bu Congbuta matanya terhadap itu Cui Tiap mempunyai seorang kawan karib bernama Gipk Tai. Giok Tai memang eantik, maka ia sangat disayang oleh Bu Cong. Tetapi setelah Tnenjadi istrinya gundiknya, selama beberapa bulan, ia ditelan-tarkan setelah mengandung enam bulan, Ketika ia melahirkan Bu Cong telah datang untuk melihat Tetapi Bu Cong menjadi kecewa ketika mengetahui bahwa bayi yang dilahirkan itu hanya bayi perempuan, dan bayi itu hanya diberi gelar Lan Tai Kong Cu. sedangkan ibunya lalu ditelantarkan. Giok Tai yang ditelantarkan itu, menjadi memelas, dan meninggal dunia dengan meninggalkan bayi yang baru berusia hampir satu bulan, Pada waktu hendak menutup mata, ia telah minta Cui Tiap merawat bayinya, dan telah diserahkan semua barang- barang beu harganya hadiah dari kaisar Bu Cong kepada Cui Cui Tiap yang kehilangan suami, dapat melupakan sedikit akan kesedihan hatinya, dan menghibur diri dengan merawat Lan Tai Kong Bu Cong baru ingin melihat lagi Giok Taj setelah lewat dua tahun, Tetapi ia datang hanya dapat melihat Lan Tai Kong Cu didampingi Cui Tiap, Bu Cong tertarik oleh Cui Tiap. Tetapi Cui Tiap menolak dengan mengatakan bahwa tubuhnya s^dah noda. Berkali-kali Bu Cong ingin memperkosa ia, tetapi selalu dirintangi oleh Lan Tai Kong Cu yang menangis keras-keras jika Cui Tiap diganggu, sehingga Bu Cong yang masih mempunyai perasaan kasih sayang terhadap darah dagingnya, tak dapat berbuat apa-apa. Paling akhir, sebagaimana telah diceritakan Cui Tiap dicambuk oleh Lauw Kin, ,dan jika tidak ditolong oleh Lan Tai Kong Cu, mungkin juga sudah tewas oleh siksaan sampai djsini. Nai Hai Peng memukul dadanya dan berseru "Na Haj Peng! Na Hai Peng! Karena aku, Cui Tiap telah menderita!"Pek Yun Hui berkata "Jika ayahku masih ada, aku akan membujuk dia. jika Lauw Kin masih ada, aku tentu akan bunuh dia mati!"Si gadis berbaju sutera biru menanya "Ayah mengapa tidak mencari ibu setelah dia pergi?"Na Hai Peng meneruskan "Aku sedang mengajarkan ilmu silat kepada Long Tai Kong Cu, aku tidak dapat pergi untuk mencari ibumu, Setelah Long Tai Kong Cu mahir ilmu silat, delapan tahun telah berlalu. Barulah pada waktu aku berkesempatan pergi untuk mencari Cui Tiap. Aku bersumpah bahwa aku tidak akan kembali ke puncak Pek Yun Siat jika aku tidak dapat cari Cui Tiap, dan rela mati diluar jika tidak menjumpai padanya, Tetapi ketika aku tunggangi bangau dan berlalu dari puncak Pek Yun Siat, aku segera ingat kepada Long Tai Kong Cu yang baru berusia tiga belas tahun, Bagaimanakah aku sampai hati meninggalkan dia seorang di atas puncak yang terpencil ini?Aku menjadi gelisah lagi, Aku kembali untuk memikirkan jalan pemecahan yang terbaik, karena jika aku tinggalkan Long Tai Kong Cu sendirian, ibumu juga tak akan setuju, Setelah aku berpikir semalaman, aku dapatkan jalan pemecahannya. Aku segera pergi ke ibukota, Di istana aku menangkap seorang pengawal yang ilmu silatnya tinggi sekali, dan juga telah culik seorang selir yang termuda dari istana itu, Aku paksa kedua orang itu menjadi suami istri dan turut aku pergi ke puncak Pek Yun Pek Yun Siat, aku menceritakan riwayat dari Long Tai Kong Cu, dan membujuk mereka bersumpah bahwa mereka akan terus tinggal di puncak Pek Yun melayani Long Tai Kong Cu yang akan mengajarkan mereka ilmu silatnya, tetapi juga jujur dan setia, Setelah aku merasa pasti bahwa mereka akan setia melayani Long Tai Kong Cu, aku baru merasa hatiku tenteram meninggalkannya untuk mencari Cui Tiap, Mula- mula aku ingin menunggangi bangau, tetapi aku ingat akan penderitaannya Cui Tiap karena aku, akupun rela menderita pula, Aku tinggalkan mereka bersama bangau di puncak Pek Yun Siat, dan berangkat mencari istri telah berkelana ke utara, ke selatan, ke barat, maupun ke timur, mengunjungi banyak kota-kota, desa-desa, kuil-kuil, dan paling akhir aku tiba di lembah Pek Hua Kok di pegunungan Bing Soa..." ia berhenti dan melirik ke arah gadis yang berpakaian baju biru, "Ketika itu, kau baru berusia tiga belas atau empat belas tahun, dan kau sedang mengejarkupu-kupu bersama empat gadis kecil lainnya, Karena wajahmu mirip sekali dengan ibumu, menampak kau itu, aku menjadi curiga, Aku mengetahui bahwa ibumu sangat membenci aku, jika aku terang-terangan minta bertemu padanya, dia pasti tidak sudi menemui karena itu, aku hanya bersembunyi dan menunggu sampai kau pulang untuk aku mengikutinya, Dengan demikian, aku mungkin dapat mengetahui tempat tinggal ibumu, Aku bermaksud masuk ke rumah ibumu dengan mendadak sehingga ia tak dapat mengelakkan aku lagi, jika betul- betul aku akan menemui Cui Tiap, aku akan berlutut dihadapannya dan minta ia memaafkan aku, Jika orang itu bukan ibumu, aku akan segera berlalu, Tetapi, siapa sangka, dengan tindakanku yang demikian itu, aku telah menjerumuskan dia masuk ke lubang kubur.,."Pek Yun Hui bertanya "Mungkin bibi Cui Tiap sedang berlatih silat Tetapi mengapa dengan ilmu-ilmu yang Suhu telah pelajari, Suhu tak berhasil menolong dia?"Na Hai Peng menghela napas dan meneruskan "Ilmu-ilmu yang tereatat didalam kitab-kitab Kui Goan Pi Cek itu sangat banyak, ilmu silat yang sedang diyakini oleh Cui Tiap adalah ilmu Toa Pan Yo Hian Kong llmu Silat Ajaib, ialah gabungan dari ilmu silat Hian Men It Goan Kong Ki Tenaga Dalam Dahsyat yang melumpuhkan Lawan dari Tian Ko Cin Jin dan ilmu silat Pan Yo San Kong Tenaga Luar Ajaib yang menggempur dan mengegoskan serangan-serangan dahsyat dari San Im Shin Ni. ilmu silat ini jika sudah dipelajari sampai mahir, maka tiada seorang lawan yang dapat luput dari kebinasaanMungkin juga Cui Tiap telah mengetahui bahwa tanpa ilmu silat Toa Pan To Hian Kong itu, dia tak dapat menaklukkan aku, Tetapi dia pelajari ilmu itu tanpa dasar-dasar yang kuat, dia belum mahir mengendalikan peredaran darahnya atau menahan hawa dalamnya. Ketika aku menerobos masuk kedalam rumahnya, dan melihat padanya, justru ia sedang berlatih ilmu iba Pan Yo Hitfn itu. Aku yang telah pengeni dia selama sepuluh tahun lebih, dan berkelana mencarinya lima tahun lebih, alangkah girangnya menjumpai dia. Dengan kegirangan seperti orang yang dapatkan kembali mustika yang hilang, aku tubruk dan rangkul padanya sambil memanggil nama-nya!Tetapi aku tidak duga bahwa perbuatanku itu telah membahayakan jiwanya, ia buka kedua matanya lebar-lebar dan segera memuntahkan dari mulutnya, Dia jatuh pingson, Kejadian itu membuat aku terpaku, dan untuk beberapa saat aku merangkul dia seperti satu patung! Lalu dengan semua kepandaianku aku berusaha menolong dia. Tetapi setelah setengah jam dia belum juga sadar Aku menjadi gelisah sekali, tiba-tiba dia buka matanya dan setelah melihat aku, dia memaki "Hm! Kau takut aku menjadi mahir berlatih Toa Pan To Hian Kong, dari kau tak akan menjadi jago silat nomor wahid dikolong langit... maka kau berusaha mencari aku.,." Lalu dia jatuh pingsan dengan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek di sampingku, aku berusaha menyembuhkan menurut pe-tunjuk- petunjuk yang tereatat di dalam kitab-kitab itu. Dan pada halaman terakhir aku membaca Bila orang gagal atau diganggu diwaktu melatih ilmu Toa Pan Ya Hian Kong, maka orang itu akan jatuh pingsan karena jalart-jalan darahnya dan urat-urat sarafnya akan menjadi kaku, Orang itu akan tewas setelah satu tahun, Untuk menolongnya hanya ada satu jalan, Orartg itu harus makan Leng Tan pil mujijat di dalam tubuhnya Ban Lian Hwe Kwi Kura sakti, dan binatang ini berada di pegunungan Ngo Bi San,., dan seterusnya tidak ada tulisan lagi,Mungkin juga Tian Ki Cin Jin dan San Im Shin Ni Pada ketika itu sudah tak tahan menulisnya lagi Dalam keadaan putus asa dan sedih hati itu, aku ingin memusnahkan kitab- kitab Kui Goan Pit Cek itu, tetapi aku sayangi jerih payahnya Tian Ki Cin Jin dan San Im Shin Ni yang menyusun kitab-kitab itu, sebetulnya aku ingin berdiam di situ untuk menjelaskan sesuatu ke-padanya, dan kemudian pergi mencari Ban Lian Hwe Kwi, Tetapi ketika aku ingat dia sangat membenci kepadaku aku khawatir dia akan menolak pertolongankuMaka aku taruh kembali kitab-kitab sakti itu dan berlalu dari tempat kediamannya untuk menuju ke pegunungan Ngo Bi San mencari Ban Lian Hwe Kwi, pegunungan Ngo Bi San sangat luas dan banyak sekali puncak-puncak dan lembah- lembahnya. Setelah aku mencari selama setengah tahun, aku masih juga seperti orang mencari jarum di dasar laut yang luas.,.,Aku sangat khawatir keadaannya Cui Tiap, yang mungkin bertambah hebat selama waktu satu tahun itu, Maka aku kembali lagi ke lembah Pek Hua Kok di pegunungan Bin Soa. Aku tak berani langsung pergi menemuinya, aku hanya bersembunyi di dekat tempat kediamannya, Tetapi, setelah aku mengintainya sehari dan semalam aku tak tampak harinya aku menerobos masuk, ternyata tempat itu sudah kosong- Apakah dia telah meninggal dunia atau pindah kelain tempat?"Gadis berbaju biru berkata "Kami telah pindah ke hutan di belakang lembah Pek Hua Kok. ibu mengatakan bahwa orang yang dia sangat benci telah ketahui tempat kediamannya, dan untuk menghindarkan gangguannya, kami harus pindah, ibu melarang aku keluar dari hutan, Aku tidak menduganya bahwa orang yang ibu sangat benci itu adalah ayahku sendiri"Na Hai Peng menghela napas dan melanjutkan kisah-nya "Aku menjadi nekat, dan ingin membunuh diri Tetapi setelah melihat beberapa barang di dalam rumah itu, aku yakin bahwa Cui Tiap hanya berpindah tempat Lalu aku pergi lagi ke pegunungan Ngo Bi San untuk mencari Ban Lian Hwe Kwi Tetapi setelah setengah tahun aku mencarinya, masih juga aku tak berhasil dapatkan kura sakti itu, Aku tidak menduga bahwa aku akan gagal mencarinya dalam jangka waktu satu tahun!"Gadis berbaju sutera biru berkata sambil menangisi "Waktu ibu meninggal dunia, dia memesan nya, jika aku sudah besar, aku harus segera bunuh laki-laki yang aku cintai, dan menganjurkan agar aku rajin berlatih ilmu Toa Pan Yo Hian Kong, dan setelah dapat menghafalkan semua, kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu harus dibakar musnah, Lalu ia pesan aku pergi ke Koat Cong San mencari ayah untuk dibinasakan Oh, ibu! Mengapa kau suruh aku membunuh mati ayahku sendiri?" Lalu ia bangun dan bermondar-mandir seolah-olah hendak menenangkan kegelisahan Yun Hui menghampiri dan menghiburnya. Ke-tika itu Na Hai Peng sedang memejamkan kedua matanya melakukan penyembuhan luka-luka di dalam tubuhnya, dan ia tak memperhatikan gerak gerik puterinya,Lie Ceng Loan yang belum pernah mendengarkan kisah yang memilukan hati itu tak tahan mengucurkan air matanya,Si gadis berteriak-teriak "lbu! Ibu! Aku tak dapat membunuh ayahku! Akupun tak dapat melupakan pesan ibu! Aku harus berbuat apa sekarang?" lalu ia mengeluarkan pisau belati hendak tancapkan ke dadanya sendiriPek Yun Hui yang mendampinginya selalu memperhatikan gerak-gerik gadis itu. Maka ketika gadis itu hendak menancapkan pisau belati ke atas dadanya, Pek Yun Hui secepat kilat segera merampasnya sambil membentak "Lepaskan pisau itu!"Si gadis lalu mengawasi Pek Yun Hui dan berkata dengan suara sedih. "lbuku juga pesan bahwa aku harus mendengar dan turut perintahmu!"Pek Yun Hui mengusap-usap rambutnya gadis itu dan sambil mengawasi ia berkata, dengan suara yang sabar "Bibi Cui Tiap adalah seperti ibu kandungku sendiri, karena dialah yang memelihara aku. Suhu telah banyak mempersakiti bibi Cui Tiap, akan tetapi Suhu telah insaf akan kekeliruannya, dan telah disiksa oleh penyesalannya selama sepuluh tahun lebih, jika bibi Cui Tiap tidak mati, aku yakin sekarang dia tentu akan mau tinggal bersama-sama Suhu dengan hidup bahagia di puncak Pek Yun Siat itu setelah dibikin insaf lalu mencari ayahnya, ia berseru "Kemana ayah pergi? Ayah menderita luka parah!"Na Hai Peng yang mendapat luka parah telah berhasil bertahan dengan ilmunya yang tinggi itu. ia telah berlalu tanpa diketahui oleh siapapun!Pek Yun Hui menjadi gelisah, karena ia datang mencari gurunya terutama untuk menolong Bee Kun Bu. Lalu ia berlari- lari menuju ke jurang di depannya sambil memanggil-manggil "Suhu! Suhu."Tidak ada suara jawaban, hanya bangau putih yang segera terbang turun menghampiri ia. ia berpikir "Lie Ceng Loan sangat polos, dia tak dapat mengurut urusan besar. Dan puteri dari Suhu yang telah tinggal lama di lembah Pek Hua Kok tidak mempunyai pengalaman Sam Sou Lo Shi Pang Siu Wie dengan pengalamannya aku masih belum dapat mempereayai nya. jika aku tidak bertindak maka bahaya- bahaya yang mengancam tak dapat dihindarkan, dan Bee Kun Bu tak dapat ditolong..." Maka ia lalu turun kembali dan menghampiri gadis itu dan berkata "Suhu memiliki ilmu sakti. Meskipun dia menderita luka parah, dia dapat menolong dirinya, Aku yakin Suhu pergi untuk beristirahat dan memulihkan tenaganya, Bibi Cui Tiap mempunyai hanya seorang anak dan kau harus hidup untuk berbuat sesuatu sebagai jasa yang dapat menyenangkan padanya. Moi-moi, siapakah namamu?"Si gadis berbaju sutera biru menyeka air matanya, dan menjawab "Aku bernama Siao Tiap, Kong Cu dari turunan ningrat, tidak harus panggil aku Moi-moi adik.""Janganlah kau berkata demikian," kata Pek Yun Hui, "Aku dipelihara oleh bibi Cui Tiap yang aku pandang seperti ibu kandungku Maka sangat pantas jika kau menjadi adikku, bukan? Loan Tai Kong Cu sudah tidak ada di dunia ini. Yang ada hanya Pek Yun Hui, Cicimu!"Na Siao Tiap agaknya masih bimbang dan ragu-ragu, tetapi Pek Yun Hui tarik tangannya, dan mereka menghampiri Bee Kun Bu, Pek Yun Hui meraba dadanya, lalu mengerutkan kening dan kedua matanya Na Siao Tiap berseru "Cici, aku kenal pemuda ini! Dia bernama Bee Kun Bu!"Pek Yun Hui terperanjat dan menanyai "Kau mengenal dia dimana? Bagaimanakah kau tahu juga namanya ? ""Ketika aku berlalu dari lembah Pek Hua Kok, aku berjumpa dia di atas perahu, ilmu silatnya baik sekali, Empat bujangku tak mampu melawan dia seorang. Kemudian aku mainkan lagi Bi Cin Li Hun Menghamburkan sukma dengan alat musikku, dan lagu itu adalah dari catatan kitab Kui Goan Pit Cek, dan dia segera terluka hebat setelah mendengarnya..." Seterusnya Na Siao Tiap menuturkan peristiwa diatas perahu yang belajar disungai Bin Kang.""Jika kau telah menghafalkan semua catatan di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, apakah kau dapat juga untuk mengobatinya?" tanya Pek Yun Hui. Na Siao Tiap berpikir sejenak lalu ia menjawab "Di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek telah tereatat banyak cara-cara menyembuhkan luka-luka, tetapi harus dilakukan oleh orang yang mahir ilmu silatnya, Aku tak faham ilmu silat, aku tak dapat membebaskan jalan-jalan darahnya."Dengan terperanjat Pek Yun Hui menanyai "Ha! Kau tak pandai ilmu silat?""Aku tak akan berdusta terhadap Cici," jawab Na Siao Tiap, "Aku pernah diajarkan ibu tentang ilmu menenangkan semangat, dan mainkan Kim menurut lagu-lagu yang tereatat di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek.""Apakah namanya ilmu itu?" tanya Pek Yun Hui."Aku hanya menurut cara ibu berlatih, dan setelah aku menghafalkan betul catatan-catatan Kui Goan Pit Cek, aku baru mengetahui bahwa ilmu yang aku dapat fahami Toa Pan Yo Hian Kong." kata Na Siao Tiap,Pek Yun Hui yang telah dapat belajar banyak ilmu dari gurunya, Na Hai Peng, namun ia belum perah lihat kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan ia tak mengetahui bahwa ilmu Toa Pan Yo Hian Kong adalah ilmu yang paling dasyat dari semua ilmu yang tereatat di dalam kitab Kui Goan Pit bersenyum ia berkata "Moi-moi telah dapat menghafalkan semua ilmu-ilmu dari kitab Kui Goan Pit Cek, dan dari kecil mendampingi bibi Cui Tiap, Jika Moi- moi bilang tidak bisa silat siapa yang dapat pereaya? Caramu mengegos dari cengkramanku tadi saja sudah membikin aku tunduk, Ha! Ha! Ha!"Sambil menarik napas Na Siao Tiap berkata "Aku tak berani berdusta terhadap Cici, ibuku hanya mengajarkan ilmu silat kepada empat bujangku itu. Aku sering-sering mohon ibu mengajarkannya, tetapi ibu mengatakan bahwa meskipun aku pandai silat, aku tak dapat membalas dendam terhadap orang yang aku paling benci. ibuku hanya menyuruh aku duduk diam empat jam sehari, dan setelah aku berusia sembilan tahun, jangka waktu berduduk diam itu diperpanjang, Sepuluh tahun lebih aku diajarkan duduk diam, sedangkan keempat bujangku itu makin hari makin lihay ilmu silatnya,Aku kagumi mereka yang dapat meloncat seperti menjangan, dan menerkam seperti hari mau. Lagi-lagi aku minta diajarkan silat, tetapi ibu menjadi murka sehingga dia menangis tersedu-sedu, Aku tak berani minta lagi, Aku hanya berlatih duduk diam. Kemudian ibu mengajarkan aku mainkan lagu-lagu yang tereatat di beberapa halaman kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan suruh aku menghapalkan semua catatan di dalam kitab-kitab itu.,." ia berhenti sejenak, lalu meneruskan, "tetapi ibu pesan juga bahwa jika aku dapat mengendalikan urat saraf yang bekerja dan urat sarat yang menahan, aku dapat mempelajari semua ilmu-ilmu silat dengan mudah,Tapi pada suatu hari yang tak di sangka-sangka, ketika ibu sedang berlatih ilmu Toa Pan Yo Hian Kong, ayah telah menerjang masuk dan membahayakan jiwanya ibu, dan selang satu tahun kemudian, ibu meninggalkan aku untuk se!ama-lamanya. Betul aku telah dapat mengendalikan kedua urat saraf itu, tetapi aku tak mengetahui cara berlatih ilmu-ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit pesan ibuku, aku berlalu dari lembah Pek Hua Kok untuk pergi ke puncak Pek Yun Siat Aku tidak menduga bahwa di perjalanan aku menjumpai beberapa orang- orang jahat yang ingin merampas kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, keempat bujangkulah yang melawan mereka, karena aku tak pandai silat Ketika itu, kebetulan aku ketemu ayah yang ketika itu aku tidak mengenalinya, dia segera membantu aku membasmi semua perampok-perampok itu, Memang aku belum pernah jumpa dan kenal kepada ayah, tambahan pula ayah bereat kan muka, Tetapi aku telah memberitahukan maksud sejatiku..."Pek Yun Hui menarik napas panjang dan berkata "Betul, aku kira setelah Suhu merampas Ban Lian Hwe Kwi dari puncak Ngo Hauw Leng, dia segera datang ke lembah Pek Hua Kok mencari kau. Meskipun dia telah megetahui bahwa bibi Cui Tiap telah mali, dia masih berharapan dapat menolong bibi Cui Tiap dengan Leng Tan dari Ban Lian Hwe Kwi tiba di Pek Hua Kok, tapi kau telah berangkat menuju ke puncak Pek Yun Siat, dan ia menjumpai kau waktu kau diserang oleh perampok-perampok...""Cici betul-betul cerdas," kata Na Siao Tiap, "Tafsiran Cici semuanya cocok. Setelah perampok-perampok dihajar babak belur, ayah bilang bahwa dia tinggal di pegunungan Koat Cong San tidak jauh dari puncak Pek Yun Siat, dan dia sudah menyertai aku pergi ke pegunungan Koat Cong San. Di sepanjang jalan dia se-nantiasa memperhatikan aku. Aku yang sedari kecil dibesarkan di lembah Pek Hua Kok, selainnya ibu dan keempat bujangku, tidak mengenal orang, Dia perlakukan aku baik sekali, tetapi aku masih tidak menduga kepada ayah, Dia tidak bersihkan cat yang dipuIaskan sudah tiba di pegunungan Koat Cong San, dia kata bahwa esok harinya dia akan ajak aku menemui orang yang menyakiti hatinya ibu. Dia ambil Leng Tan dari dalam tubuhnya Ban Lian Hwe Kwi dan berikan itu untuk aku makan, Setelah aku makan aku merasa seluruh tubuhku menjadi panas dan sakit sekali sehingga aku menjadi curiga, Empat bujangku juga mengira aku relah diracuni, mereka segera menyerang ayah,Tetapi keempat bujang itu tak berdaya menghadapi ayahku, Aku jatuh pingsan, dan entah berapa lama aku tertidur Ketika aku buka kedua mataku, tampak ayah duduk disampingku, dan berkata dengan penuh kasih sayang "Jangan takut Pil dari kura sakti itu suka diperolehnya dan adalah obat yang sakit sekali." Lalu dia pergi untuk datang lagi diwaktu petang, Dia mengatakan bahwa orang yang menyakiti hati ibuku sudah tahu aku datang untuk membalas dendam dan besok aku boleh menemui kepadanya, Pada keesokan harinya, aku dan empat bujangku pergi ke tempat yang ditunjuk itu. Betul saja aku tampak seorang kakek berjubah sedang duduk di atas rumput Aku keluarkan gambar yang telah dilukis oleh ibuku, dan benar bahwa kakek itu serupa dengan orang yang terlukis dalam gambar Aku segera mainkan lagu "Hiam Hao Sim" Apabila pada waktu itu jika Cici tidak keburu datang, mungkin aku telah betul-betul membunuh ayahku dengan lagu ajaib yang aku mainkan itu...HPek Yun Hui terperanjat Dan berkata "Akupun telah dipengaruhi oleh lagu ajaib itu, Tetapi aku tidak menduga bahwa lagu ajaib itu kau dapat pelajari dari kitab Kui Goan Pit Cek."Lagu Him Im Hao Sim dan Bi Cin Li Hun adalah sebahagian diantara catatan tetang ilmu Toa Pan Yo Hian Kong, dan kedua lagu itu betul-betul hebat dapat membinasakan lawan dengan pertama mengacaukan urat- urat sarafnya.,." jelaskan Na Siao Tiap, "Mungkin Bee Kun Bu sudah binasa jika aku kejam ketika berada di atas perahu, dan mungkin juga ayahku telah mati, jika Cici tidak buru-buru datang merintanginya... Unlung dan aku merasa bersyukur sekali Cici keburu datang..."-ooo0ooo-Ilmu menyembuhkan luka-Iuka menurut petunjuk-petunjuk Kui Goan Pit CekTiba-tiba Pek Yun Hui berjingkrak, dan menanyai "Moi-moi setelah Suhu potong kura sakti itu untuk diambil pil nya, dimanakah Suhu taruh sisanya ?"Dengan menggelengkan kepala Na Siao Tiap men-jawab "Aku tidak tahu, karena waktu itu aku telah jatuh pingsan!"Pek Yun Hui mengawasi Bee Kun Bu, lalu berpaling kepada Na Siao Tiap dan berkata "Moi-moi, apakah kau sudi membantu aku?""Cici sebut sajalah, aku pasti membantu!" kata Na Siao Tiap dengan sungguh-sungguh, "Aku minta pinjam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek untuk mencari cara atau petunjuk tentang penyembuhan luka-luka guna menolong Bee Kun Bu" kata Pek Yun Siao Tiap tersenyum, ia berbalik dan jalan menghampiri seorang bujangnya, Dari bujang itu ia ambil satu kotak yang dibuat dari batu Giok, lalu diberikan nya kepada Pek Yun Hui seraya berkata "Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek berada di dalam kotak itu. Cici dapat periksa sendiri."Dengan terharu Pek Yun Hui menyambut kotak itu. ia buka dan melihat tiga kitab dengan huruf KUI GOAN PIT CEK di atas tiap-tiap kulit buku. Segera ia mencari halaman-halaman yang melukiskan cara menyembuhkan tulang patah, melampiaskan peredaran darah, membebaskan jalan-jalan darah yang mampet, memunahkan racun di dalam tubuh, membangkitkan semangat menenangkan urat-urat saraf dan semuanya itu harus dilakukan semuanya j ia tak tahu apakah ia harus bergirang atau bersedih hati, karena semua cara-cara itu dapat menyembuhkan luka-lukanya Bee Kun Bu, ia masukkan kitab-kitab itu ke dalam kotak dan dikembalikan kepada Na Siao Tiap serta berkata "Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek ini patut dibuat perebutan oleh para jago silat."Lalu ia duduk bersila untuk melakukan penyembuhan dengan jalan menenangkan urat-urat saraf untuk menolong Bee Kun Bu yang berbaring terlentang di atas rumput ia memejamkan kedua matanya, dan mulai menggosok gosok kedua tinjunya...Lie Ceng Loan, Na Siao Tiap, Pang Siu Wie dan keempat bujangnya Na Siao Tiap berdiri diam mengawasi Pek Yun kemudian mereka tampak wajahnya Pek Yun Hui menjadi merah, dan tiba-tiba membuka matanya dan menotok dadanya Bee Kun Bu dengan tinju kanannya, setelah itu Pek Yun Hui membalikkan tubuhnya Bee Kun Bu dan menotok punggungnya dengan tinju kirinya, lalu ia mengawasi menantikan akibat usahanya, dan sekonyong-konyong ia berseru "Loan moi, Bu Koko mati!"Lie Ceng Loan menjadi kaget, ia tubruk dan memeluk tubuhnya Bee Kun Bu yang diam tak berkutik nafasnya pun berhenti dan matanya mendelik Semua orang yang menyaksikan menjadi terpaku Lie Ceng Loan tidak menangis tetapi hatinya ia rasakan hancur ia yang selalu khawatir keselamatan dan jiwanya Bee Kun Bu boleh dikatakanberhari-hari tidak pernah tidur Ketika ia kira Bee Kun Bu betul- betul telah mati, iapun tak ingin hidup membasah di seluruh tubuhnya Pek Yun Hui, karena ia telah mengerahkan seluruh tenaga dalamnya untuk menolong mengobati Bee Kun Bu. Bukan main menyesalnya ketika ia melihat usahanya gagahNa Siao Tiap mengingat cara-cara menyembuhkan luka- luka yang tereatat di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. ia telah menghafalkan betul semua catatan-catatan dan tidak satu huruf terluput dari berapa lama mereka semua diam terpaku, Lalu dengan penuh kasih sayang, Pek Yun Hui menegur Lie Ceng Loan "Loan-Moi kau bangunlah, Mari kita angkat Bee Kun Bu ke dalam kamar di dalam goa, dan aku akan mencari daya upaya untuk menolong dia."Tetapi Lie Ceng Loan diam saja, Tiba-tiba terdengar suaranya bangau, yang tak !ama kemudian segera terbang mrun. Na Siao Tiap menjambret kedua kakinya bangau itn. Bangau itu terkejut dan terbang naik pula, membawa Na Siao Tiap yang bergelantungan memegangi kedua kakinya, Semua orang terperanjat melihat perbuatan yang ganjil itu. Pek Yun Hui yang khawatir akan keselamatannya Na Siao Tiap segera loncat mengejar, Baru saja kedua tangannya hendak menjambret kedua kaki bangaunya, ia merasa kedua tangannya terhempas, dan ia segera jatuh kembali ke tanah, Sejenak kemudian terlihat juga Na Siao Tiap turun dengan tenang ke atas tanah, ia menghampiri Pek Yun Hui dan berkata "Aku telah dapat ingat cara menolong Bee Kun Bu, tetapi tentang hasilnya aku belum dapat memastikan."Pek Yun Hui yang telah menyaksikan dengan kepala mata sendiri cara Na Siao Tiap menjambret kedua kaki bangau, lalu mendampar ia segera mengetahui bahwa Na Siao Tiap itu yang telah memahami ilmu Toa Pan Yo Hian Kong telah memiliki ilmu yang dahsyat, hanya Na Siao Tiap tidak mengetahuinya, karena belum pernah dipraktekkan, Dengan bernapsu ia menanya "Cara bagaimana, coba lekas-lekas bilang!""Barusan aku pikir akan ilmu Toa Pan Yo Hian Kong, aku ingat akan petunjuk yang berbunyi jika terlampau penuh akan menjadi luber. Jika urat-urat saraf yang bekerja dan yang menahan dapat dibebaskan maka yang luber dapat menambal yang kurang,.," kata Na Siao kedua pipinya menjadi merah dan Pek Yun Hui mengerti bahwa Na Siao Tiap sedang mengerahkan tenaga orang yang telah memahami ilmu Toa Pan Yo Hian Kong tersebut dapat menyembuhkan luka-luka apapun dengan tenaga dalamnya. Na Siao Tiap yang telah memahami ilmu itu tidak insyaf akan kepandaiannya sendiri, karena belum pernah ia praktekkan sendiri, Dan setelah menyaksikan usaha yang gagal dari penolong ibunya, timbullah pikirannya untuk membalas Yun Hui mendesak "Moi-moi, tetapi cara bagaimana kita membebaskan kedua urat-urat sarafnya itu?""Setelah dia menderita luka parah, dia masih bisa bertahan demikian lamanya, Aku yakin bagian-bagian tubuhnya belum rusak. Jika kita dapat mengirim tenaga dalam kita ke dalam tubuhnya agar ia dapat mengerahkan tenaga itu untuk menyembuhkan luka-lukanya, maka kedua urat sarafnya itu dapat bebas, dan diapun tertolong." jawab Na Siao Tiap, Pek Yun Hui geleng-geleng kepalanya dan berkata "Aku telah mengerahkan seluruh tenaga dalamku untuk dikirim ke dalam tubuhnya, tetapi aku masih tidak berhasil, dia tetap tak sadarkan diri. ""Jika luka-lukanya Bee Kun Bu tidak parah, cara Cici yang demikian itu memang akan berhasil tetapi terhadap luka yang parah, usaha Cici sebaiknya hanya menyumbat jalan-jalan darahnya sehingga dia seolah-olah sudah mati!""Tetapi caraku tadi toh menuruti apa yang tertera di dalam kitab itu dengan mengalirkan tenaga dalamku ke dalam tubuhnya.,." bantah Pek Yun Hui."Betul! Tetapi Cici menyalurkannya dengan meniup mulutnya," kata Na Siao Yun Hui menjadi merah mukanya karena merasa malu harus menempelkan mulutnya kepada mulutnya seorang pria, dan ia berkata "Aku tak peduli apa orang akan kata, asalkan aku dapat menolongnya!"Dengan kedua mata terbelalak Na Siao Tiap menanya "Apakah Cici menyukai dia?"Mendengar pertanyaan itu Pek Yun Hui merasa canggung, tetapi ia harus menjawabnya, Maka ia lalu mengangguk dan berkata "Betul, Dia orang sebetulnya ia ingin menjelaskan mengapa ia menyukai pemuda itu, tetapi dalam keadaan terdesak itu, ia harus lekas-lekas menolong jiwanya Bee Kun Siao Tiap juga tidak menanya lagi. ia berlutut dan mulutnya berkemak-kemik sambil memejamkan kedua matanya, Lalu ia berkata kepada Pek Yun Hui. "Barusan aku telah memberitahukan ibu bahwa aku harus tolong pemuda ini! Aku menolong dia, karena Cici menyukai padanya, Untuk menolong dia, harus orang yang paham ilmu Toa Pan Yo Hian Kong."Pek Yun Hui berdiri mengawasi Na Siao Tiap, ia berpikir "Dia dapat menghafaikan semua catatan-catat an dari kitab Kui Goan Pit Cek, dan telah memahami ilmu Toa Pan Yo Hian Kong, Tidak salah jika Suhuku pernah memperingatkan aku jangan melawan dia jika aku tidak ingin binasa. ia mengawasi terus dengan perasaan kagum,"Apakah yang Cici sedang pikirkan," tegur Na Siao Tiap, "Aku telah berjanji akan menolong dia, Cici jangan kecil hati!"Ketika itu Pek Yun Hui juga memperhatikan bahwa mukanya Na Siao Tiap menjadi merah sekali, dan ia menanya, "Kau mengapa nampaknya gugup?""Aku khawatir.,." jawab Na Siao Tiap,"Apa yang membuat kau khawatir?" tanya Pek Yun Hui. Dengan suara rendah Na Siao Tiap menjelaskan "MungkinCici tidak mengetahui bahwa pemuda itu sudah habis semangatnya karena telah menderita luka agak lama. Untuk menolong dia, aku harus menggunakan semangatku sendiri selama tiga hari tiga malam..."Dengan air mata berlinang Pek Yun Hui melihat Bee Kun Bu yang masih terus dipeluki oleh Lie Ceng Loan, Lalu dengan suara memohon ia berkata kepada Na Siap Tiap "Moi-moi, aku minta kau pandang aku. Tolonglan dia!""lbuku pernah pesan bahwa aku harus turut perintah Cici, karenanya aku pasti akan menolongnya!"Lalu Pek Yun Hui menotok jalan darahnya Lie Ceng Loan, dan gadis itu segera berjengit dan bangun untuk segera berkata "Pek Cici, setelah kita kubur jenazahnya, aku minta Cici membunuh mati orang yang menganiaya dia...""Janganlah kau memikir yang bukan-bukan" berkata Pek Yun Hui, "Bu Kokomu masih dapat ditolong."Dengan berjingkrak Lie Ceng Loan berseru "Aku tahu Pek Cici memang seorang yang sakti, Pek Cici dapat menghidupkan orang yang sudah mati!" Pek Yun Hui lalu angkat Bee Kun Bu untuk di-pindahkan ke dalam ruang di dalam gua batu, ia berkata kepada Lie Ceng Loan "Aku sendiri tidak dapat menolong dia, tetapi Na Moi-moi itu yang akan menolongnya!"Lie Ceng Loan menjadi terperanjat, dan ia menatap Na Siao Tiap, lalu menghampiri dan menghaturkan terima kasih,Pek Yun Hui angkat Bee Kun Bu dan dipanggulnya di atas pundaknya, diikuti oleh Na Siao Tiap, Lie Ceng Loan dan lain- lainnya masuk ke dalam goa batu, Pang Siu Wie yang berjalan paling belakang selalu nengok kiri dan kanan ia yang telah lama berkecimpung di kalangan Kang-ouw merasa curiga ketika bangaunya Pek Yun Hui terbang menghampirkan. ia tidak merasa bahwa ia curiga oleh bangau putih lama kemudian mereka tiba di dalam goanya Pek Yun Hui setelah mereka melalui satu tegalan berumput Goa tersebut terletak di lereng gunung kira-kira seratus depa tingginya dari kaki gunung, tetapi Pek Yun Hui dapat memanggil Bee Kun Bu dengan tanpa ke-sukaran,Pek Yun Hui lalu taruh Bee Kun Bu di ruang yang ia biasa gunakan sebagai kamar tidur Lalu sambil tersenyum ia berkata kepada Na Siao Tiap "Moi-moi, dia telah menderita terlampau lama, Kita jangan menunda lebih lama lagi, Sebutlah apa-apa yang kita perlukan.""Sebetulnya aku tak usah minta bantuan orang lain, hanya ada suatu hal aku minta Cici menyanggupkannya."Sambil tersenyum Pek Yun Hui berkata "Sebutlah, apapun aku akan menyanggupkannya."Dengan suara yang tetap dan bersungguh-sungguh Na Siao Tiap berkata "Di dalam kamar ini, aku harus menemani dia selama tiga hari dan tiga malam. Lagi pula usaha menyembuhkan dia masih mendatangkan beberapa kesulitan Tetapi demi untuk membalas budi Cici, aku akan melakukannya Oleh karena itu, aku minta Cici, menemani aku di dalam kamar ini selama tiga hari tiga malam untuk menyaksikan Apabila dia setelah ditolong timbul niatan busuknya terhadapku, aku terpaksa harus menusuk dia mati, dan aku minta Cici bisa maafkan perbuatanku dan Cici tak boleh mencegah aku menikam dia mati, Jika permintaan ini Cici dapat menyanggupinya, aku segera menolong, Jika tidak..."Pek Yun Hui tidak segera menjawab ia berpikir "Bagaimanakah aku dapat ketahui dia mempunyai niatan busuk?" Lalu ia menjawab "Sepanjang pengetahuanku dia adalah seorang pemuda yang luhur dan sopan, Kita hanya dapat mengetahui dia mempunyai niatan busuk jika dia berbuat yang dalam pandangan kita melanggar kesusilaan!""ltulah yang aku artikan," kata Na Siao Tiap."O! Jika dia berbuat demikian, kau boleh lantas bunuh dia!" kata Pek Yun Hui, "Bukan saja aku dapat memaafkan nya, bahkan mungkin juga aku akan membantu kau membunuh dia!"Lalu Na Siao Tiap keluarkan sebuah pisau belati dari sakunya seraya berkata "Cici, jika aku terpaksa harus membunuh dia, aku minta kau jangan datang menolong, karena aku khawatir aku tak dapat mengendalikan diri dan melawan Cici!"Melihat sikapnya Na Siao Tiap yang sungguh-sungguh itu, Pek Yun Hui menjadi sedikit heran. ia telah mengetahui bahwa Na Siao Tiap adalah seorang gadis yang lemah lembut dan luhur wataknya, lebih kurang sama seperti Lie Ceng Loan, Maka sikap dan suara yang berlainan itu membikin Pek Yun Hui merasa sedikit heran, ia mengawasi mukanya keempat bujangnya gadis itu, tetapi ia tak bisa melihat sesuatu yang menyelami isi hatinya Na Siao Tiap, Keempat bujang itupun menunjukkan perasaan cemas atas sikap Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan tak dapat dikatakan serupa wataknya, Na Siao Tiap masih polos dan berotak tajam, cerdas dan tangkas jujur hati, tak pernah mencurigai orang lain. Meskipun ia lama tinggal terpencil di lembah Pek Hua Kok dan tak mengetahui kejadian-kejadian di luar, tetapi setelah ia keluar dari tempat bertapanya, ia senantiasa memperhatikan gerak-gerik orang lain dan besar Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui masuk ke dalam kamar di mana Bee Kun Bu telah diletakkan Na Siao Tiap memesan keempat bujangnya "Aku dan Pek Cici akan berada di dalam kamar ini untuk menolong mengobati pemuda tiga hari dan tiga malam aku harus mencurahkan semua semangat dan tenagaku dalam usaha pengobatan itu, kalian tak boleh mengganggu!" Lalu bersama-sama Pek Yun Hui ia masuk ke dalam,sebetulnya goa tersebut adalah tempatnya Tian Ki Cin Jin bertapa, Goa itu luas sekali dan mempunyai lima kamar, kamar yang paling belakang digunakan sebagai kamar dapurPek Yun Hui berkata kepada Na Siao Tiap "Moi-moi tunggu sebentar Aku hendak pergi ke dapur menyediakan sedikit sarapan dulu." Lalu ia pun ke kamar paling belakang,Ketika ia tiba di kamar dapur, ia melihat bahwa tempat Tan Pao dan istrinya, Hiong Yun pengawal istana dan selir raja yang Na Hai Peng paksa, datang tinggal ke puncak Pek Yun Siat untuk menjaga Pek Yun HuiKedua-duanya menggeletak di lantai ia mereka telah ditotok jalan darahnya,Mereka telah dibikin pusing dan luka karena mendengar lagu "Hian Im Hao Sim" yang dimainkan oleh Na Siao Tiap, untuk kemudian ditotok jalan-jalan Yun Hui berusaha membebaskan totokan itu, dan sesaat kemudian mereka telah sadar kembali Mereka bangkit, dan setelah melihat Pek Yun Hui, mereka berlutut dihadapannya. Pek Yun Hui menegur "Apa yang telah terjadi di sini?" tanya Pek Yun Hui."Pada dua hari berselang Na Loya Tuan besar Na ada ajak satu gadis berpakaian sutera biru kesini.,, Hamba. "Pek Yun Hui goyang-goyang tangannya dan berkata "Sudahlah, aku sudah mengetahui Kalian lekas-lekas menyediakan sarapan, dan bawa ke depan, karena aku menerima beberapa tanrn jangan lambat!" lalu iapun lari ke depan lagi,Sebelum ia masuk ke dalam kamarnya, ia telah pesan sesuatu kepada Lie Ceng Loan dan Pang Siu cepat Tan Pao dan Hiong Yun menyiapkan sarapan, dan mereka menjadi terperanjat melihat demikian banyak orang telah datang ke goa itu,Pang Siu Wie dan Lie Ceng Loan yang sudah merasa lapar segera makan sarapan itu, lalu yang lain-lainpun turutPek Yun Hui mengambil banyak kue dan buah-buahan ke dalam kamarnya, Lalu ia tutup pintu kamar, ia berkata kepada Na Siao Tiap "Moi-moi apakah kau tidak makan dulu sebelumnya kau menolong mengobati dia?""Aku tidak merasa lapar, karena hatiku bimbang." jawab Na Siao Tiap, "Jika Cici sudah lapar, makanlah dulu!"Pek Yun Hui juga tak dapat makan karena ia selalu khawatir akan keadaannya Bee Kun Bu. ia hanya makan satu kue dan minum secangkir Siao Tiap duduk di atas sehelai tikar di atas lantai dengan dua tangannya memegang lututnya, Matanya menatap kedepan, seolah-olah ia tak menghiraukan soal mengobati Bee Kun sikapnya yang acuh tak acuh Pek Yun Hui tak sabar lagi. ia menegur "Siao Tiap Moi-moi, mengapa kau masih belum memulai, Aku khawatir jika ditunda, dia tak dapat ditolong lagi! Dengan tenang dan pelahan Na Siao Tiap bangun dan menghampiri Pek Yun Hui. ia berkata dengan suaranya yang rendah sekali "Aku telah menyanggupi mengobati dia, aku tentu akan menolongnya!"Pek Yun Hui masih tak puas dengan jawaban itu, ia menegur lagi "Mengapa kau mundur maju lagi?"Na Siao Tiap menghampiri Bee Kun Bu dan mengangkat tubuhnya seraya berkata "Sebetulnya aku tidak boleh mengobati dia, Tetapi aku telah berjanji kepada Cici untuk menolong dia, aku tak harus menyesal!"Pek Yun Hui tak berkata-kata lagi, ia khawatir menyinggung perasaannya Na Siao Tiap, Dalam keadaan terdesak itu ia harus mengalah ia duduk diam mengawasi cara-cara Na Siao Tiap menolong Bee Kun menyaksikan Bee Kun Bu dibaringkan terlentang di atas tempat tidur, sedangkan seluruh tubuhnya Na Siao Tiap terlihat gemetar tak henti nya. Dengan mata terbelalak ia menyaksikan sikapnya Na Siao Tiap, seolah-olah orang yang sedang diserang demam panas. Ia bangun menghampiri Na Siao Tiap dan berkata dengan suara yang lemah lembut "Siao Tiap Moi-moi, untuk aku, kau harus menderita demikian hebatnya, Aku sangat berterima kasih."Na Siao Tiap tidak menyahut ia pejamkan kedua matanya, Hanya dari celah-celah kulit matanya molos keluar air matanya, yang bagaikan mutiara sebutir-se-butir, ia berkata "Sebentar ketika aku kerahkan tenaga dalamku, seluruh semangatku akan berkumpul Aku minta Cici jangan mengganggu atau menyentuh tubuhku!"Lalu ia duduk bersila di pinggir tempat tidur, dan tangan kirinya ditaruh di atas batang hidungnya Bee Kun Bu, sedangkan tangan kanannya memeluk pinggangnya Bee Kun Bu. ia memejamkan kedua matanya untuk mengerahkan seluruh tenaga dalamnya, Ternyata ia telah berhasil mengerahkan urat-urat sarafnya Bee Kun Bu karena keringatnya mulai terasa ke tenggorokan dada sampai ke ia letakkan Bee Kun Bu terlentang di atas tempat tidur untuk dipijat-pijat kaki tangannya, Demikianlah semua bagian- bagian penting di dalam tubuhnya Bee Kun Bu telah dapat dipulihkan olehnya dengan ilmu Toa Pan Yo Hian Kong, dan darahnya mulai beredar dengan wajar diseluruh Yun Hui juga memperhatikan bahwa kaki tangannya Bee Kun Bu tidak kaku lagi, kelihatan segar dan bergerak- gerak, Sejenak kemudian keringatpun mulai keluar dari pembuluh-pembuluh pada kaki tangannya, Bukan main girangnya Pek Yun Hui menyaksikan perubahan yang ajaib itu!Malam itu Pek Yun Hui dapat tidur nyenyak di dalam kamar itu, Satu hari dan satu malam telah lewat, akan tetapi Bee Kun Bu masih belum sadarkan diri, dan Na Siao Tiap yang telah mengerahkan banyak tenaga dan semangat, nampaknya sangat letih sekaliPada malam kedua, ketika Pek Yun Hui menyalakan lilin di atas meja, tiba-tiba ia mendengar Na Siao Tiap menguap, ia menoleh, dan melihat Na Siao Tiap yang harus tidur di samping Bee Kun Bu mengulurkan tangan kanannya meraba badannya Bee Kun Bu, lalu ia tersenyum dan berkata "Cici, tenaganya disemua bagian tubuhnya sudah pulih, Malam ini aku dapat membebaskan semua jalan-jalan darahnya yang tersumbat."Pek Yun Hui menghampiri dan sambil tersenyum ia berkata "Semua ini karena pertolongan Moi-moi. Aku yakin nanti jika dia mengetahui bahwa kau yang telah menolong jiwanya, dia pasti akan berterima kasih kepadamu!""Aku sebetulnya menolong dia karena ingin membalas budi Cici." kata Na Siao Tiap, Lalu ia duduk bersila untuk memulai mengerahkan tenaga dalamnya pula, sebentar saja segera terlihat wajahnya menjadi merah, dan seluruh tubuhnya mengeluarkan Yun Hui merasa kagum melihat caranya gadis itu mengumpulkan tenaga dalamnya, dan ia yakin hanya orang yang telah memahami ilmu Toa Pan Yo Hian Kong dapat melakukan itu. Mungkin Suhunya pun tak dapat menandinginya dalam ilmu Toa Pan Yo Hian Kong itu, pikirnya,Terlihat pula uap yang keluar dari tubuhnya Na Siao Tiap makin lama makin tebal, dan setelah seperempat jam kemudian seluruh kamar itu telah diliputi uap yang keluar dari tubuhnya gadis itu. Tiba-liba ia letakkan kedua tinjunya di atas dadanya Bee Kun Bu, dan lalu secepat kilat menotok jalan- jalan darah di bagian dada itu, tetapi kedua tinjunya tidak diangkat ia tetap tempelkan tinjunya di atas dadanya Bee Kun Bu untuk secepat kilat menotok pula yang diulanginya sampai enam kali, dengan demikian berhasil membebaskan dua belas jalan-jalan darah yang terpenting di seluruh tubuhnya Bee Kun aneh ialah, tiap-tiap kali ia menotok dengan kedua tinjunya, uap di dalam ruang itu agak berkurang ia baru mengulangi totokannya setelah uap berkumpul lagi,Malam itu, Pek Yun Hui tidak tidur ia terus memperhatikan cara Na Siao Tiap menyembuhkan Bee Kun Bu dengan perasaan kagum, Berkali-kali ia ingin menghampiri tempat tidurnya Bee Kun Bu untuk melihat keadaannya dari dekat, tetapi berkali-kali juga ia batalkan niatnya, karena khawatir mengganggu Na Siao Tiap,Kira-kira sejam kemudian setelah Na Siao Tiap berhasil membebaskan jalan-jalan darah yang terpenting di seluruh tubuhnya Bee Kun Bu, tiba-tiba ia berseru "Pak Cici, dengan tenaga ajaibku aku telah berhasil membebaskan dua belas jalan-jalan darahnya yang penting, dan juga menyembuhkan luka-luka yang terus menyerang perkakas-perkakas di dalam tubuhnya. Dia harus beristirahat sebentar, dan aku akan menyembuhkan urat-urat sarafnya untuk membikin ia sadar!"-ooo0ooo-NA SIO TIAP BERHASIL MENOLONG BEE KUN BUPek Yun Hui bertindak perlanan-lanan menghampiri tempat tidur dan menanya sambil tersenyum "Siao Tiap Moi- moi, bolehkah aku memeriksa denyutan jantungnya sekarang?""Boleh. Tapi karena darahnya baru saja beredar, lebih baik dia tidak banyak bergerak." jawab Na Siao Pek Yun Hui meraba dadanya Bee Kun Bu dengan tangan kanannya, Betul saja jantungnya mulai berdenyut lagi seperti biasa,"Siao Tiap Moi-moi, terima kasih, Kau telah berhasil menolong jrwanya, Dia pasti akan berterima kasih ke- padamu.,." Pek Yun Hui berkata dengan girangnyaTiba-tiba Na Siao Tiap memotong "Aku tidak ingin dia menghaturkan terima kasih kepadaku Aku menolong dia karena memandang kepada Cici."sebetulnya Pek Yun Hui masih ada banyak omongan, akan tetapi setelah melihat sikap Na Siao Tiap, ia hanya berkata Tentu saja aku berterima kasih kepadamu."Na Siao Tiap pejamkan kedua matanya, dan terlihat air matanya mengucur keluar ia berkata "Sebelumnya ibuku menutup mata, dia telah memesan kepadaku bahwa aku jangan sayang seorang laki-laki, meskipun laki-laki itu seorang yang baik. Aku telah menolong dia, dan aku telah melanggar pesan ibuku, Oleh karena itu, setelah aku berhasil menyembuhkan dia, aku akan berpisah dari Cici untuk pergi kembali ke lembah Pek Hua Kok agar aku dapat menangis di depan kubur ibuku!"Pek Yun Hui menghibur Tapi ketika bibi Cui memberi pesan itu, ia sedang bersedih hati, sudah tentu pesannya itu tidak wajar Kau tak boleh anggap semuanya beralasan Moi- moi adalah seorang yang cerdas, Cobalah pikir masak-masak dengan otak yang dingin."Na Siao Tiap belum menjawab, ketika di luar terdengar suara Yun Hui segera loncat dan ingin buka pintu, tetapi Na Siao Tiap membentak "Cici, jangan buka pintu!""Mengapa tidak boleh membuka pintu?" tanya Pek Yun Siao Tiap mengawasi Bee Kun Bu dan sambil menarik napas ia berkata "Luka-luka dalam tubuhnya baru saja sembuh, dan peredaran darahnya baru saja mulai lancar. Jika ada orang menerjang masuk ke dalam kamar ini, aku khawatir dia terkejut dan darahnya terhalang kembali sehingga jerih payah kita selama satu hari dan satu malam menjadi sia-sia belaka!" "Tapi jika ada musuh datang ke sini, aku terpaksa harus keluar membantu.!" kata Pek Yun Hui."Jika Cici membuka pintu dan Lie Ceng Loan datang masuk, dia hanya akan mempersulit usahaku untuk menyembuhkannya" Na Siao Tiap menjelaskan. Ketika itu terdengar suara yang jelas dari Lie Ceng Loan yang memanggil "Pek Cici, ada musuh datang ke lembah Pek Yun Siat!". Pek Yun Hui yang telah diperingatkan oleh Na Siao Tiap tidak berani membuka pintu dan keluar, ia hanya menjerit dari dalam kamar "Bu Koko sedang dalam keadaan kritis, aku tak dapat keluar membantu menjaga musuh, Kau harus menjaga agar musuh itu tidak masuk ke dalam goa!" Lie Ceng Loan lari menjaga jalan masuk ke dalam Pek Yun Hui berbalik lagi, ia tampak Na Siao Tiap sedang membebaskan urat-urat sarafnya Bee Kun Bu. Dan caranya berlainan sekali dengan cara yang ia pernah Siao Tiap menolong membebaskan urat-urat sarafnya Bee Kun Bu selama dua jam baru berhenti, terlihat tegas akan keletihannya. Menampak itu, Pek Yun Hui merasa kasihan. Tiba-tiba Na Siao Tiap mengambil pisau belati yang ia taruh di dekat bantal kepala ketika Bee Kun Bu mulai Yun Hui terkejut dan lalu mendebati Na Siao Tiap, "Tiap-moi, apakah dia sudah sadar?" ia berbisik."Semua jalankan darah dan urat-urat sarafnya telah beberapa jam lagi aku akan membantu dia memulihkan tenaga dalamnya dan setetusnya ia dapat mengumpulkan tenaga dalamnya kata-kata yang ramah dan sikap yang lunak itu, Pek Yun Hui seger mengerti bahwa dicekalnya pisau belati itu hanya sebagai tindakan pencegahan saja. Pek YunHui berkata "Tiap Moi-moay karena menolong dia, kau telah menjadi letih sekali."Sambil tersenyum Na Siao Tiap menjawab "Aku dapat menolong jiwanya berkat ilmu Toa Pan Yo Hian Kong Ilmu tenaga dalam ajaib yang aku telah dapat pelajarkan dari kitab-kitab Kui Goan Pie Cek."Na Siao Tiap tersenyum "Aku tahu maksud cici, cici takut aku akan melukai dia dengan pisau belati ini, betulkah?"Pek Yun Hui yang selalu jujur hanya mengangguk. Ia berkata "Kau telah menerka jitu, Aku khawatir kau masih saja ingin menunaikan pesan ibumu untuk membunuh mati segala laki-laki yang kau sayang!"Na Siao Tiap tidak menjawab, ia duduk di pinggir tempat tidur Lalu Pek Yun Hui menggantikan ia memulihkan tenaga dalamnya Bee Kun Bu...Sejenak kemudian Na Siao Tiap berkata "Cici, setelah kau berhasil memulihkan tenaga dalamnya. kau harus segera angkat dia duduk."Pek Yun Hui hanya mengangguk dan tersenyum. ia terus mengurut-urut tubuhnya Bee Kun Bu. Pada suatu ketika Bee Kun Bu membuka kedua matanya, dan Pek Yun Hui terkejut ia memberitahukan hal itu kepada Na Siao Tiap."Cici, dia sudah mulai sadar Ayo terus urut, dan aku membantu!" kata Na Siao Pek Yun Hui merasa bahwa telapak tangannya Na Siao Tiap yang ditaruh di punggungnya sangat hangat, dan hawa yang hangat itu dirasakan seperti juga aliran listrik, Pek Yun Hui berpikir "Tenaga dalam ajaibnya ini betul-betul hebat Mungkin gurukupun tak akan dapat menandinginya!"Segera juga terlihat mukanya Bee Kun Bu, yang tadinya pucat perlahan-lahan menjadi merah, hidungnya bergerak, dadanya berdenyut-denyut lebih cepat, dan setelah menarik napas panjang, kedua matanya terbuka dan mengawasi Pek Yun Siao Tiap berbisik "Na, sekarang Cici harus membantu angkat dia agar dia dapat duduk!"Belum lagi ucapannya selesai, Bee Kun Bu sudah mulai bergerak, dan kedua tangannya meronta-ronta, Mukanya sangat merah, agaknya ia hendak Yun Hui menjadi terpesona, tetapi Na Siao Tiap segera memegang erat-erat kedua bahunya Bee Kun Bu. Dengan kedua mata membelalak ia berkata "Cici, dia telah tertolong. sebentar lagi dia akan sadar Tapi kita masih harus membantu dia mengerahkan tenaga dalamnya selama lebih kurang dua jam. Aku akan tahan dia jangan sampai dia meronta, dan Cici harus duduk di-sampingku mengawasi segala perubahan.."Lalu dengan satu telapak tangan ia tahan Bee Kun Bu dan tangan lainnya mengambil pisau belatinya, ia melakukan segala pertolongan itu dengan tenang dan cerdas, sedangkan Pek Yun Hui yang menyaksikan segala perubahan-perubahan atas dirinya Bee Kun Bu menjadi agak gelisah. Bee Kun Bu tak dapat meronta lagi, ia memejamkan matanya lagi, tapi ia dapat bernapas dengan wajar seolah- olah seorang yang sedang tidur dengan kedua gadis berusaha keras menolong jiwanya Bee Kun Bu, dan entah sudah berapa lama ketika terdengar lagi suara Lie Ceng Loan diluar kamar "Meskipun kau sahabat karibnya Bu Koko, kau tak diperkenankan masuk!"Terdengar jawaban yang mengejek "Mengapa tidak boleh masuk?""Sebab di dalam kamar itu Pek Cici sedang sibuk menolong Bu Koko, Aku pun tak diperkenankan masuk ke dalam!"Mendengar jawaban Lie Ceng Loan itu, Pek Yun Hui terdengar Pang Siu Wie yang memperingatkannya "Kamar itu adalah kamar majikanku, kau tak dapat masuk."Mendengar suara Pang Siu Wie itu, kekhawatirannya Pek Yun Hui menjadi sedikit lega, ia berpikir Pang Siu Wie mempunyai banyak pengalaman, dan telah mengetahui segala tipu muslihat dari banyak jago-jago silat Meskipun Co Hiong cerdik dia tak akan luput dari pengawas annya!Terdengar lagi Lie Ceng Loan berkata "Cici, janganlah perlakukan dia demikian Dia adalah sahabat Bu Koko."Co Hiong tertawa gelak-gelak dan menanyai "Bu Kokomu dilukai oleh siapakah?"Mendengar pertanyaan itu, Pek Yun Hui memaki di dalam hatinya "Hm! kau betul-betul busuk dan cerdik..."Ketika itu, tiba-tiba Na Siao Tiap memegang pisau belati di depan dadanya Bee Kun Bu seolah-olah hendak menikam, kedua matanya mengawasi Bee KunBu dengan cemas Pek Yun Hui menanya "Moi-moi, apakah dia telah berbuat tak sopan terhadaprnu?" "Tidak!" jawab Na Siao Tiap, "Dia akan lekas menjadi sadar. Dan jika dia melihat pisau belati terhunus ini, dia tentu menjadi kaget dan tak berani berbuat sesuatu yang tak sopan, bukan?"Pek Yun Hui menarik napas lega dan berkata lagi, "Jika kau terpaksa menikam dia, sudilah memberitahukan aku!"."Sebelum Na Siao Tiap menjawab, diluar terdengar lagi suaranya Co Hiong "Jika Bee-Heng menderita luka parah, aku sebagai kawan karibnya, mengapa tidak boleh masuk?""Pek Yun Hui telah menebak bahwa Lie Ceng Loan yang jujur telah memberitahukan tentang lukanya Bee Kun Bu kepada Co Hiong, Harus diketahui bahwa ketika Pek Yun Hui menolong Bee Kun Bu di pegunungan Ngo Bi San dari tangannya Co Hiong yang ingin mengubur Bee-Kun Bu hidup- hidup, Pek Yun Hui tak pernah menceritakan hal itu kepada Lie Ceng Loan sehingga Lie Ceng Loan tidak mengetahui betapa kejamnya Co lagi Lie Ceng Loan menarik napas lalu berkata "Kau sebagai kawannya Bu Koko, tentu saja boleh menengoki keadaannya, tapi sekarang Bu Koko sedang diobati, dia tak dapat diganggu Pek Cici telah memberitahukan aku bahwa Bu Koko harus diobati selama tiga hari tiga malam. Jika kau ingin tengok dia, kau harus bersabar untuk menunggu tiga hari, Jika kau sekarang memaksa masuk, bukan saja kau dapat membahayakan Bu Koko, kau juga akan membikin gusar Pek Cici." Dengan terperanjat Co Hiong berseru "Hah, Dia terluka demikian parah, masihkah dapat diobati?" Sambil tertawa Lie Ceng loan berkata, "Pek Ciciku memiliki ilmu yang sakti, dia dapat menyembuhkan dan menolong Bu Koko!""Rupanya Pang Siu Wie telah dapat menyelami akan kebusukan hatinya Co Hiong, maka ia berkata sambil mengejek, "Kau mengapa demikian dungu? Kau tak dapat mengerti penjelasan atau keterangan orang! Li Siocia telah menjelaskan bahwa Bee Kun Bu harus tenang Tidak boleh diganggu! Tapi kau masih juga mendesak minta masuk! jangankan di dalam kamar ada orang, meskipun tidak ada orangpun, kau tak berhak masuk ke dalam!"Co Hiong yang kejam itu dan yakin bahwa ilmu silatnya tinggi menjawab sambil mengejek "Ada apakah kau melarang aku masuk? Jika, aku memaksanya masuk juga, aku ingin lihat apa yang kau akan perbuat?!""Ha! Ha!" tertawa Pang Siu Wie, "Kau boleh rasai pasir beracunku dulu!"Lie Ceng Loan yang menyaksikan kedua orang itu semakin bertegang, ia berusaha meredakannya "Kalian jangan berselisih di sini! Jika kau ingin tengok Bu Koko, kau harus tunggu dua hari lagi!"Lalu terdengar tindakan kaki yang makin lama makin menjauh. Rupanya mereka telah berlalu dari luar kamar Pek Yun Hui yang telah mendengar bahwa Lie Ceng Loan minta Co Hiong tunggu dua hari lagi, berpikir "Ai! Lie Ceng Loan! Lie Ceng Loan! Mengapa kau tak dapat melihat bahwa Co Hiong itu adalah satu manusia yang kejam dan busuk? Dengan ilmu silatnya yang tinggi dia telah datang kesini, Dia pasti datang dengan maksud yang busuk, Kau minta dia menunggu di sini dua hari lagi, sama juga kau mengundang maut ke dalam rumah!"Ketika itu Bee Kun Bu sudah duduk di atas tempat tidurnya dengan kedua matanya terbuka lebar, seolah-olah orang baru sadar dari pisau belati terhunus di depan dadanya, Na Siao Tiap berkata kepadanya Tenaga dalammu belum pulih, kami harus membantu kau mengerahkan itu. Ayo, kau lekas-lekas pejamkan matamu dan berusaha mengerahkan tenaga dalammu dengan bantuan kami, Jika kau dapat melakukan itu selama empat jam, kau akan sudah sembuh, dan semua tenaga dalammu pulih kembali Ucapan itu dikeluarkan dengan tegas, tetapi dengan nada yang mengancam Sikap itulah yang membikin Pek Yun Hui Bee Kun Bu membuka kedua matanya, ia mengawasi Na Siao Tiap yang berada dihadapannya, kemudian menatap Pek Yun Hui, ia tersenyum, dan baru saja ia ingin membuka mulutnya untuk bicara, lantas Na Siao Tiap mengancam ia untuk lekas-lekas memejamkan kedua matanya "Ayo, tutup matamu jika tidak ingin mati! Mulailah kerahkan tenaga dalammu!"Sebetulnya Bee Kun Bu ingin bicara kepada Pek Yun Hui, tetapi ancaman Na Siao Tiap membikin ia tak berdaya, ia hanya pejamkan kedua matanya lagi, dan berusaha mengerahkan tenaga dalamnya, setelah mendengar ancaman dan melihat pisau belati terhunus di Yun Hui tidak sampai hati melihat Na Siao Tiap demikian galaknya terhadap Bee Kun Bu, ia berkata dengan bisik-bisik Tiap Moi-moi, dia telah lama tak sadarkan dia telah sadar, akan tetapi semangatnya belum kumpul. Kau terlampau galak terhadap dia..."Setelah mendengar peringatan itu, Na Siao Tiap makin beringas, ia tekan pisau belatinya pada dadanya Bee Kun Bu sehingga keluar Yun Hui berusaha pegang pergelangan tangannya Na Siao Tiap, tetapi Na Siao Tiap lebih cepat menarik kembali itu Bee Kun Bu telah memejamkan kedua matanya, dadanya berdenyut cepat, dan seluruh tubuhnya bergetar karena ia sedang menuruti petunjuk Na Siao Tiap mengerahkan tenaga dalamnya,Lalu Na Siao Tiap duduk kembali di pinggir tempat tidur dan taruh lagi pisau belatinya di sisi bantal kepala nya. Sambil mengawasi Pek Yun Hui ia berkata "Jika dia membuka mulut bicara atau terus memandangi kita, mungkin dia lupa mengerahkan tenaga dalamnya dan jalan-jalan darahnya akan menjadi mampet lagi, Dengan demikian jerih payah kita selama dua hari dua malam menjadi sia-sia belaka,"Tetapi apakah artinya darah yang keluar karena tikaman?"Sambil tersenyum Na Siao Tiap menjawab "Aku sengaja menikamnya agar dia tidak berani membandel Luka itu pun tak ada artinya, aku harap Cici tidak buat pikiran."Pek Yun Hui tidak menanya lagi, iapun duduk mengawasi perubahan yang sedang berlangsung di tubuhnya Bee Kun kedua gadis itu menunggu dengan sabar sambil matanya terus mengawasi Bee Kun Bu, Setelah selang hampir satu jam, Na Siao Tiap mulai memijat tengkuk lehernya Bee Kun Bu, Segera Bee Kun Bu menarik napas panjang sebelum ia membuka Bee Kun Bu bangun dan meloncat turun dari tempat tidurnya, Pek Yun Hui lekas-tekas menahannya sambil berkata "Kau baru saja sembuh, kau tidak boleh bangun, itulah Na Siocia yang telah menolong kau. Ayo, lekas-lekas menghaturkan terima kasih kepada-nya!" Lalu ia tarik tangannya Bee Kun Bu dibawa ke-depannya Na Siao Tiap,Tetapi Na Siao Tiap menghadapi Bee Kun Bu dengan beringas sambil memegangi pisau tersenyum Pek Yun Hui berkata "Tiap Moi-moi, ketika bibi Cui masih hidup, dia sayang aku seperti anak kandungnya, Selama sepuluh tahun lebih ini aku senantiasa ingat akan kasih sayangnya, Bagaimanakah jika beberapa hari lagi kita bersama-sama pergi ke kuburannya, untuk menghaturkan terima kasihku di hadapan roh nya ?"Na Siao Tiap taruh kembali pisau belati nya dan menundukkan kepala nya. Terlihat pula air matanya mengucur Lalu ia berlutut di hadapan Pek Yun Hui serta berkata "Aku bersalah, dan aku rela dihukum oleh Kong Cu!" Lekas-lekas Pek Yun Hui mengangkat bangun, dan memeluknya sambil berkata "lbumu seperti juga ibu kandungku, Seterusnya kita harus menjadi saudara kandung Aku lebih tua darimu, dan kau harus panggil aku Cici, Lagipula ayahmu adalah guruku, Seterusnya kau tak boleh panggil aku Kong Cu lagi, Aku adalah Cicimu!"Lalu dengan mengawasi Bee Kun Bu ia membentak "Hai! Kau mengapa diam saja? Dia sudah menolong jiwamu dengan telah mengeluarkan banyak tenaga, Kau masih juga belum menghaturkan terima kasih kepada-nya!"Bee Kun Bu lalu berlutut di hadapan Na Siao Tiap seraya berkata "Aku Bee Kun Bu menghaturkan banyak-banyak terima kasih karena Siocia telah menolong jiwaku!"Tanpa mengawasi Bee Kun Bu, Na Siao Tiap menjawab "Aku menolong kau karena Pek Cici!"Bee Kun Bu terperanjat mendengar jawaban itu, ia bangun dan jalan ke sudut kamarLalu Pek Yun Hui ajak Na Siao Tiap duduk di tempat tidur dan dengan ramah ia berkata "Tiap moi, aku harap kau pandang aku, dan tidak menyesal karena kau telah menolong jiwanya. " sebetulnya ia ingin membela Bee Kun Bu tetapisetelah melihat sikapnya Na Siao Tiap, ia tidak Siao Tiap bangun dari tempat duduknya dan berkata "Cici setelah dia dapat beristirahat sebentar, dia akan menjadi sembuh betul. Aku ingin keluar memerintahkan bujang- bujangku untuk membikin persiapan kembali ke lembah Pek Hua Kok."Pek Yun Hui terperanjat mendengar ucapan itu. Sambil tersenyum ia berkata "Tiap-moi, kini di lembah Pek Yun Siat telah datang banyak musuh. Aku hendak keluar memeriksanya. Kau boleh tunggu di dalam kamar ini mengajarkan Bee Kun Bu ilmu mengumpulkan semangat Na Siao Tiap menoleh kepada Bee Kun Bu yang sedang berdiri di suatu sudut kamar itu seperti seorang dungu, Melihat sikapnya itu, ia menjadi kasiham Lalu dengan ramah ia berkata "Kau hanya perlu duduk beristirahat sebentar, segera kau akan menjadi sembuh betul sementara itu, kau harus mengerahkan tenaga dalammu untuk mengumpulkan semangatmu!"Pek Yun Hui menghampiri Bee Kun Bu. "Ayo, kau turut melaksanakan petunjuk-petunjuknya. sebentar lagi aku akan ajak Lie Ceng Loan datang melihat kau."Bee Kun Bu tersenyum, dan ia segera duduk di lantai melaksanakan petunjuk-petunjuknya Na Siao Pek Yun Hui ingin suruh Bee Kun Bu duduk di atas tempat tidurnya, tetapi ia merasa malu mengatakan itu dihadapannya Na Siao Tiap, ia hanya menarik tangannya Na Siao Tiap untuk diajak keluar dari kamar itu bersama pertolongan Na Siao Tiap yang menggunakan ilmu Toa Pan Yo Hian Kong, Bee Kun Bu telah luput dari maut, Luka yang disebabkan perbuatan Co Hiong dengan ilmu Tai Ki Kongnya juga telah disembuhkan oleh ilmu Pun Sin Cin Ki Tenaga ajaib dari semangat dalam dari Na Siao setelah ia beristirahat mengerahkan tenaga dalamnya untuk memulihkan semangat nya, ia telah sembuh betuL Baru saja ia membuka kedua matanya, ia dibikin kaget oleh berkelebatnya bayangan orang setelah pintu kamar ditendang terbuka, Lalu dihadapannya tampak Co Hiong yang berdiri dengan wajah Hiong menatap Bee Kun Bu, dan kemudian sambil tertawa ia berkata "Bee Heng betul-betul beruntung, Aku tak menduga bisa bertemu lagi!"Bee Kun Bu menarik napas panjang sambil bangun dari lantai, "Selama satu tahun belakangan ini, aku merasa seperti sudah seratus tahun, Aku telah menjumpai banyak sekali rintangan-rintangan, Jika aku pikir sekarang, aku seperti juga tengah bermimpi." ia berhenti, lalu menanya Co Hiong, "Co- heng, bukankah kita pernah berjumpa di pegunungan Ngo Bi San? Disitu aku ingat aku telah terluka,.," kata Bee Kun Hiong yang pintar tetapi busuk lalu tersenyum dan berkata "Betul! Betul! Ketika itu Bee-heng sedang ditawan oleh seorang wanita berpakaian hitam, Dan.., aku pernah bertarung melawan wanita itu.""Wanita berpakaian hitam itu adalah Giok Siu Sian Cu yang terkenal di kalangan Kang-ouw, Co-heng mungkin bukan tandingannya." kata Bee Kun bahwa Bee Kun Bu tidak menaruh curiga kepadanya, dan karena yakin bahwa Bee Kun Bu tidak ingat lagi tentang peristiwa-peristiwa setelah dia pingsan, maka jawabnya Co Hiong dengan berlagak "Ya, akupun merasa malu tak dapat melawan seorang wanita yang telah terluka dan aku telah dipukul jatuh terjerumus ke dalam suatu telaga!""Giok Siu sian Cu sangat terkenal lihay ilmu silatnya, Jika Co-heng kalah melawan dia, Co-heng tak usah merasa malu!""Kalah atau menang bagiku tidak menjadi soal." kata Co Hiong, berkata dengan wajan"Karena hendak menolong aku, Co-heng telah kecebur ke dalam telaga, Meskipun Co-heng tak berhasil menolongnya, akan tetapi aku sangat berterima kasih."Co Hiong tersenyum, lalu berkata lagi "Barusan Lie Sumoymu telah memberitahukan bahwa Bee-heng telah menderita luka parah, Aku hanya dapat menunggu di luar dengan hati cemas.,.""Aku hanya perlu beristirahat sedikit lagi, dan kita segera boleh keluar mencari tempat untuk bereakap-cakap,.," kata Bee Kun Bu,Selagi Co Hiong hendak berkata pula terdengar suaranya Pek Yun Hui diluar yang mengatakan "Hm! Orang yang berpakaian demikian, dan yang hatinya sangat buruk itu, Loan-moi lain kali jangan sembarangan beritahukan hal-hal yang sebenarnya. Kau harus hati-hati menghadapi manusia yang jahat itu.,."Tapi dia adalah kawannya Bu Koko! Aku harus layani dia.,." terdengar kata-katanya Lie Ceng Loan,Pereakapan kedua gadis itu makin lama makin dekat terdengarnya, Co Hiong lalu loncat dibelakangnya Bee Kun Bu, dan sambil mengangkat tinjunya ia berseru "Bee-heng, biarlah aku menolong membebaskan jalan darahmu di punggung."Baru saja ia ucapkan perkataan itu, lalu pintu terbuka, dan Pek Yun Hui lari masuk. ia terkejut melihat Co Hiong ingin menjotos punggungnya Bee Kun diketahui bahwa jalan darah dipunggung adalah satu dari kedua belas jalan-jalan darah yang sangat berbahaya, Satu jotosan yang jitu saja dapat membunuh mati Bee Kun Bu!Melihat Pek Yun Hui terperanjat Co Hiong tertawa gelak- gelak dan berkata "Bee-heng rupanya sudah sembuh, Hanya satu jotosan di punggung ini, maka kau akan sembuh betul!""Hm! Kau jangan berlagak!" bentak Pek Yun Hui. "Kau hanya pura-pura ingin menolong!"Co Hiong mengawasi Pek Yun Hui yang sekarang telah mengenakan pakaian perempuan Co Hiong yang bermata keranjang tertarik oleh potongan tubuhnya yang langsing dan wajahnya yang cantik. Untuk sementara waktu Co Hiong telah lupa bahwa ia sedang menghadapi satu musuh yang sangat membenci padanya,Dengan gerak yang sangat lincah Pek Yun Hui loncat ke sampingnya Co Hiong dengan maksud memukulnya, tetapi ketika melihat Co Hiong menekan punggungnya Bee Kun Bu, ia segera batalkan maksudnya, dan loncat mundur Iagi. Sambil mengejek Co Hiong berkata "Satu jotosan di punggung ini dapat segera menyembuhkan Bee-heng! Maka itu, janganlah kau coba-coba mengganggu aku!"Tinju yang ditekan di punggungnya membikin Bee Kun Bu merasa sakit ia lekas-Iekas mengerahkan tenaga dalamnya menahan sakit itu sambil memejamkan kedua matanya, dan sejenak kemudian ia baru merasa seluruh tubuhnya menjadi hangat, dan sakit tersebut mulai lenyap!Pek Yun Hui pernah bertempur melawan Co Hiong dua kali, ia yakin bahwa ilmu silatnya Co Hiong lebih tinggi dari pada Bee Kun Bu. Kini tinjunya jahanam itu ditekan di punggung Bee Kun Bu. jika ia menyerang, Bee Kun Bu pasti dibunuh oleh Co Hiong, Karena kawatir akan jiwanya Bee Kun Bu, maka ia mengalah sambil berkata "Jika kau tidak melukai dia, aku rela berunding dengan kau!"Dengan kesempatan itu, Co Hiong berkata sambil tersenyum "Ke satu, aku minta kau tidak mengorek-mengorek peristiwa yang lampau untuk menghindarkan salah faham!""Baik," jawab Pek Yun Hui, "tetapi sarat itu harus diberi batas tempo!""Ya, aku beri jangka waktu satu bulan." kata Co Hiong, "Dan ke dua, dalam jangka waktu satu bulan ini, kita tak boleh saling menyinggung!."Apakah kau tidak bermaksud berlalu dari sini?" tanya Pek Yun Hui,"Betul!" jawab Co Hiong, "Aku bermaksud berdiam disini selama satu bulan, dan kita dapat bermain-main bersama- sama di sini selama satu bulan itu, bukan?"Melihat sikapnya yang kurang ajar dan mendengar ejekannya Co Hiong itu, Pek Yun Hui menjadi gusar dan hendak memukulnya. Tetapi mengingat jiwanya Bee Kun Bu yang terancam. Pek Yun Hui terpaksa mengalah! "Baiklah!" jawabnya, Dengan tertawa gelak-gelak Co Hiong mengangkat tinjunya dan Bee Kun Bu pun segera merasa napasnya menjadi lega!Harus diketahui bahwa Co Hiong sekarang sudah beda jauh sekali daripada Co Hiong dulu, sebelum dia dapat belajar dari Kok Gie Taysu yang dia telah bunuh mati dengan Kun Bu membuka kedua matanya, dan melihat Pek Yun Hui berdiri di dekat ia. Sambil tersenyum ia berkata "Aku merasa aku sekarang betul-betul sembuh!"-ooo0ooo-Pang Siu Wie menjaga Co Hiong seorang diriSebelum Pek Yun Hui menjawab, Co Hiong telah berkata "Luka-luka Bee-heng sudah sembuh betul Kau hanya perlu beristirahat beberapa hari saja, dan segera akan dapat menjadi jago lagi, Ha! Ha! Ha!"Bee Kun Bu yang belum kumpul betul semangatnya, ketika Co Hiong menekan tinjunya di atas punggungnya, mengira Co Hiong telah membantu mengobati padanya, karena setelah tinju tersebut diangkat, ia segera merasa reda dan lega, Maka ia berkata "Jika Co Hiong tak membantu, mungkin aku tidak demikian cepat sembuhnya, Terima kasih!"Co Hiong menyengir "Aku hanya berbuat selayaknya sebagai seorang kawan."Bee Kun Bu melanjutkan "Kali ini aku telah menderita luka parah, jika tidak ada Pek cici yang datang menolong, aku tak dapat hidup."."Kau harus berterima kasih kepada Na Siao Tiap, Tanpa dia yang menolong, aku tak berdaya, Kau berhutang jiwa terhadap Na Siocia." kata Yun Kun Bu ingat akan sikap yang dingin dari Na Siao Tiap, maka ia hanya menundukkan kepalanya. Untuk sementara waktu keadaan di dalam kamar itu sunyi senyap, Lalu Co Hiong mengejek lagi "Nah, aku mewakili Bee Heng menghaturkan terima kasih atas pertolongan Pek Siocia!" iapun mengangkat kedua tangannya dan menyoja kepada Pek Yun Yun Hui merasa jemu sekali melihat lagaknya manusia yang busuk itu. ia membentak "Fui! janganlah kau berlagak Kelak jika ada kesempatan, aku akan memberitahukan perbuatan-perbuatan busukmu kepadanya."Bentakan tersebut hanya dijawab dengan tertawa gelak- itu Lie Ceng Loan juga sudah masuk ke dalam dan lari menubruk Bee Kun Bu seraya berseru "Bu Koko, kau sudah sembuh?" selama hampir satu bulan ia selalu khawatir penderitaannya Bee Kun Bu. Maka ketika melihat Bee Kun Bu sudah sembuh, bukan main girangnya, ia duduk di samping Bee Kun Bu, dan air matanya mengucur deras sekali, ia pegangi kedua tangannya Bee Kun Bu sambil berkata "Jika kau tidak sembuh dan tak dapat hidup, aku dan Pek cici akan menyertai kau bersama, dan kita masih juga dapat melihat kau setiap hari!"Bee Kun Bu mengusap-usap rambutnya Lie Ceng Loan dan berkata sambil tersenyum "Ai, aku telah membikin kau turut menderita juga!"Lie Ceng Loan seka air matanya, lalu menjawab "Aku tidak letih, tetapi Pek cici menjadi letih sekali, Untuk menolong kau, Pek cici harus bertarung melawan banyak musuh, Tanpa pertolongannya, mungkin kau sudah mati."Co Hiong yang berdiri dekat mereka dan menyaksikan betapa mesranya Lie Ceng Loan melayani Bee Kun Bu merasa iri hati, Meskipun ia bermaksud membunuh mati Bee Kun Bu, tetapi wajahnya tetap tenang, Bee Kun Bu menoleh kepada Pek Yun Hui dan berkata "Pek cici, kau telah berulang kali menolong aku. Aku khawatir aku tak dapat membalas budimu yang sebesar itu!"Pek Yun Hui hanya tersenyum meskipun ada banyak perkataan yang ia ingin ucapkan."Tetapi Bee-heng menderita luka tidak pereuma, aku sebagai kawan karibnya..." Co Hiong Yun Hui meneruskan "Telat mencelakakan dia bukan?""Jika aku pandai, aku tentu berhasil menolong dia keluar dari pegunungan Ngo Bi San.,." kata Co Hiong."Jangan bilang "kawan" lagi!" bentak Pek Yun Hui. "Betul aku telah berjanji tak saling menyinggung selama satu bulan, tetapi kau harus hati-hati. jika kau berbuat sesuatu yang gila- gilaan di Pek Yun Siat ini kau jangan kira kau dapat keluar hidup-hidup dari pegunungan Koat Cong San ini!"Co Hiong tetap menantang "Aku hanya khawatir kau tak mampu membunuh mati aku!"Bee Kun Bu merasa gelisah, dan ia berusaha meredakan "Co-heng telah datang sebagai tamu, Pek Siocia, aku minta kau pandang aku, dan jangan terlampau beringas."Pek Yun Hui menarik napas dan memperingatkan Bee Kun Bu "Aku hanya minta kau berhati-hati terhadapnya, jangan sampai dianiaya lagi!"Bee Kun Bu yang telah mengetahui wataknya Pek Yun Hui, setelah mendengar peringatan itu, lalu mengawasi Co Hiong,Tetapi Co Hiong masih tetap tenang, dan sambil tersenyum ia berkata "Aku dan Bee-heng tetap sahabat sebagaimana sediakala, Aku dengan tak menghiraukan perjalanan yang jauh telah datang menengoki kau. Tetapi Pek Siocia mengucapkan kata-kata yang menusuk hati, sebetulnya apa maksud nya ? Kita di kalangan Bu Lim selalu mentaati janji, bukan?" ia sengaja mengucapkan itu untuk mengejek Pek Yun Hui akan janjinya, dan untuk mencegah Pek Yun Hui membuka semua kebusukannya,Lalu Pek Yun Hui tarik tangannya Lie Ceng Loan dan diajaknya keluar Di dekat pintu ia berbalik dan berkata kepada Bee Kun Bu "Kau harus berhati-hati. Paling baik kau jangan berlalu dari kamar!"Bee Kun Bu memperhatikan sikap dan pesannya Pek Yun Hui yang sangat benci Co Hiong, dan iapun menjadi kedua gadis itu berlalu, sambil tertawa Co Hiong berkata "Bee-heng, kau tak usah khawatir terhadap aku." ia berhenti sejenak, lalu menanyai "Kamar ini sangat rapi. Kamar siapakah ini?"Dengan perasaan malu Bee Kun Bu menjawab "Aku telah menderita luka parah, dan telah dibawa ke dalam kamar ini adalah kamarnya Pek Siocia.""Jika ia rela mengobati kau di dalam kamarnya, ia tentu telah jatuh hati terhadapmu.,." kata Co Hiong menyindir ia berhenti ketika ia melihat sebuah kotak dari batu giok di atas tempat tidur ia berpikir "Di dalam kotak itu pasti tersimpan barang yang berharga, Aku harus mencari akal mengambil.,."Bee Kun Bu menjadi merah mukanya ketika Co Hiong mengatakan bahwa Pek Yun Hui telah jatuh hati kepadanya, tapi ia tak perhatikan matanya Co Hiong yang menatap kotak batu Giok, ia menjadi bisu sebentar, lalu ia menanya "Co- heng, Suciku, Liok Giok Pin, sekarang ada dimanakah?"Co Hiong telah siap dengan jawabannya "Dia sedang bersembunyi diluar puncak Pek Yun Siat ini ia mengharapkan kau dapat menengoki ia berhenti sejenak, lalu berkata dengan lagak kecewa Tapi mungkin ia tak mempunyai harapan itu.,." Bee Kun Bu mengerutkan kening. "Mengapa dia tak mempunyai harapan. Aku dapat segera pergi menengoki dia sekarang juga!" kata Bee Kun Bu kemudianDengan girangnya Co Hiong berkata "Dengan melalui banyak rintangan dan bahaya aku datang menengok kau yang menderita luka parah dan maksud ke dua ialah, karena dia minta aku memberitahukan kepadamu bahwa dia ingin menjumpai kau untuk penghabisan kali."Keterangan yang palsu itu segera terlihat hasilnya Bee Kun Bu nampaknya terperanjat dan menanya dengan perasaan heran "Mengapa untuk penghabisan kali?"Dengan menghela napas Co Hiong berlagak bersedih hati, "Betul untuk penghabisan kali, jika aku tidak mencegah ia telah membunuh diri!" jawabnya,Bee Kun Bu yang kena diabui menjadi sedih. ia tundukkan kepalanya untuk berpikir Kemudian ia ber kata "Liong Suci sangat sederhana, Aku minta kau perlakukan dia dengan kasih sayang.""Sudah tentu! Kau tak usah mengatakannya pula Tetapi aku tak bisa selalu mencegah maksudnya untuk membunuh diri!" jawab Co Hiong pura-pura."Karena kau, dia telah melanggar peraturan partai Kun Lun, dan melarikan diri mengikuti kau." kata Bee Kun Bu. "Jika dia tidak tergila-gila kepadamu, dia tak akan melakukan perbuatan yang nekat itu.""Karena dia melanggar peraturan partai Kun Lun dan melarikan diri, dia menjadi ketakutan selalu. Partai Kun Lun yang terkenal sebagai salah satu sembilan partai silat yang sangat dimalui di kalangan Kang-ouw pada dewasa ini, tentu tak akan memberi ampun kepadanya, Kau sebagai murid partai Kun Lun mungkin juga diperintahkan untuk menangkap dia!" berkata Co Kun Bu berpikir "Jika aku diperintahkan oleh guru untuk menangkapnya, aku harus melakukannya.,." lalu ia berkata "Jika guruku memerintahkan aku menangkapnya, aku tentu tak dapat menolak. Tetapi sampai sekarang aku belum diperintahkan untuk menangkapnya, Oleh karena itu, anggap saja aku tidak mengetahui urusan ini. Menurut pendapatku, lebih baik kau lekas-lekas bawa dia pergi!""Oh, jadinya kau tidak ingin melihat dia lagi?" tanya Co ini menggelisahkan hatinya Bee Kun Bu. ia menjawab "Aku minta kau memberitahukan kepadanya bahwa karena satu alasan, aku tak dapat menengoki dia.""Baiklah," jawab Co Hiong, "Aku akan beritahukan ini kepadanya sebelumnya ia menghabiskan jiwanya.,."Ketika itu Lie Ceng Loan telah masuk lagi membawa makanan. ia taruh semua makanan itu didepannya Bee Kun Bu seraya berkata "Semua makanan ini dibuat oleh Pek cici, dan dia pesan kau jangan makan terlampau kenyang- kenyang."Lie Ceng Loan mengawasi Co Hiong sejenak, lalu berkata dengan wajan "Pek Cici kata bahwa kau adalah seorang yang jahat, dan aku harus waspada terhadap kau, Tetapi kau baik sekali terhadap Bu Koko, Jika aku tak bersikap ramah lerhadapmu, aku merasa tidak enak."Co Hiong menyengir dan menjawab "Mungkin Pek Cicimu mengatakan hal yang benar. Aku Co Hiong pun tidak suka orang mengatakan aku seorang baik!""Jika dia dapat menceritakan perbuatan-perbuatan busuk yang kau telah lakukan, aku baru pereaya perkataan sehingga seorang, aku tak dapat melihat kebusukanmu." kata Lie Ceng membereskan piring mangkok bekas Bee Kun Bu dahar, Lie Ceng Loan menjawab "Pek Cici belum pernah berdusta, dan aku harus turuti pesannya!" Co Hiong tertawa terbahak-bahak dan berkata kepada Bee Kun Bu, "Hai! Bee-heng, persahabatan kita ini rupanya banyak durinya. Dan Sumoymu yang cantik jelita ini anggap aku sebagai seorang ular berbisa! Rupanya persahabatan kita putus sampai disini! Ha! Ha! Ha!"Bee Kun Bu tidak menjawab, ia berpikir "Kau telah membawa lari Liong Giok Pin. Kau tentu bukan orang yang baik. Tetapi kau pernah menolong aku, d,an aku harus ingat budimu." Lalu ia berkata sambil tersenyum "Sumoyku itu sangat polos, aku harap Co-heng tidak taruh di dalam hati."Lie Ceng Loan pun berkata "Co-heng, jika aku bicara salah, aku minta maaf."Melihat kasih sayang yang diberikan oleh Lie Ceng Loan kepada Bee Kun Bu, Co Hiong menjadi sangat iri hati, timbullah hatinya yang jahat untuk merenggangkan mereka, Dengan tersenyum ia berkata kepada Lie Ceng Loan "Lie Siocia, kau jangan kecil hati, Meskipun kau maki, aku takkan menjadi gusar"Lie Ceng Loan menjawab dengan senyumnya, lalu ia bawa bekas makanan Bee Kun Bu keluar dari kamar,Kemudian Co Hiong berbisik "Bee-heng, apakah kau benar-benar tidak sudi melihat Liong Giok Pin?"Bee Kun Bu segera bangun dari tempat duduknya dan berseru "Jika Liong suci ingin melihat aku, mari kita berangkat sekarang!""Aku yakin jika dia melihat kau, dia pasti akan menjadi gembira." kata Co Hiong, "Selama setengah bulan ini, dia senantiasa bermuram dan bersedih Sia-sia aku menghiburkannya,Bee Kun Bu telah dibikin tergerak hatinya, "Ayo, kita berangkat sekarang juga!" katanya mendesak. Dengan berlagak alim, Co Hiong lalu berjalan keluar dari kamar itu, diikuti oleh Bee Kun Bu,Baru saja mereka berjalan beberapa tindak, Co Hiong tiba- tiba berhenti dan berkata "Harap Bee-heng turun di sini sebentar Sapu tanganku ketinggalan di dalam kamar."Co Hiong lari dan masuk kembali ke dalam kamar Meskipun Bee Kun Bu menaruh curiga akan gerak-geriknya Co Hiong, akan tetapi ia tak dapat mengetahui maksud Co Hiong yang lama kemudian, Co Hiong keluar dari dalam kamar dan menarik tangannya Bee Kun Bu untuk lekas-lekas berjalan belum jauh, terdengar Lie Ceng Loan memanggil "Bu Koko kau berdua hendak pergi ke mana? Aku turutiBee Kun Bu menoleh ke belakang dan menjawab "Aku dan Co Hiong angin pergi menengoki seseorang, dan segera akan kembali Kau jangan ikut!"Tetapi Lie Ceng Loan sudah datang mengejar, dan ia berkata "Bu Koko, kau baru saja sembuh, Jika kau menjadi letih, aku boleh menggendong kau pulang!Co Hiong berkata sambil tersenyum "Kau jangan khawatir Jika dia letih, aku akan gendong dia!"Lie Ceng Loan ingin berkata lagi, akan tetapi ia membatalkan Kun Bu menegur "Mengapa kau tidak menjawab?" "Jika aku menjawab, aku khawatir akan menyinggung BuKoko," jawab Lie Ceng Loan."Hm!" kata Bee Kun Bu, "Aku mengerti, kau ingin mengatakan sesuatu kepadaku, tetapi di hadapan Co Hiong kau malu mengucapkannya, Sudahlah."Lalu Lie Ceng Loan lari kembali dan Bee Kun Bu mengikuti Co Hiong berjalan terus. Setelah mereka keluar dari lembah dan tiba di suatu tikungan, tiba-tiba Pang Siu Wie loncat keluar dari belakang satu batu besar Mereka terkejut, dan berhenti sambil menegur "Siapa...?"Baru saja Co Hiong ingin menyerang, Bee Kun Bu menahan sambil berkata "Co-heng, tahan! Dia adalah kawan kita!"Ketika Bee Kun Bu berada di puncak Ngo Houw Leng di pegunungan Ngo Bi San, ia pernah menyaksikan Pang Siu Wie dan Lie Ceng Loan bersama-sama menahan serangan- serangan musuh, ia masih ingat karena mukanya Pang Siu Wie sangat je! Hiong terpaksa tidak menyerang, dan Pang Siu Wie memperoleh kesempatan untuk mengambil kantong pasir beracunnya, dan berdiri mengawasi Co Hiong. Sambil menghadapi Bee Kun Bu, ia berkata "Bee Siang-kong, lebih baik kau kembali lagi dan beristirahat karena kau baru saja sembuh, Orang ini mengajak Siangkong keluar dengan maksud yang busuk!"Bee Kun Bu mengerutkan kening seolah-olah berpikir tetapi Pang Siu Wie segera meneruskan sambil tersenyum "Bee Siangkong jangan menaruh curiga terhadapku Aku datang atas perintah Pek Siocia dan aku telah menunggu di sini agak lama."Co Hiong merasa tersinggung, ia berkata "Aku adalah kawan karibnya Bee-heng, kau tak perlu turut campur urusan kami berdua..."Pang Siu Wie, yang sudah diberitahukan oleh Pek Yun Hui bahwa Co Hiong yang busuk itu memiliki ilmu silat tinggi, lalu mundur dua langkah, dan sambil memegang kantong pasir beracunnya, ia mengancam "Jika kau berani maju satu tindak lagi, kau akan rasai pasir beracunku ini!"Co Hiong telah melihat kelincahan wanita yang jelek itu, dan dengan kantong pasir beracun di dalam tangan, wanita itu merupakan lawan yang berbahaya baginya, ia yakin ia tak mudah menghindarkan pasir beracun lawannya jika ia disambit Lalu dengan akal bulus ia menoleh ke belakang dan berkata kepada Bee Kun Bu,"Bee-heng, kau lekas-lekas kembali ke kamarmu, Kita berpisah di sini!""Tidak," jawab Bee Kun Bu, "Aku harus tengok Liong Suci!" sambil mundur lagi tiga langkah, Pang Siu Wie berkata "Bee Siangkong, harap lekas-lekas mundur Dia bermaksud busuk!"Maksud keji Co Hiong tak tereapai ia berlagak tertawa dan mengawasi Bee Kun Bu, lalu berkata "Co-heng ini adalah kawanku, Aku minta Siocia memandang aku, dan kasih kami lewat."Bee Kun Bu menjadi gusar, dan ia membentak "Mengapa aku diperlakukan seperti anak kecil?!" Tapi kemudian ia berpikir "Pek Siocia senantiasa menjagai aku, Tindakan yang dia ambil tentu ada manfaatnya bagiku, jika tidak ada rintangan, dia tak akan menyuruh wanita jelek ini mencegat aku.,."Tiba-tiba Co Hiong tertawa gelak-gelak dan berkata "Bee-heng, waktu ini sangat berharga, jika kita terusmenerus menarik urat disini, kita tak akan dapat menjumpai Liong Sucimu, Ayo kita menerjang saja, dan kemudian menjelaskan tindakan ini kepada Pek Siocia..." Belum lagi habis ucapannya, ia telah meloncat ke depan untuk menyerang Pang Siu Wie dengan jurus Ouw Liong Tiong Tian atau Naga Hitam Melonjak ke langitTapi Pang Siu Wie bukannya anak kemarin dulu, ia mengegos secepat kilat, lalu meloncat ke samping, ia menjerit "Bee Siangkong, aku minta kau minggir agar aku dapat menghajar manusia keji ini dengan leluasa!"Co Hiong lekas-lekas pegangi tangannya Bee Kun Bu agar tidak terpisah, dan mengirim lagi tiga jotosan bertubi-tubi untuk membuka jalan, Dengan demikian Co Hiong dapat membuka jalan, dan ia lari sambil menyeret Bee Kun Bu. Pang Siu Wie mengejar, tetapi ia ditahan oleh suaranya Pek Yun Hui yang mendatangi"Jangan kejar! Lekas-lekas kembali Kini di sekitar puncak Pek Yun Siat telah bersembunyi banyak musuh, Bangauku telah dipukul luka oleh orang, dia tak dapat terbang lagi untuk melakukan pengintaian. Na Siocia dan Lie siocia belum berpengalaman Tan Pao dan Siong Yun aku telah suruh keluar membantui. Co Hiong itu tinggi sekali ilmu silat nya, kau tak dapat me-lawannya, Biarlah aku yang mengintai gerak- geriknya."Baru saja Pang Siu Wie hendak menjawabnya, Pek Yun Hui telah loncat lagi entah cara Pek Yun Hui meloncat, Pang Siu Wie sangat kagum. ia simpan kantong pasir beracunnya dan jalan kembali ke menyeret Bee Kun Bu, Co Hiong berlari-lari sampai lima Iie. Kemudian ia berjalan dan berkata sambil tersenyum "Bee-heng, harap kau maafkan karena akuSambil lari Co Hiong menyeret Bee Kun kau. Jika aku tidak menerjang, mungkin kita masih juga tak dapat lewat."Bee Kun Bu telah merasa bahwa ilmu silatnya Co Hiong jauh lebih maju daripada dulu iapun merasa heran, tetapi ia sungkan menanya, ia hanya mengangguk dan berkata Tentu saja aku tak dapat mempersalahkan Co-Heng. Aku pun ingin lekas-lekas ke sebuah Liong Suciku!"Sambil menunjuk ke sebuah pohon cemara yang tumbuh diatas sebuah puncak, Co Hiong berkata "Dia sedang bersembunyi diatas puncak itu. Ayo kita lari lagi!"Lalu dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh mendaki lereng gunung menuju ke atas puncak, Bee Kun Bu yang baru saja sembuh dari lukanya segera menjadi letih, dan terpaksa mereka berjalan mereka tiba didekat sekelompok semak-semak Co Hiong berhenti, karena ia melihat ada sesuatu didalam semak belukar itu. Mereka menghampiri dan betul saja di dalam semak itu ada seorang laki-laki yang bertubuh tinggi besar dan bersenjata golok sedang Hiong mengenali bahwa orang itu adalah orangnya partai Thian Liong. ia loncat dan menyentuh orang itu dengan kaki kanannya, Tetapi ketika orang itu terbalik, ia menjadi terperanjat karena orang itu sudah menjadi mayat!Bee Kun Bu juga melihat bahwa orang itu terluka, tetapi dari tubuhnya atau mulut dan hidungnya tidak kelihatan darah, Orang itu terbunuh karena bukan senjata tajam, akan tetapi dengan tenaga dalam lawannya!Co Hiong memeriksa lagi sebentaran, lalu menendang kembali mayat itu ke dalam semak Sambil berpaling kepada Bee Kun Bu ia berkata "Dia terbunuh oleh lawan yang memiliki tenaga dalam yang luar biasa tingginya, Coba lihat, diluar tidak kelihatan bekas-bekas pukulan atau darah.""Guruku pernah mengatakan bahwa, jika orang terluka sehingga tewas, tetapi tidak kelihatan bekas-bekas pukulan atau darah, dia tentu dibunuh mati oleh ilmu pukulan Bian Ciang Pukulan kapas. Jago silat yang memiliki Bian Ciang itu tentu adalah seorang jago silat yang tinggi sekali ilmu silatnya, Mungkin dewasa ini telah datang banyak jago-jago silat ke puncak Pek Yun Siat?" kata Bee Kun Bu. Lalu ia memandang matanya ke sekitarnya,Diantara jago-jago silat dari kesembilan partai yang terkenal dikaangan Bu Lim memang banyak yang memiliki ilmu tinju Bian Ciang. sebetulnya ilmu itu tidak berlainan daripada ilmu Judo, Misalnya ilmu tinju Im Kong Ciang tinju angin puyuh dari partai silat Kong Tong, ilmu tinju Ciok Yap Ciang tinju sabetan bambu dari partai silat Hua San dan sebagainya, Semuanya dapat memukul mati lawan tanpa bekas!Lalu mereka meneruskan perjalanannya, Tidak lama kemudian mereka tiba diatas puncak dimana tumbuh banyak pohon disamping pohon cemara yang tinggi besar Baru saja Co Hiong ingin mendaki satu goa batu, ia mendengar suara benda beradu, dan ia berhenti Bee Kun Bu yang baru sembuh tidak mendengar suara itu. ia hanya mengawasi keadaan sekitarnya, dan ia tertegun ketika melihat dua mayat tergantung di cabang pohong ter-ombang-ambing dihembus angin!Tiba-tiba Co Hiong meloncat ke atas untuk menjambret kedua mayat yang tergantung di cabang pohon itu. Hanya terlihat ia menjambret dan memeluk satu mayat dengan tangan kirinya, dan melempar ke bawah mayat yang lain dengan tangan kanannya sambil berseru "Bee-heng, sanggapi mayat ini, jangan sampai dia jatuh hancur!"Bee Kun Bu berhasil menyanggapi mayat yang dilemparkan itu, dan ia melihat bahwa kedua matanya mayat itu mencelot keluar, dan lidahnyapun melelet keluar Terang sekali orang itu telah menggantung diri! Setelah melepaskan mayat yang dipeluknya Co Hiong menghampiri Bee Kun Bu. ia berkata "Dia telah ditotok jalan darahnya, lalu digantung di atas, Setelah itu baru dibebaskan totokannya, kelihatannya dia seperti juga menggantung diri. Hm! Orang yang melakukan ini pandai betuI!"Menurut pendapat Co-heng, mereka ini sudah mati belum lama..."Belum lama," jawab Co Hiong, "Aku yakin di sekitar puncak Pek Yun Siat ini segera akan terbit pertempuran yang dahsyat Mungkin juga kita sekarang telah dikurung oleh musuh! Ayo kita lekas-lekas berlalu, Liong Sucimu sedang menantikan kau!"Bee Kun Bu hanya menurut saja dan berjalan di- belakangnya Co Hiong, Daerah dimana mereka berada sangat lebat dengan rumput dan pohon-pohon. Tetapi di atas puncak terlihat daerah yang tandus seluas beberapa depa persegi, Co Hiong membungkukkan tubuh dan menjemput tanah ia mencium-ciumnya lalu berjalan berjalan beberapa langkah lagi. Co Hiong berkata kepada Bee Kun Bu "Segera kita akan menjumpai Liong Sucimu."Ketika itu Bee Kun Bu melihat sebuah kolam kecil, dan ia berkata "Co-heng, mari kita berhenti sebentar untuk mencuci muka di kolam itu.""Kolam ini dalam sekali, kita harus dapat loncat menyebranginya." lalu dengan enteng sekali Co Hiong meloncati kolam yang kecil Kun Bu merasa kagum melihat ilmu meringankan tubuhnya Co Hiong yang meloncat dengan ilmu It Hok Ciong Thian atau Bangau Sakti Melonjak ke langit iapun menggunakan ilmu Hui Yan Liu Po atau Burung Walet Menyeberangi Ombak, dan dengan satu loncatan yang indah ia berhasil loncat menyeberangi kolam kecil itu,Tiba-tiba Co Hiong membentak "Siapakah yang berani menyerang aku dengan curang?" Lalu ia berbisik kepada Bee Kun Bu "Bee-heng! Kita sedang diintai oleh musuh! Mari, lekas-lekas berlalu!" lalu iapun berlari ke mereka berlari-lari dan telah melewati beberapa pengkolan, mereka tiba di sebidang tegalan rum-put, dan di ujung tegalan rumput itu terlihat satu jalanan sempit di antara dua lereng gunung yang curam, Mereka lari masuk ke jalan kecil itu sampai kesatu batu karang, Tiba-tiba Co Hiong meloncati batu karang itu, dan ketika Bee Kun Bu menyusup Co Hiong sudah tak tampak batu karang yang besar itu terdapat satu mulut goa yang tingginya lebih kurang tiga kaki, Co Hiong tentu telah masuk ke dalam goa itu, pikir Bee Kun Bu. Maka iapun berjalan masuk ke dalam goa itu,Co Hiong yang telah pergi menemui Bee Kun Bu di puncak Pek Yun Siat telah lupa membawa senjata,Di dalam goa itu sangat gelap, dan jalannya sukar ditempuh Dengan pengalaman nya, akhirnya Bee Kun Bu berhasil menembusi jalan goa itu dan keluar lagi ke tempat yang terang, Disitu ia menyaksikan Co Hiong sedang berdiri sambil memegangi lingkaran-lingkaran emasnya seolah-olah penuh dengan sikapnya Co Hiong itu, Bee Kun Bu berpikir "Goa ini adalah suatu tempat persembunyian yang baik sekali, jika mulut goa tadi ditutupi dengan semak-semak siapapun tak dapat mencari tempat persembunyian ini. Tetapi apakah yang sedang dipikiri Co Hiong itu? Bukankah aku diajak untuk melihat Liong Suciku? Ah, setelah aku terluka dan tak sadar hampir satu bulan, aku telah menjadi tolol!"Ia ingin menegur Co Hiong, tetapi ia tak berani, karena dengan wataknya yang luhur dan agung, ia senantiasa tak suka menyinggung orang lain. ia lebih suka berkorban daripada menyusahkan orang Kun Bu disangka mencuri Kui Goan Pit Cek Sebetulnya ujung daripada goa itu bukannya satu lembah,tetapi sebidang tanah yang luasnya hanya lima depa persegidan dikitari oleh lereng gunung yang curam,Bee Kun Bu menghampiri Co Hiong dan menanya "Co- heng, Liong Suciku ada dimana?""Setelah aku mengantar dia sampai disini, aku segera pergi mencari kau. Aku berjanji bertemu disini..." jawab Co Hiong,Dengan terperanjat Bee Kun Bu berseru "Mengapa dia tidak ada disini?", "Mungkin dia telah tak sabar menunggu." jawab Co Hiong,Bee Kun Bu masuk kembali ke dalam goa dan memeriksa satu kamar dari batu di dalam goa itu, tetapi ia hanya melihat rumput-rumput kering digunakan sebagai tempat tidur, seorang-o!ah baru saja ditiduri...Dari luar Co Hiong berkata "Mungkin dia telah menunggu terlampau lama, Karena merasa lapar, dia keluar mencari makanan, Ayo kita bersama-sama mencari dia!Setelah melihat tiga mayat, Bee Kun Bu menjadi khawatir akan keselamatannya Liong Giok Pin, Atas ajakan nya Co Hiong untuk pergi mencari, ia lekas - lekas keluar dari kamar goa itu,"Aku telah pesan dia untuk menunggu kedatangan kita disini, Jika dia tidak keluar mencari makanan, mungkin dia pergi ke puncak Pek Yun Siat mencari kita." kata Co Hiong,"Aku khawatir dia menjumpai rintangan..." kata Bee KunBu,"Harap Bee-heng jangan terlampau khawatir," berkata CoHiong, "Dengan ilmu silatnya, aku yakin dia dapat menjaga diri Meskipun harus melawan seorang jago silat, dia masih dapat meninggalkan tanda-tanda, Coba lihat keadaan disni, bukankah tidak ada yang mencurigakan kita?"Bee Kun Bu tersenyum dan berkata "Aku terlampau khawatir akan keselamatannya, Lagipula aku ada sedikit omongan yang hendak diucapkan kepadamu,.,""Apakah itu? Sebutlah!" kata Co Hiong,Setelah menarik napas, Bee Kun Bu memulai "Sebetulnya Liong Suciku itu sangat disayang oleh Susiokku, tetapi mengapa ia berani melanggar peraturan partai silat kami dan melarikan diri? Co-heng yang telah menyertai dia tentu telah diberitahukan sebabnya mengapa dia melarikan diri, sebetulnya aku tak seharusnya mengatakan ini, karena sama juga menegur Co-heng..." Co Hiong terperanjat, tapi ia masih dapat terus bersandiwara, Dengan tenang ia berkata "Apakah Bee-heng mencurigai aku yang membujuk dia kabur?"Sambil menundukkan kepala Bee Kun Bu menjawab "Meskipun aku mempunyai anggapan demikian, akupun tak dapat mempersalahkan Co-heng. Dia telah dididik semenjak kecil, dan ia harus mentaati peraturan partai silat Kun Lun!""Dengan demikian, Bee-heng pun mungkin sangat benci terhadap perbuatannya itu?" tanya Co Hiong,Tidak! Meskipun aku tidak sudi melihat dia berbuat demikian, tetapi aku tidak membenci Bahkan aku akan berusaha minta Susiok mengampuni kepadanya." kata Bee Kun Bu, "Aku hanya khawatir aku tak berhasil Aku berniat minta Pek Susiokku agar supaya memberi ampun kepada Liong Suciku.""Tetapi dalam soal ini kau harus tanya dia dulu, apakah dia mau kembali ke partai Kun Lun." kata Co Hiong, "Jika dia tidak ingin kembali, siapapun tak dapat memaksanya!"Ucapan itu mengejutkan Bee Kun Bu. ia mulai insyaf bahwa Co Hiong tak menghiraukan keselamatannya Liong Giok Pin. ia tidak bicara lagi, tetapi Co Hiong meneruskan "Selama aku menyertai dia, aku yakin aku tak berbuat sesuatu yang dapat dipersalahkan!"sebetulnya Bee Kun Bu ingin menanya dengan maksud apa Co Hiong datang ke puncak Pek Yun Siat, akan tetapi setelah ia mulai melihat kebusukannya, ia batalkan maksudnya untuk menanya, ia hanya berkata "Marilah kita pergi mencari Liong Giok Pin..."Baru saja ucapannya selesai, mereka mendengar suara tindakan kaki orang. Co Hiong berbisik "Lekas-lekas bersembunyi di dalam kamar batu!" lalu dengan membetot Bee Kun Bu ia meloncat masuk ke dalam kamarBaru saja mereka bersembunyi orang itu telah masuk ke dalam goa. Orang itu berjubah, janggutnya putih dan bersenjatakan toya bambu, Dia adalah Tu Wee Seng, pemimpin partai silat Hua tampak seorang pendeta, berusia lebih kurang lima puluh tahun, janggutnya hitam dan bersenjata pedang,Terdengar Tu Wee Seng berkata sambil tertawa "Tojin datang diwaktu yang tepat Aku telah bermufakat dengan pemimpin partai silat Siat San. jika Tojin pun mufakat, maka tenaga kita akan lebih kuat daripada partai silat Thian Liong, Kita tak peduli apakah berita tentang kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu betul atau bohong, kita dapat menggunakan kesempatan ini membinasakan orang-orang yang dikirim oleh partai Thian Liong."Si tojin menjawab "Pendapat Tu Heng aku setuju, Di dalam beberapa tahun ini, partai silat Thian Liong senantiasa meluaskan pengaruhnya dan mendirikan ca-bang-cabang hampir disemua tempat Rupanya mereka ingin menyapu bersih partai-partai silat lainnya, dan menjagoi di kalangan Bu Lim. Akupun telah mendengar bahwa pemimpinnya, Souw Peng Hai siap mengundang jago-jago silat dari kesembilan partai datang ke markas besarnya di sebelah utara propinsi Kwiciu untuk mengadu silat Aku telah tinggal terpencil selama dua puluh tahun, aku tak sangka selama itu telah terjadi perubahan sebesar ini."Sambil tertawa Tu Wee Seng berkata "Tentang niatan mengundang jago-jago silat dari kesembilan partai mengadu silat pedang, akupun telah mendengarnya, karena para pemimpin cabang partai Thian Liong itu selalu mempropagandakan soal tersebut Aku yakin tiap-tiap jago silat yang aktif di kalangan Kang-ouw sudah mengetahuinya."Mereka bereakap-cakap sambil berjalan dan segera berada di mulut kamar batu, Kamar yang kecil itu tak ada tempat untuk bersembunyi Bee Kun Bu melihat bahwa Co Hiong sedang mengumpulkan tenaga dalamnya siap sedia bertempur Bee Kun Bu pun menuruti kawannya mengumpulkan tenaga terdengar Tu Wee Seng menegur dengan suara yang keras "Siapa disitu?" dan teguran itu disambut dengan suara tertawa Wee Seng pun tertawa terbahak-bahak sambil berkata "Ha! Ha! Teng-heng datang tepat! Aku memperkenalkan Teng- heng kepada kawan karibku!"Ketika itu Bee Kun Bu dan Co Hiong berdiri merapat di tembok kamar batu, mereka tak dapat melihat mukanya ketiga orang diluar itu. Tapt" mereka dapat mengetahui siapa mereka itu dengan mendengarkan per-ca kapan Teng Lee berseru sambil tersenyum "To-jin ini apakah bukannya pemimpin dari partai silat Tiam Cong yang terkenal sebagai Poan Thian Yen Hia Totiang Pendeta yang dapat membalikkan langit?"Si tojin tertawa "Janganlah terlampau memuji Aku bernama Hia Yun Hong, tetapi kawan-kawan di kalangan Bu Lim menjuluki aku Poan Thian Yen. Apakah aku diperkenalkan dengan saudara Teng Lee dari partai Siat San dengan julukan Pek I Shin Kun Dewa baju putih?" kata tojin Lee juga menjawab sambil tersenyum "BetuI, dan kita adalah kawan karib, bukankah?""Ha! Ha! Ha!" kata Tu Wee Seng sambil tertawa, "Mengapa masing-masing merendahkan diri, Hia Totiang jarang berkelana di kalangan Kang-ouw semenjak memimpin partai silat Tiam Cong, Teng-heng juga jarang berkecimpung disebelah selatan dari sungai Yo-ciu. Te-tapi kali ini kita beruntung dapat berkumpul Sayang di tempat yang terpencil ini, kita tak dapat merayakan pertemuan ini!"Hia Yun Hong berkata "Aku sangat berterima kasih atas pelayanan Tu-heng. Aku dapat ke propinsi Ciatkiang kali ini karena aku mendapat kabar bahwa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dapat mengajar kita banyak ilmu-ilmu silat yang ajaib, Dan perlu untuk membikin perhitungan dengan Souw Peng Hai yang telah membikin malu kedua Sutee-ku!""Aku tak bermaksud memuji ilmu silatnya para jago dari Liong, Hia tojin dengan ilmu silat yang tinggi mungkin juga sukar menoblosi penjagaannya partai Thian Liong. Disamping orang-orangnya dengan bendera-bendera merah, kuning, biru, putih dan hitam adalah orang-orang yang sangat dimalui di kalangan Kang-ouw. Jika Hia tojin datang sendiri menggempur mereka, sama juga masuk ke dalam goa macan. Selama hampir sepuluh tahun, partai silat Thian Liong berusaha menggempur dan membasmi kesembilan partai silat yang terkenal di kalangan Kang-ouw pada dewasa ini. Jika Hia tojin masih juga berkeras seorang diri pergi menggempur mereka, berarti musuhnya partai Thian Liong berkurang satu, karena aku yakin Hia lojin akan terbunuh." kata Tu Wee Seng,Pendapat Tu-heng tepat dengan pendapatku, dan aku minta Hia tojin mempertimbangkan." menyambung Teng Yen Hong berpikir sejenak, lalu ia menanyai "Menurut pendapat Tu-heng, aku harus bertindak bagaimana?"Dengan perasaan puas Tu Wee Seng berkata "Partai Thian Liong selalu bermusuhan terhadap kita, dan tipu muslihat mereka itu lihay, Mereka berusaha memecah belah partai-partai lain, dan kita tak dapat memperingatkan mereka dengan peraturan-peraturan Bu Lim..." ia berhenti sejenak, dan rupanya tak ingin meneruskan."Apakah Tu Heng ada sesuatu yang sukar diucapkan ?" mendesak Hia Yen Hong,Tu Wee Seng tersenyum dan berkata "Aku telah berunding dengan Teng-heng. Untuk menghadapi partai silat Tian Liong, kita tak usah menghiraukan peraturan Kang-ouw. Maka kita telah menggunakan kesempatan ini untuk membinasakan semua orang-orang yang dikirim ke pegunungan Koateong San oleh partai Thian Liong!" Hia Yen Hong terperanjat mendengar penjelasan itu, dan ia menanya Teng Lee "Bagaimana pendapat Teng-heng?"Teng Lee menjadi cemas ditanyakan pendapatnya, tetapi sambil menyengir ia menjawab "Aku sudah lama tinggal bertapa di puncak Cui-kiat-hong, dan jarang datang ke tanah datar Aku sendiri belum mempunyai keputusan Aku hanya turut saja, Mungkin Hia tojin mempunyai pendapat lain?""Selama dua puluh tahun aku tidak pernah berlari dari pegunungan Tiam Cong, oleh karenanya, aku asing terhadap perubahan-perubahan di kalangan Kang-ouw pada dewasa ini. Aku hanya nurut pendapat kedua sau-dara." kata Hia Yen Hong,Harus diketahui bahwa mereka ketiga-tiganya adalah pemimpin partai silat yang terkenal, dan masing-masing sungkan menyatakan maksudnya untuk menganiaya seorang lawan Dalam hatinya Teng Lee dan Hia Yen Hon^ setuju akan maksudnya Tu Wee Seng untuk membunuh mati semua orang-orangnya partai Thian Liong yang dikirim ke pegunungan Koat Cong San. Dan Tu Wee Seng sudah dapat baca isi hati kedua pemimpin itu, Dalam hatinya ia berkata "Hm! Kalian berlagak menjadi orang yang luhur, sebetulnya kalian pun sama busuknya seperti aku!"Namun ia berkata sambil tersenyum "Karena kedua saudara baru saja keluar dari tempat pertapaan, karenanya menjadi asing terhadap perubahan-perubahan di kalangan Kang-ouw pada dewasa ini, maka segala tindakan yang kita akan ambil untuk menghadapi partai Thian Liong dapat diserahkan kepadaku.""Betul!" berkata Teng Lee dan Hia Yen Hong berbarengan "Jadinya kedua saudara pun setuju kita membunuh matiorang-orangnya partai Thian Liong yang dikirim ke pegunungan Koat Cong San ini?" Tu Wee Seng menegasi,"Betul! Kami setuju siasat ilu!" jawab Teng Lee dan Hia Yen Hong, Lalu Tu Wee Seng menjelaskan siasatnya "Menurut pendapatku partai Thian Liong telah menyebarkan orang- orangnya di sekitar puncak Pek Yun Siat, tetapi sehingga kini mereka belum bergerak Dugaku mereka menunggu datangnya Souw Peng Hai dan pemimpin-pemimpin me-reka. jejakku telah diketahui oleh mereka, Oleh karena itu, aku terpaksa membinasakan beberapa orang-orangnya partai Thian Liong!""Orang-orangnya partaiThian Liongbanyak sekali." kata Teng Lee, "Jika hanya beberapa orang terbunuh, kita masih juga menjumpai rintangan!""Justru itulah yang aku sedang pikirkan!" kata Tu Wee Seng, "karena mereka berjumlah banyak, kita selalu terbelakang, Kita harus mencari daya untuk mendahului mereka dengan jalan membunuh orang-orangnya yang disebar untuk menjadi mata dan kuping-kuping peminv pin- pemimpin partai Thian Liong, Jika kita berhasil dalam usaha ini, kita sudah dapat mendahului pemimpin-pemimpin partai Thian Liong!"Sambil tertawa Hia Yen hong berkata "Bagus! Bagus!Siasat itu bagus!"Tu Wee Seng meneruskan "Dan setelah membunuh mati orang-orangnya, dengan menggabungkan ketiga partai kita, kita membasmi pemimpin-pemimpinnya...!"Teng Lee memotong pembicaraan "Pendapat Tu Heng meskipun bagus, tetapi kita harus ingat bahwa pemimpin- pemimpin partai Thian Liong bukannya anak kemarin dulu, Disamping memiliki ilmu silat yang tinggi, mereka semua berotaL Maka kita harus merancangkan dengan teliti sebelumnya kita laksanakan siasat itu!"Tu Wee Seng tertawa dan berkata "Cara Teng Heng berlainan daripada caraku, Jika kita dapat menjumpai pemimpin-pemimpinnya itu di satu lempat, kita sukar melawan mereka semua.,., Dan aku akan berusaha memencarkan pemimpin-pemimpin itu. Dalam usaha ini aku perlu bantuan Hia Tojin.""Sebut saja apa yang aku harus lakukan," kata Hia Yen Wee Seng menanyai "Bagaimana pendapat kedua saudara tentang tempat kita yang sekarang ini?"Teng Lee mengawasi keadaan di sekitarnya sebelumnya menyahut "Tempat bersembunyi ini baik sekali!Lalu Tu Wee Seng menjelaskan siasatnya "Aku ingin menggabungkan tenaga dari ketiga partai silat kita untuk bersembunyi di dalam kamar batu itu. Kemudian kita pasang umpan agar pemimpin-pemimpin partai Thian Liong terpencar lalu Teng-heng dan Hia tojin berlagak bertempur merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek supaya dilihat oleh orang- orangnya partai Thian Liong. ""Siasat yang bagus!" kata Hia Yen Hong, "Pemimpin- pemimpin partai Thian Liong setelah mengetahui tentang perebutan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek tentu datang memburu secepat mungkin, dan mereka tak berkesempatan berunding lagi,., Tetapi manakah umpannya ?"Dari dalam sakunya Tu Wee Seng keluarkan beberapa kitab yang pada kulitnya tertulis dengan nyata empat huruf "KUI GOAN PIT CEK," dan kitab-kitab tersebut ditaruh di dalam sebuah kotak dari batu Giok, Lalu ia berkata "Hia Tojin khawatir tidak ada umpannya. inilah umpannya!" ia mempertunjukkan kotak batu Giok ini kepada Hia Yen mereka mengetahui bahwa kitab-kitab itu adalah kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang palsu, akan tetapi mereka tertarik juga oleh nama kitab-kitab itu yang banyak jago-jago silat ingin memilikinya,"Pada tahun yang lalu, dengan kepala mata sendiri aku telah melihat Hian Ceng Tojin dari partai Kun Lun memperlihatkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang palsu, Aku juga sengaja membuat kitab-kitab yang palsu ini." kata Tu Wee Seng sambil dengan toya kayunya ia membalik-balikkan pertama menuturkan ilmu silat Tai Ki Kian, Tu Wee Seng berkata "Meskipun kitab-kitab ini palsu, akan tetapi kitab-kitab ini didapatkan oleh orang yang gemar akan ilmu silat, kitab-kitab ini pasti bermanfaat Hanya jika jatuh di tangan Hia-heng dan Teng-heng, kitab-kitab ini sudah tentu tiada gunanya!" Lalu ia terus membalik-balikkan lembaran-lembaran kitab-kitab tertawa Hia Yen Hong berkata "Meskipun kitab- kitab ini palsu, tetapi rupanya telah tereatat banyak jurus-jurus ilmu silat yang baik, Siapa tahu kelak beberapa puluh tahun kemudian, kitab-kitab ini akan juga dibuat perebutan oleh para jago silat angkatan muda? Ha! Ha! Ha!"Teng Lee pun tertawa, ia berkata "Kata-kata Hia-heng betuL Rupanya Tu-heng telah menggunakan banyak waktu untuk mengarang kitab-kitab tentang ilmu silat ini."Tapi semua jurus-jurus ini adalah jurus-jurus biasa saja." jawab Tu Wee Seng, merendahkan diri,Teng Lee lalu berkata "Siasat ini betul baik, tapi jika orang-orangnya partai Thian Liong mengetahui bahwa kitab- kitab ini palsu, mereka tentu mengumpulkan orang-orangnya untuk mengejar dan menghajar kita, Lagi pula, jika kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang tulen betul berada di dalam pegunungan Koat Cong San, mereka pasti telah memasangjaring yang rapat agar orang tak dapat masuk atau meloloskan diri!""Kata-kata Teng-heng beralasan Kita bertempur untuk merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang palsu, sedangkan orang yang bertempur merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang tuIen, Bila demikian halnya, bukanlah kita berkorban untuk cuma-cuma saja?" menyambungkan Hia Tojin. "Tentang ini akupun telah pikir-kan." kata Tu Wee Seng, "Oleh karena itu, aku minta Hia-heng dan Teng-heng membantu Jika ketiga partai silat kita bergabung, partai silat yang manakah dapat menggempur kita? Selainnya partai Thian Liong yang masih juga dapat melawan, aku yakin tak ada partai silat lainnya berani menggempur kita, Misalnya, kitab-kitab Kui Goan Pit Cek betul-betul ada di pegunungan ini, dengan ketiga partai kita yang bergabung, Kita dapat merebut kitab-kitab tersebut.
Sypnosis[] Daftar Isi[] Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 tamatH Cover Penampilan[] Konten komunitas ada dibawah CC-BY-SA atau ada pernyataan lain.
Cerita Silat – Cerita silat adalah cerita laga dengan berbagai cerita. Serial bahkan sinema silat dan kungfu mewarnai layar kaca pada zaman ini. Namun jangan salah sampai saat ini serial cerita silat masih sangat digemari oleh para anak lelaki. Bahkan banyak anime bertemakan silat juga masih digemari oleh anak-anaknya. Kali ini ada serial cerita silat berjudul lahirnya pendekar giok hijau yang cukup menarik dan cocok untuk dijadikan bacaan. Selain cerita mengisyaratkan akan keberanian dan ketangguhan cerita ini juga penuh sarat makna. Serial Cerita Silat lahirnya Pendekar Giok Hijau Berikut ini adalah beberapa cerita silat beberapa bagian. Bagian ini menjadi beberapa episode yang sayang untuk dilewatkan. Beberapa bagian ini akan menceritakan perjalanan lahirnya pendekar giok hijau dari Taipei yang sangat terkenal ketangguhanya. 1. Kesedihan Pendekar Khan Kesedihan Pendekar Khan Dalam episode ini khan menjadi brutal karena dendam atas kematian kakaknya beberapa silam yang dibunuh oleh pendekar bermata biru yang terkenal sangat kejam dan sadis. Bahagian 1 Guru besar Han memanggilmu, cepatlah segera menemuinya terlihatnya penting. Gadis pink berkata padanya. Pendekar khan pun menoleh ke arahnya lalu pergi meninggalkan gadis pink. Sang guru telah berdiri di balik dipan dengan melipat tangannya di belakang punggungnya. Khan..apa yang kau lakukan? Guru Kho berkata padaku karena engkau telah menghabisi muridnya. Tapi guru, khan menjawab! Aku sudah katakan padamu jangan ikuti amarahmu? Bukan seperti itu membalaskan dendam kakakmu. Tahukah akibat ulahmu, tuan guru muda chengfi nyaris terbunuh karena menyangka dirinya yang sengaja menyerang perguruan bintang merah. Guru ha memalingkan wajahnya ke arah khan, sembari mendekat dan berkata aku tau engkau kecewa tapi demi menjaga nama baik guru kita harus menahan semua. Dengan rasa kesal khan meninggalkan sang guru dan pergi keluar ruangan itu menuju tempat favoritnya yaitu dibawah pohon bambu tempat dirinya dan kakaknya dahulu ketika bersama. Ia meneteskan mata lalu tiba tiba ia mengambil pedangnya lalu dengan cepat menebas dengan cepat serta mematikan pohon bambu sejarah itu. Kungfumu maju dengan sangat pesat, aku bangga denganmu engkaulah muridku yang paling pintar guru Han datang dari arah belakang yang tidak disangka dan membuatnya terkejut. Sayangnya kungfu sangat mudah dipatahkan lawan karena kekuatannya belum begitu tajam. Khan langsung mengembalikan pedang nya kepada sarungnya. Temui aku di bukit biasa itu besok malam…..! guru Han langsung meninggalkan khan. Entah apa yang akan ingin guru ha tunjukan pada khan sehingga harus datang ke atas bukit. Baca Juga Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Cerpen 2. Guru Han Mati Terbunuh Guru Han Mati Terbunuh Dalam episode ini kesedihan khan bertambah kala perguruannya diserang oleh sekelompok perguruan yang hendak mencuri giok hijau saat khan tidak ada. Dalam peristiwa ini guru Han dan kakak Wan tewas terbunuh. Kedua Pendekar khan tidak terlihat siang itu entah apa dan dimana dia mungkin sedang memikirkan kejadian peristiwa yang memilukan saat itu. Anak itu memang sangat penyedih Nona Lee menimpali kata-kata tuan Pie. Sudahlah jangan dipikirkan anak itu biarkan saja dia ikut mati dengan kakaknya dasar payah. Teman seperguruannya menimpali. Lalu tiba-tiba guru ha mengejutkan mereka sehingga dengan wajah yang ketakutan. Dimana khan katakan padanya aku mencarinya. Kemana anak itu? Tadi malam juga ia tidak tidur di kamarnya guru. Hemmm…guru Ha kembali ke ruangannya dengan wajah cemas. Dasar anak manja nona Lee berkata eh sudah sudah nanti guru marah padamu. Khan murid kesayangan guru han. Seperti biasa para murid berlatih kungfu untuk menambah kemampuannya dalam silat. Entah apa yang terjadi kali ini di ruangan guru ha tidak terlihat hanya ada kakak Wan yang memberikan latihan siang ini. Mungkin guru ha sedang istirahat atau sedang bermeditasi. Tiba-tiba saat sedang latihan ruangan dikepung dan melakukan penyerangan bertubi-tubi dengan wajah yang ditutupi kain hitam entah siapa. Pertarungan sengit terjadi sampai pertumpahan darah. Suara pedang dan suara keras terdengar sangat keras dan riuh membuat semua orang panik. Lindungi guru ha…kata kakak Wan. Semua murid guru ha berjatuhan bersimbah darah para penjaga di depan mungkin sedang beristirahat atau telah mati terbunuh di tiba selang waktu kemudian khan tiba dan bingung melihat porak-poranda perguruannya entah siapa yang melakukan. Dengan sigap khan berlari menuju ruangan guru ha terlihat kakak Wan mati terbunuh dan guru ha terluka parah. Guru apa yang terjadi….siapa yang melakukannya katakan padaku. Khan memangku guru Ha lalu membawanya ke tempat yang aman. Lalu memberikan penawar racun kepada guru Han. 3. Giok Hijau Closeup of male karate fighter hands. Black and white. Dalam bagian ini pendekar khan diberikan warisan berubah giok hijau yang memiliki kekuatan dahsyat. Dan menjadi rebutan oleh beberapa perguruan kakek Han memberikan giok itu padanya. Giok Hijau Ketiga Sudahlah guru jangan memaksakan diri guru kan sedang terluka. Jika telah sembuh baru kita ke bukit itu. Sudahlah jangan membantahku aku tidak apa-apa sambil terbatuk-batuk. Baiklah guru aku akan menggendongmu ke bukit. Entah apa yang diinginkan gurunya itu sehingga memaksanya terus sampai ke bukit bahkan sedang terluka. Papah aku di balik gua itu katanya, baik guru. Khan umurku tidak lama lagi guru bicara apa sih. Guru akan pulih aku akan menjaga guru. Dasar kamu anak yang manja guru Han menimpali. Khan ambil giok hijau ini jaga ini sampai dasar penghabisanmu jangan sampai giok ini jatuh ke tangan perguruan pendekar biru atau siapapun. Sudah saatnya aku katakan padamu. Bahwa mereka mencariku untuk merebut giok hijau ini. Giok ini adalah peninggalan guru besar Youn JI yang memiliki kesaktian luar biasa. Jaga perguruan kita aku tidak lagi bisa menjaganya hanya kau lah yang dapat menjaga perguruan menjadi aman dan baik. Tuntun adik seperguruanmu menjadi pendekar yang berhati mulia. Jangan pernah dendam dan penuh dengan amarah karena semua itu akan menghancurkan dirimu. Apakah engkau mau berjanji padaku. Pasti guru aku akan menjaganya sepenuh hatiku. Aku sudah tidak tahan lagi aku akan mewarisi ilmuku padamu duduklah aku akan menyalurkan ini padamu. Khan pun duduk dengan telapak tangan bertemu serta mata yang tutup konsentrasi penuh. Lalu guru Han menyalurkan ilmunya kepada khan selama satu malam itu mereka bertapa. Sesekali guru Han terlihat kehabisan energi. Guru sudahlah aku tak ingin dirimu terluka. Guru-guru ha…khan memanggil guru dan menangisi kepergian guru Han . Maafkan aku guru tidak selalu mengikuti kata-katamu. Jika saja malam itu aku tidak pergi engkau tidak akan terluka betapa bodohnya aku. Baca Juga Cerpen Tentang Persahabatan 4. Pertarungan Dua Pendekar Dari peristiwa ini lahirnya seorang pendekar giok hijau yang tersohor dan terkenal. Pertarungan mengalahkan sang pendekar mata biru. Atas bimbingan gurunya khan mampu mengalahkan pendekar bermata biru. Pertarungan Dua Pendekar Keempat Malam itu sang pendekar Khan terlihat bingung entah apa yang ia pikirkan mungkin ia ragu antara memilih untuk melawan pendekar bermata biru atau pergi menjauh tiada yang mengetahui. Kalau aku tidak datang memenuhi tantangan si mata biru reputasi perguruan akan kupertaruhkan sementara jika namun jika aku datang tidak mampu mengalahkan nya maka giok hijau akan jatuh ke tangannya. Setelah 6 tahun ia berlatih menguasai semua ilmu yang diturunkan oleh guru Han, kali ini saatnya aku membuktikan dan membalaskan dendam kakakku, kakak Wan dan guru Han. Lelaki perawakan tampan itu sudah bertekat untuk datang dalam pertarungan itu. Dia memakai baju tarung peninggalan guru Han, serta pedang suci putih. Ia datang ke gua tempat pemakaman dan pertemuan terakhirnya dengan Guru Han. Ia berlutut di Gua itu..’Guru maafkanlah aku yang tidak bisa menjadi murid terbaik. Esok aku akan membalaskan semua dendam perguruan kita. Ia menjerit sekuat kuatnya, tiba tiba ia tertidur di pusara guru Han. Khan pertempuran adalah menaklukkan dendam dan mengedepankan rasa jika engkau dapat menghapus dendam di hatimu engkau akan mengalahkanya namun jika hatimu masih diliputi dendam engkau tak kan bisa mengalahkan pendekar biru. Pendekar khan kaget dan terbangun ternyata hari telah siang ia bermimpi bertemu sang guru. Dengan seluruh kekuatan hatinya ia memutuskan untuk mengikuti seluruh pesan sang kakek. Kakek engkau kah itu aku rindu padamu kakek..kakek. Ia berjalan dengan membawa pedang yang ada di punggungnya dengan penuh keberanian ia datang kedalam pertarungan itu. Tampak sang pendekar biru dan seluruh perguruan ternama di Taipei hadir disitu. Tangannya digenggamnya. Pertarungan telah dimulai hentakkan para pendekar pilihan tampak bertarung dengan segala kekuatan menang atau duduk dengan menunggu giliran. Baca Juga Contoh Struktur Cerpen 5. Lahirnya Sang Pendekar Giok Hijau Lahirnya Sang Pendekar Giok Hijau Kekalahan demi kekalahan saat bertarung membuat khan hampir terbunuh oleh pendekar bermata biru namun perlahan guru Han datang memberikan kekuatan padanya. Dan dengan sekali pukulan pendekar bermata biru jatuh terluka tak berdaya. kelima Pertarungan mencengangkan antara perguruan masih berlangsung sengit ceceran darah disana sini sorak sorak teriakan para penonton menambah pertarungan semangkin menarik. Dan saatnya pun tiba sangat hakim mengumumkan pertarungan akan ditutup oleh kedua perguruan paling hebat yaitu pendekar bermata biru dengan pendekar Khan. Akupun berdiri menuju sasana pertandingan. Aku putarkan penglihatanku dan menentramkan hati senyap seketika aku hanya melihat pendekar bermata biru dan kakek yang sedang duduk menyaksikan..kakek aku kaget dan bahagia melihat kakek. Pendekar bermata biru pun menyerangku dengan sangat liar ujung pedangnya siap merobek apapun yang mengenainya lincah setiap gerakan kungfu nya tidak dapat aku remehkan begitu saja. Dan ah…tanganku basah oleh darah yang mengalir di tanganku..dia berhasil merobek tangan kananku. Aku serang aku dengan gerakan kanan dan kiri lalu menebas langsung kepalanya namun tidak semudah itu..dan lagi lagi ia berhasil menebas jari kananku. Aku semakin kehilangan keseimbangan..aku lemah dendam semakin menguasai tubuhku dan jiwaku. Kupejamkan mata. Lalu ku lepaskan pedangku. Aku ambil kuda kuda dan posisi kakek seolah berada di sisi kananku dan kakakku berada disisi kuasai hatimu hajar dia tepat di dada kanan dan bagian perutnya dengan sigap sekali pukulan. Dan begitu pendekar biru menyerangku tanpa ampun ya…langsung aku memukul bagian tempat- tempat paling mematikan dengan pukulan seribu bayangan. Pendekar jatuh tak mampu lagi berkutik dan saat ia tidak berdaya ia langsung mengambil pedangnya dan ingin menancapkan di kepala Semua orang berteriak.. Itulah serial cerita silat tentang pendekar giok hijau dan pendekar bermata biru. Cerita ini sangat menarik dan seru pertarungan dan dendam yang tidak berkesudahan apakah pendekar bermata biru akan datang membalasnya. Cerita Silat
Yang Sedang berjalan Panji Sakti Khu Lung Yang sudah tamat 1. Hina Kelana 2. Golok Maut 3. Penggali MakamGu Long - Jin Yong - Liang Yusheng Gu Long Gu Long, yang memiliki nama asli Xiong Yaohu 1937-1985, merupakan penulis cerita silat terpopuler di Taiwan. Keluarganya berasal dari propinsi Jiangxi, China, dan Gu Long lahir di Hong Kong pada tahun 1937. Pada saat berumur 13 tahun, ia pindah ke Taiwan bersama kedua orangtuanya, yang bercerai tidak lama setelah itu. Pada masa awal hidupnya di Taiwan, Gu Long tinggal di sebuah kota tua bernama Ruifang di pinggir kota Taipei, dan mengambil studi di jurusan Inggris sebuah akademi terkemuka Tamkang English Junior College sekarang bernama Universitas Tamkang. Tidak seperti kebanyakan orang yang berusaha keras menyelesaikan studinya agar dapat bekerja di kota besar, Gu Long tidak menyelesaikan studinya dan malah kembali ke kota kecilnya untuk menjalani kehidupan tenang dan mewujudkan impian hidupnya mengarang buku. Gu Long mulai menulis novel di usia 11 tahun dan memperoleh royalti tulisannya yang pertama di usia 19 tahun. Tema utama novel dan prosanya pada awalnya adalah cinta, namun namanya baru melambung dan dikenal orang saat teman-temannya mendorongnya untuk menulis novel cerita silat. Pada awal tahun 60-an Gu Long, di usianya yang ke-23, berkonsentrasi penuh menulis cerita silat. Kisah cinta dalam novel-novel silatnya begitu realistis, mungkin karena pengalamannya sekian tahun menulis kisah cinta, dan gaya penulisannya begitu unik dan orisinil. Karir Menulis Karya Gu Long muncul pada waktu yang tepat saat novel cerita silat sedang digemari baik di Taiwan maupun di Hong Kong. Karir menulisnya yang berlangsung lebih dari 20 tahun secara kronologis dapat dibagi ke dalam 3 periode utama. Karya-karyanya yang ditulis pada periode pertama, seperti Cangqiong Shen Jian dan Piao Xiang Jian Yu, tidak berbeda dengan karya-karya novelis-novelis umum lainnya. Pada periode yang kedua barulah Gu Long mengekspresikan gayanya yang khas dan unik serta pemikirannya yang dalam. Karyanya seperti Da Qi Yingxiong Zhuan dan Juedai Xuang Jian Pendekar Binal/The Remarkable Twins telah mampu menempatkan dirinya sejajar dengan tiga novelis utama Taiwan, Zhu Qingyun, Wo Longsheng, dan Si Maling; mereka berempat disebut dengan “The Four Masters of Taiwan”. Setelah itu muncullah karya-karyanya yang paling terkenal, seperti Chu Liu Xiang Pendekar Pencabut Nyawa dan Duoqing Jianke Wuqing Jian Pendekar Budiman/Romantic Swordsman. Cerita Chu Liu Xiang yang menggabungkan cerita silat, detektif, dan tema cinta, begitu mempesona dan diakui sebagai kisah Sherlock Holmes-nya Asia. Meski Gu Long tidak pernah berhenti menemukan ide-ide baru untuk menghibur para pembacanya, cerita-cerita yang dibuatnya di periode yang terakhir dalam perjalanan karirnya tidak disambut sebaik buku-buku yang ia tulis sebelumnya. Setelah tahun 1975 karyanya menjadi semakin buruk, dan gayanya telah banyak ditiru oleh para penulis pendatang baru. Saat gayanya memudar, kejayaan novel-novel cerita silat pun turut surut bersamanya. Sebuah Pribadi yang Kontroversial Gu Long merupakan seorang yang berkepribadian unik dan kontroversial. Ia hanya mau berbicara dengan mereka yang dikenalnya dengan baik. Ia selalu memulai penulisannya dengan memotong kukunya terlebih dahulu temannya menjelaskan bahwa sesungguhnya Gu Long menggunakan waktu tersebut untuk menyusun dalam benaknya alur cerita yang akan ditulisnya. Ia kadang duduk dan berbaring di atas sebuah papan tulis, karena percaya dengan melakukan itu inspirasi akan mengalir memasukinya. Gu Long sangat suka minum alkohol dan merupakan seorang perokok berat. Ia dapat menghabiskan rata-rata 2 bungkus rokok dalam semalam penyusunan novelnya. Ia juga memiliki reputasi yang buruk di mata penerbit-penerbit, karena ia meminta pembayaran royalti yang tinggi di muka kepada penerbitnya, namun kemudian gagal menyelesaikan novelnya sesuai dengan tenggat waktu yang ditentukan. Akan tetapi penerbit-penerbitnya tersebut menerima saja dari waktu ke waktu, karena mereka takut kehilangan Angsa Emas mereka tersebut. Kisah Cinta Kesempurnaan hidup di mata Gu Long terdiri dari pena, alkohol, dan wanita cantik. Ia menikah 2 kali dan keduanya berakhir dengan perceraian. Dari ke-2 pernikahannya itu ia dikaruniai 3 orang putra dan sebuah luka batin yang mendalam. Kegagalannya dalam membina keluarga mungkin dapat dikatakan karena sifatnya yang suka berfoya-foya. Namun meski gagal dalam 2 pernikahannya tersebut, Gu Long tidak pernah kekurangan wanita cantik dalam hidupnya. Dunia literatur pada waktu itu begitu penasaran mengapa seorang Gu Long yang tampangnya biasa-biasa saja dapat memikat begitu banyak wanita cantik. Sebagian mengatakan bahwa itu dikarenakan kekayaannya, namun Ding Qing murid dari Gu Long, yang mengenalnya dengan baik, mengatakan bahwa karisma Gu Long ada dalam kesepiannya – dan itulah yang telah memikat begitu banyak wanita cantik. Wanita-wanita yang mengenal Gu Long mengerti bahwa ia adalah seorang laki-laki kesepian yang mengejar hal-hal yang baru karena hatinya yang penuh dengan kesepian. Karenanya, Gu Long telah mencintai banyak wanita, namun tidak ada satu hubungan pun di antaranya yang berlangsung lama. Meski Gu Long tidak dapat hidup tanpa teman wanita, ia seringkali mengabaikan wanita yang dicintainya untuk bisa bersama-sama dengan teman-temannya. Sikapnya ini, yang menganggap teman wanita mudah dicari namun sahabat baik sulit untuk ditemukan, telah menimbulkan kebencian di hati teman-teman wanitanya, begitu juga sikapnya yang menganggap hidup ini dengan tidak serius. Akibatnya ke-2 wanita yang menceraikannya dan wanita-wanita lain yang pernah dekat dengannya semua berakhir dengan tidak pernah dapat mengampuni sikapnya itu. Gu Long sebenarnya ingin mengubah cara hidupnya, namun ia tidak mampu. Ia tidak ingin orang lain seperti dirinya. Ia sadar betapa banyak hutang cinta yang dimilikinya. Kehidupannya yang Singkat Gu Long menjadi termasyur di usia muda, namun ia juga meninggal di usianya yang masih muda, pada umur 48 tahun, tanggal 21 September 1985. Ia mati karena alkohol. Alkohol telah menjadi sahabatnya melewati masa susah dan senangnya, namun juga telah menjadi penyebab kerusakan hatinya Gu Long mengidap sakit pengerasan di hatinya/hepatocirrhosis. Pada tanggal 21 September 1985 Gu Long jatuh koma, dan kata-kata terakhirnya adalah “Mengapa tidak ada salah seorang teman-teman wanitaku yang datang mengunjungi aku?” Malam itu pukul 606pm, di rumah sakit Tri-service Taipei, Gu Long mengakhiri penjalanan hidupnya, meninggalkan lingkaran karya tulisnya dan dunia ini untuk selamanya. Para penggemar karya-karyanya terkejut dengan berita tersebut. Teman-teman baiknya menitikkan air mata di depan batu nisannya, tidak mempercayai kepergian Gu Long yang begitu cepat tersebut. Namun, hampir tidak ada seorang pun sanak-saudara, termasuk wanita-wanita yang pernah pernah satu waktu dekat dengannya, hadir pada acara penguburannya. Para profesional menulis untuk mengungkapkan penyesalan mereka akan perginya Gu Long Ngai Hong berkata, orang menggunakan Jin Yong sebagai panutan sebelum munculnya novel-novel Gu Long. Hanya Gu Long yang dapat mendobrak keteladanan Jin Yong tersebut dan menciptakan sebuah gaya yang baru. Insan televisi dan dunia film berkomentar bahwa karya Gu Long merupakan sebuah terobosan dalam sejarah novel-novel cerita silat. Gu Long tidaklah mati, karena karya-karyanya akan tetap bersama dengan kita, teristimewa kreativitasnya yang telah memberi kita cara berpikir yang baru. Karya-karyanya Tahun Judul Cerita Bahasa Inggris 1960 1960 1960 1960 1960 1960 1961 1961 1962 1962 1962 1963 1963 1964 Cangqiong Shen Jian Yue Yi Xing Xei Jian Qi Shu Xiang Xiang Fei Jian Jian Du Mei Xiang Guxing Zhuan Shi Hun Yin You Xia Lu Hu Hua Ling Cai Huan Qu Can Jin Que Yu Piao Xiang Jian Yu Jian Xuan Lu Jianke Xing Huan Hua Xi Jian Lu Divine Sky Sword Eerie Moon and Evil Star The Aura of the Sword and the Fragrance of the Book Bagian kedua ditulis oleh Mo Yusheng Lady Xiang's Sword The Poisonous Sword and the Fragrant Plum Blossom Kebanyakan ditulis oleh Shangguan Ding The Lonestar Swordsman The Story of the Lost Soul The Tale of a Wandering Swordsman Flower-Guarding Bell / Amanat Marga Tune of the Colourful Ring Broken Gold and Incomplete Jade Lingering Fragrance in the Rain of Sword The Tale of a Remarkable Sword The Journey of a Swordsman The Tale of Refining the Sword Like Cleansing the Flower / Misteri Kapal Layar Panca Warna 1964> Qingren Jian / The Lover's Sword 1965> Da Qi YingXiong Zhuan Tie Xie Da Qi / The Legend of the Passionate Daqi Hero 1965> Wulin Wai Shi / A Fanciful Tale of the Fighting World / Pendekar Baja 1966> Ming Jian Fengliu / A Graceful Swordsman / Renjana Pendekar Bagian penutupnya ditulis oleh Qiao Qi 1967> Jueidai Xuang Jian / The Remarkable Twins / Pendekar Binal ?> Chu LiuXiang Chuanqi / The Legend of Chu LiuXiang / Pendekar Pencabut Nyawa 1968> Xie Hai Piao Xiang / Lingering Fragrance in the Sea of Blood / Maling Romantis 1969> Da Shamo / The Great Desert / Rahasia Ciok Kwan Im 1970> Huamei Niao / The Thrush / Peristiwa Burung Kenari ?> Chu Liu Xiang / Sequel to Chu Liu Xiang 1970> Gui Lian Xia Qing / The Love Story of A Ghost and a Swordsman / Pendekar Harum 1970> Duoqing Jianke Wuqing Jian / The Sentimental Swordsman and the Ruthless Sword / Pendekar Budiman Dikenal juga sebagai Little Lee's Flying Dagger/Romantic Swordsman 1971> Bianfu Chuanqi / The Legend of the Bat 1971> Huanle YingXiong / A Merry Hero / Pendekar Riang 1971> Da Renwu / A Big Shot / Tokoh Besar 1972> Taohua Chuanqi / The Legend of the Peach Blossom 1973> Xiao Shiyi Lang / The Legend of the Deer-Carving Sabre / Cinta Kelabu Seorang Pendekar Dikenal juga sebagai Treasure Raiders 1973> Liuxing, Hudie, Jian / Shooting Star, Butterfly, Sword 1974> JiuYue Ying Fe / The Eagle Flying in September / Gadis Boneka ?> Qi Zhong WuQi / Seven Kinds of Weapons 1974> Changsheng Jin / Longevity Sword / Pedang Panjang Umur 1974> Biyu Dao / Jade Sabre / Golok Kemala Hijau 1974> Kongque Ling / Peacock Feather / Badik Merak 1974> Duoqing Huan / Sentimental Ring 1975> Bawang CIANG / King Spear 1975> Tianya, Mingyue, Dao / The End of the World, The Bright Moon, The Sabre / Peristiwa Bulu Merak 1975> Qi Shashou / Seven Assassins 1975> JiAn, Hua, Yianyu, Jiang Nan / Sword, Flower, Misty Rain, South of the Yangzi River 1975> Ciangshou, Shouqiang / The Gunman and the Pistol cerita pertarungan modern menggunakan pistol 1975> San Shaoye De Jian / The Sword of the third little master / Pendekar Gelandangan 1976> huopin xiao shiyi lang / the sequel to the deer-carving sabre 1976> Quantou / Fists 1976> Lu XiaoFeng Chuanqi / The Legend of Lu XiaoFeng 1976> Xiuhua Da Dao / The Bandit who did needlework 1976> Juezhen qian hou / Before and after the final duel 1976> Bian Cheng Langzi / The Black Sabre / Peristiwa Merah Salju 1976> Xie Yingwu / The Bloody Parrot 1976> Bai yu laohu / white-jade tiger / harimau kemala putih 1976> dadi fei ying / land of the condors 1977> Yin gou dufang / silver-hook gambling house 1977> youling shanzhuang / phantom manor 1977> yuan yue wan dao / full moon curved sabre / Golok bulan sabit/dewa golok sebagian besar ditulis oleh sima ziyan 1977> Bi Xie xi yin ciang / green-blood silver-cleansing spear 1977> fei dao, you jian fe dao / flying knife, flying knife returns sekuel dari flying dagger atau romantic swordsman 1978> Xin yue chuanqi / the legend of the new moon 1978> Libie Gou / Parting Hook 1978> Feng wu jiu tian / the phoenix dancing on the ninth level of the heaven / manusia tanpa wujud 1978> Yingxiong wu lei / a hero without tears 1978> qi xing long wang / seven-star dragon king 1979> wuye lanhua / the orchid at midnight 1980> feng ling zhong di dao sheng / the sound of the sabre accompanied by wind chimes penutupannya ditulis oleh yu donglou 1981> bai yu diao long / white-jade carved dragon / Lencana pembunuh naga sebagian besar ditulis oleh zhong suimei 1981> jian shen yi xiao / the smile of the sword god 1982> nu jian kuang hua / furious sword and mad flowers sebagian besar ditulis oleh ding qing 1982> na yi jian de fengqing / the subtle touch of the sword sebagian besar ditulis oleh ding qing 1983> bian cheng dao sheng / the sound of the sabre in a border town sebagian besar ditulis oleh ding qing 1984> lieying, duju / hunting hawk, gambling game Jin Yong Jin Yong, yang memiliki nama asli Cha Liang Yong atau dikenal sebagai Louis Cha di kalangan internasional, dilahirkan di Zhejian China pada tahun 1924. Dia sebenarnya belajar untuk menjadi seorang diplomat namun malah mengejar karir di bidang jurnalistik. Bosan hanya menulis berita, Jin Yong mulai mencoba menulis resensi film, menulis skenario film, sampai pada akhirnya menulis novel. Menulis novel inilah rupanya kekuatan utama dari Jin Yong. Novel pertama Jin Yong ditulis pada tahun 1955 dengan judul Pedang dan Kitab Suci Shu Jian En Chou Lu. Novel ini diterbitkan secara berseri di suratkabar Xin Wan Bao, Hong Kong, dan mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Jin Yong kemudian mendirikan suratkabarnya sendiri, dengan nama harian Ming Pao Daily, dan menerbitkan novel-novelnya secara berkala di suratkabarnya tersebut. Secara total terdapat 13 novel 12 novel panjang dan 1 novel pendek dan 2 cerita pendek yang ditulis Jin Yong dalam selang waktu 17 tahun, dari tahun 1955 sampai 1972. Tahun 1972 Jin Yong menyelesaikan penulisan novelnya yang terakhir, Kaki Tiga Menjangan Lu Ding Ji, yang telah dimulainya sejak 1969 dan berikrar untuk tidak menulis novel lagi. Sampai hari ini ikrarnya masih tetap dipegang, namun nama besarnya terus hidup. Karya-karyanya 1955> Shu Jian En Chou Lu / Pedang dan Kitab Suci 1956> Bi Xue Jian / Pedang Ular Emas 1957> She Diao Ying Xiong Zhuan / Legenda Pendekar Rajawali 1959> Shen Diao Xia Lu / Kembalinya Sang Pendekar Rajawali 1959> Xue Shan Fei Hu / Rase Terbang dari Pegunungan Salju 1960> Fei Hu Wai Zhuan / Si Rase Terbang 1961> Yi Tian Tu Long Ji / Pedang Langit & Golok Naga 1961> Yuan Yang Dao / Sepasang Golok Mustika 1961> Bai Ma Xiao Xi Feng / Kuda Putih Menghimbau Angin Barat 1963> Lian Cheng Que / Pedang Hati Suci 1963> Tian Long Ba Bu / Pendekar-Pendekar dari Negeri Tayli 1965> Xia Ke Xing / Medali Wasiat 1967> Xiao Ao Jiang Hu Hina Kelana 1969> Lu Ding Ji / Kaki Tiga Menjangan 1970> Yue Nu Jian /Pedang Puteri Yue Liang Yusheng Liang Yusheng merupakan nama pena Chen Wuntong. Ia lahir di kabupaten Mengshan, propinsi Guangxi. Tumbuh dalam sebuah keluarga yang terkemuka, ia memiliki kesempatan untuk membaca banyak tulisan-tulisan dan puisi-puisi klasik. Ia mengikuti Profesor Jian Youwun mempelajari sejarah di tahun 1943, dan kemudian masuk ke Universitas Lingnan untuk belajar ilmu Ekonomi Internasional. Setelah lulus ia bekerja di surat kabar Sin Wan Bao di Hong Kong, dan tinggal di sana setelah tahun 1949. Liang Yusheng suka membaca novel-novel keksatriaan sejak ia masih kanak-kanak. Sebagai seorang penulis berbakat yang menaruh minat kepada sejarah dan kesusasteraan, ia telah menulis banyak kolom, kritik, dan esai dibawah berbagai nama seperti Liang Hueru dan Fong Yuning. Pada tahun 1954 Hong Kong mengadakan sebuah perlombaan untuk umum menampilkan dua sekolah silat terpandang, Taiji dan Baihe. Seluruh kota sangat bergairah dan menantikannya. Surat kabar, Sin Wan Bao, sehubungan dengan itu mendorong Liang Yusheng untuk menulis sebuah serial silat untuk menghibur para pembacanya. Liang Yusheng pun mulai menulis novel pertamanya yang diberi judul Longhu Dou Jinghua, yang sangat sukses di pasaran. Ia pun terus menulis dan menjadi terkenal. Dari tahun 1954 sampai 1984 ia telah menghasilkan 36 buah buku. Liang Yusheng diakui sebagai penulis cerita silat Hong Kong yang paling berpengaruh sama seperti reputasi yang dimiliki Jin Yong. Biasanya Liang Yusheng mengawali novel-novelnya dengan sebuah puisi. Tokoh utama dalam novel-novelnya serba bisa dan tertarik kepada kesusasteraan. Menggabungkan kejadiaan-kejadian sejarah dengan kisah-kisah fiksi juga merupakan gaya Liang Yusheng. Ia tidak memandang Shaolin dan Wudang sebagai partai silat utama seperti yang dilakukan penulis-penulis cerita silat lainnya, sebaliknya ia memuja Partai Tianshan sebagai partai silat yang terutama. Tiga buah novel karyanya yang ia sendiri paling sukai adalah Pingzong Siaying Lu, Nyudi Ciying Jhuan, dan Yunhai Yugong Yuan. Karya-karyanya 1954> Long Hu Dou Jing / Thay Kek Kie Hiap Toan I / Lelakonnja Dua Saudara Seperguruan Golongan Thay Kek Pay 1954> Cao Mang Long She Zhuan / Thay Kek Kie Hiap Toan II / Lelakonnja Dua Saudara Seperguruan Golongan Thay Kek Pay 1956> Qi Jian Xia Tian Shan / Tjhit Kiam Hee Thian San / Tujuh Jago Pedang Dari Thian San 1957> Bai Fa Mo Nu Zhuan / Giok Lo Sat - Pek Hoat Mo Lie / Wanita gagah perkasa - Hantu Wanita Berambut Putih 1957> Sai Wai Qi Xia Zhuan / Tjauw Guan Eng Hiong Toan / Pahlawan-pahlawan dari Padang Rumput 1957> Jiang Hu San Nu Xia / Kang Ouw Sam Lie Hiap / Tiga Dara Pendekar 1959> Huan Jian Qi Qing Lu / Hoan Kiam Kie Tjeng / Sebilah Pedang Mustika 1959> Ping Zong Xia Ying Lu / Peng Tjong Hiap Eng / Antara Dendam Hati dan Tjinta Kasih / Pahala dan Murka 1959> Bing Chuan Tian Nu Zhuan / Peng Tjoan Thian Lie / Bidadari dari Sungai Es 1960> San Hua Nu Xia / San Hoa Lie Hiap / Pendekar Wanita Penyebar Bunga 1960> Hong Xian Nu Xia Zhuan 1960> Jin Ying Jian 1961> Nu Di Qi Ying Zhuan / Lie Tee Kie Eng / Pendekar Aneh 1961> Lian Jian Feng Yun Lu / Lian Kiam Hong In / Kisah Pedang Bersatu Padu 1961> Yun Hai Yu Gong Yuan / Yin Han Giok Kong Lu / Perjodohan Busur Kemala 1962> Bing Po Han Guang Jian / Peng Pok Han Kong Kiam / Pedang Inti Es 1963> Bing He Xi Jian Lu Peng Ho Swi Kiam Pedang di Sungai Es 1965> Feng Lei Zhen Jiu Zhou Hong Lui Tjin Kiu Tjiu Geger Dunia Persilatan 19. 1967> Xia Gu Dan Xin / Hiat Kut Thian Sin / Pendekar Jembel 1963> Da Tang You Xia Zhuan / Tay Tong Yoe Hiap Toan / Kisah Bangsa Petualang 1964> Long Feng Bao Chai Yuan / Liong Hong Poo Tjee Yan / Tusuk Konde Pusaka 1964> Tiao Deng Kan Jian Lu / Pendekar Latah 1966> Hui Jian Xin Mo / Hui Kiam Sim Mo / Jiwa Ksatria ? Fei Feng Qian Long / Hoei Hong Tjiam Liong / Musuh di balik Selimut 1968 Han Hai Xiong Feng / Han Hay Hiong Hong / Pahlawan Gurun 1968 Ming Di Feng Yun Lu / Pendekar Sejati 1969 You Jian Jiang Hu / Kelana Buana 1970 Feng Yun Lei Dian 1972 Guang Ling Jian 1972 Mu Ye Liu Xing / Patriot Padang Rumput 1972 Wu Lin San Jue 1975 Jue Sai Zhuan Feng Lu / Durjana dan Ksatria 1977 Tan Zhi Jing Lei / Taruna Pendekar 1980 Wu Dang Yi Jian / Bu Tong It Kiam 1984 Kuang Xia, Tian Jiao, Mo Nu / Bong Hiap, Thian Kiauw Mo Lie / Pendekar Gila, Tiga Tokoh Naga Sakti 1984 Wu Lin Tian Jiao ? Jian Wang Chen Si ? Huan Jian Ling Qi DAFTAR JUDUL CERITA SILAT MANDARIN LENGKAP Karya KHU LUNG Seri Pendekar Harum Chu Liu Xiang Xu Ji 1. Maling Romantis Xue Hai Piao Xiang Gan KH 2. Rahasia Ciok Kwan Im Da Sha Mo Gan KH 3. Peristiwa Burung Kenari Hua Mei Niao Gan KH 4. Mayat Hidup Kesurupan Roh Gui Lian Xia Qing Gan KL 5. Legenda Kelelawar Bian Fu Zhuan Qi Gan KL 6. Legenda Bunga Persik Tao Hua Zhuan Qi 7. Legenda Bulan Sabit Xin Yue Zhuan Qi 8. Bunga Anggrek di Tengah Malam Wu Ye Lan Hua Seri Pendekar 4 Alis Lu Xia Feng 1. Kaisar Rajawali Emas Gan KL 2. Si Bandit Penyulam Gan KL 3. Duel Antara dua Jago Pedang Gan KL 4. Rumah Judi Pancing Perak Gan KL 5. Keajaiban Negeri Es Gan KL 6. Perkampungan Hantu Gan KL 7. Duel di Butong Gan KL 8. Manusia Yang Bisa Menghilang Gan KL 9. Sang Ratu Tawon Gan KL 10. Senyuman Dewa Pedang Tjan ID Seri 7 Senjata Qi Zhong Wu Qi Zhi 1. Pedang Abadi Zhang Sheng Jian Liang YL 2. Bulu Merak/Badik Merak Kong Que Ling Liang YL 3. Golok Kumala Hijau Bi Yu Dao Tjan ID 4. Gelang Perasa Duo Qing Huan Liang YL 5. Pukulan Si Kuda Binal Li Bie Gou Gan KH 6. Kuda Binal Kasmaran Quan Tou Tjan ID 7. Kait Perpisahan Ba Wang Qian Seri Pendekar Binal Jue Dai Shuang Jiao 1. Balada Kelana Gan KL 2. Bakti Pendekar Binal Gan KL 3. Bahagia Pendekar Binal Gan KL Seri Renjana Pendekar Ming Jian Feng Liu 1. Renjana Pendekar Gan KL 2. Imbauan Pendekar Gan KL Seri Harimau Kemala Putih 1. Harimau Kemala Putih Bai Yu Lao Hu Tjan ID 2. Naga Kemala Putih Bai Yu Diao Long Tjan ID Seri Bara Maharani 1. Bara Maharani Yi Jian Gai Zhongyuan Tjan ID 2. Tiga Maha Besar Tjan ID 3. Rahasia Hiolo Kemala Xia Ke Qian Qiu Tjan ID 4. Neraka Hitam Tjan ID Serial Pisau Terbang Siao Li Duo Qing Jian Ke Wu Qing Jian Pendekar Baja Wulin Wai Shi Gan KL Li Si Pisau Terbang Xiao Li Fei Dao / dulu judulnya Pendekar Budiman Gan KL Peristiwa Merah Salju Bian Cheng Lang Zi Gan KH Rahasia Mo Kau Kaucu Jiu Yue Ying Fei / dulu Gadis Boneka Gan KH Peristiwa Bulu Merak Tian Ya, Ming Yue, Dao Gan KH Pendekar Gelandangan San Shao Ye Di Jian Tjan ID Golok Bulan Sabit Yuan Yue Wan Dao Tjan ID Cinta Kelabu Seorang Pendekar / Anak Berandalan Xiao Shi Yi Lang Gan KH/OPA Bentrok Para Pendekar Huo Bing Xiao Shi Yi Lang Gan KH Pendekar Kembar Gan KL Pendekar Setia lanjutan pendekar kembar Gan KL Amanat Marga Hu Hua Ling Dendam Asmara Goat Ek Seng Shia / Anak Harimau Yue Yi xing Xei OKT/OPA Dendam Sejagat Cang Wan Hen Hikmah Pedang Hijau Wu Qing Bi Jian Gan KL Cheng Hwa Lie Hiap, Pendekar Bunga Cinta Qing Ren Jian Tokoh Besar Da Ren Wu Gan KH Antara Benci Dan Dendam Liu Xing, Hu Die Jian / Meteor Kupu-kupu dan Pedang LLG Golok Bergetar Lonceng Berdenting Feng Ling Zhong Di Dao Sheng Siau Yen Kemelut Di Ujung Ruyung Mas Mi Jian Shen Sing Gan KL Bunga Pedang Embun Hujan KangLam Kiam Hoa Ie Lioe Kanglam Tjan ID Darah Kesatria/Harkat Pendekar Bie Xue Xi Yin Qiang Gan KH Golok Yanci Pedang Pelangi Hong Xiu Dao Jue Gan KL Lencana Pembunuh Naga Tu Long Ling Tjan ID Misteri Kapal Layar Panca Warna Huan Hua Xi Jian Lu / Sukma Pedang Gan KL Pedang Tetesan Air Mata Ying Xiong Long Wang Siau Siau/Tjan ID Pendekar Cacad Wu Lin Sie Jie Tjan ID Pendekar Riang Huan Le Ying Xiong Tjan ID Pendekar Satu Jurus Wu Lin Ba Zhu Gan KL Pulau Neraka Da Xia Hu Bu Tjan ID Rahasia 180 Patung Mas Bai Ba Jin Ren Gan KL Rahasia Peti Wasiat You Xia Lu Gan KL Raja Naga Tujuh Bintang Qi Xing Long Wang YNT Tujuh Pembunuh Qi Sha Sou Tjan ID Sarang Perjudian Qun Hu Terbang Harum Pedang Hujan Elang Pemburu Golok Halilintar Thio Sin Houw Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Romantika Sebilah Pedang Na Yi Jian Di Feng Qing Bukit Pemakan Manusia Kedele Maut Lembah Tiga Malaikat Panji Sakti Pukulan Naga Sakti Si Pedang Kilat Karya CHIN YUNG Sia Tiau Gwa Toan Lima Djago Luar Biasa* Sin Liong Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan* Sin Liong Hoasan Lun Kiam* Sin Liong Trilogi Kisah Memanah Rajawali 1. Memanah Burung Rajawali Sia Tiaw Eng Hiong OKT 2. Kembalinya Pendekar Rajawali Sin Tiauw Hiap Lu Boe Beng Tjoe 3. Kisah Membunuh Naga To Liong To OKT Anak Naga Bu Lim Hong yun Karya Sin Liong Ksatria Baju Putih Pek In Sin Hap Karya Sin Liong Sin Tiauw Thian Lam* Karya Sin Liong Beruang Salju* Karya Sin Liong Anak Rajawali* Karya Sin Liong Pendekar Aneh Seruling Sakti* Karya Sin Liong Putri Harum dan Kaisar Su Kiam In Siu Lok / Pedang dan Kitab Suci Wen Hua/Gan KT Kaki Tiga Manjangan Lu Ding Ji OKT Kisah Si Rase Terbang Soat San Hui Ho versi asli OKT Swat San Hoei Hoe Si Rase Terbang Dari Pegunungan Saldju Siang Djin Balada Kaum Kelana/Hina Kelana Siauw Go Kang Ouw Gan KL Kuda Putih Pek Ma Siauw Si Hong OKT Medali Wasiat Xia Ke Xing / Kisah Para Pendekar Hiap Kek Heng Gan KL/Aicu Pendekar Lugu Gan KL Pedang Gadis Yueh Giok Lie Kiam/Wat Lie Kiam Yueh Nu Jian Serial Silat Pedang Hati Suci Soh Sim Kiam Gan KL Pedang Ular Emas Kim Coa Kiam OKT - Bunga Perak Pedang Neraka lanjutan Pedang Ular Mas bkn karya Chin Yung Pendekar Negeri Tayli Thian Liong Pat Pou Gan KL Pasangan Pendekar Sakti lanjutan Thian Liong Pat Poh* Karya Sin Liong Sepasang Golok Mustika Wan Yo Too OKT Harpa Iblis Jari Sakti Bara Naga Kitab Pusaka Karya Sin Liong Tat Mo Cousu Badai Di Siau Lim Sie lanjutan Tat Mo Cousu Kanglam Koay Hiap Pendekar Kocak Karya LIANG IE SHEN Seri Thian San Sebilah Pedang Mustika Hoan Kiam Kie Tjeng OKT Dua Musuh Turunan Peng Tjong Hiap Eng OKT Pendekar Wanita Penyebar Bunga San Hoa Lihiap OKT Kisah Pedang Bersatu Padu Liang Kiam Hong In OKT Pendekar Pemetik Harpa KHONG LING KIAM Gan KH. Wanita Gagah Perkasa Giok Lo Sat & OKT Hantu Wanita Berambut Putih Pek Hoat Mo Lie OKT Pahlawan Padang Rumput Thjau Guan Enghiong Gan KL 7 Pendekar Pedang Gunung Thian San Thian San Tjit Kiam Gan KL 3 Dara Pendekar Kangouw Sam Liehiap Gan KL Pedang Inti Es OKT Peng Pok Han Kong Kiam OKT Bidadari Dari Sungai Es Peng Tjoan Thian Lie Boe Beng Tjoe Perjodohan Busur Kumala pdf - OKT Kisah Pedang Di Sungai Es/Pengemis Berbisa Peng Ho Swe Kiam * Gan KL Geger Dunia Persilatan Hong Lui Tjin Kiu Tjiu Gan KL Pendekar Jembel Hiap Kut Tan Sin / Pendekar Hina Gan KH. Kelana Buana You Jian Jiang Hu Gan KH. Anak Pendekar Mu Ye Liu Xing Gan KH Gempa Taruna Pendekar Mu Ye Liu Xing SD. Liong Darma Taruna Pendekar SD. Liong Taruna Pendekar Danzhi Jinglei Tjan ID Durjana Dan Ksatria Jue Sai Chuan Feng Lu Gan KL Jala Pedang Jaring Langit Jian Wang Chen Si Bayangan Pedang Dan Panji Sakti Kisah Bangsa Petualang Thai Tong Yu Hiap Toan Tusuk Kundai Pusaka Liong Hong Po Tjha Wan SD Liong Jiwa Ksatria Hui Kiam Sin Mo OPA Pahlawan Gurun Han Hay Hiong Hong Gan KH. Pendekar Latah Tio Deng Kan Jian Lu Gan KH. Tiga Tokoh Maha Sakti Kuang Xia Tian Jiao Mo Nu=Bong Hiap Thian Kiauw Mo Lie Pendekar Sejati Ming Di Feng Yun Lu Gan KH. Si Angin Puyuh Feng Yun Lei Dian / Si Tangan Kilat Lay Hong In Lui Tan Gan KH. Wu Lin Tian Djiao Thay Kek Ki Hiap Toan Kisah Dua Saudara Seperguruan Thay Kek Pay OKT Pendekar Aneh Lie Tee Kie Eng / Memburu Putra Raja Boe Beng Tjoe Tiga Benggolan Maha Sakti Bu Lim Sam Ciat Liang Ie Shen Karya Chin Tung Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin TSL Istana Di Rimba Keramat Sin Kiam Hui Liong Toan / Istana Kumala Putih OPA Senjata Penyebar Maut Tjit Kiam Mo Kiam Sin Tjie Pusaka Buntung Boe Beng Karya Chin Hung Lahirnya Dedengkot Silat / Raja Silat Tjan Tjian Hoa Kui Iblis Seribu Bunga Kim Yan Tjoe Karya Wu Lin Quao Zi/Xiong Ren Ji/Hiong Djin Tjie Bujukan Gambar Lukisan / Lambang Penangkal Maut + Misteri Lambang Maut OKT Menuntut Balas/Pembalasan Seorang Jagoan OKT Lentjana 7 Naga OKT Karya Tan Tjeng Hun Penggali Makam/Pedang Pembunuh Naga OPA Golok Maut Tjan Tjie Leng OPA Karya Tang Fei Pahlawan Harapan Liong Hong Kiam Lauw Tsu Eng Karya Tong Hong/Ting Hong Suling Pualam dan Radjawali Terbang Giok Tek Hwie Tiauw OPA Ko Goan Kie Hiap Pendekar Dataran Tinggi Tong Hong Saduran / Karya Buyung Hok Anak Pendekar Ilmu Pedang Mayapada/ Pendekar Pedang Wu Ci San Istana Terpendam / Rahasia Istana Kuno Manusia Durdjana Mustika Gaib Perintah Maut Saduran Chung Sin Anak OPA Mutiara Pusaka Kim Ta Wan Pembunuh Gelap OPA Raja Silat Pelenyap Sukma Saduran / Karya Chung Sin Jago Dari Daerah Biauw Kisah Panah 7 Warna Thaj It To Liong Kiam Manusia Beratjun Djin Kiam Gian Ong Pendekar Penasaran Pendekar Gagu Kim Eng Kiam Putri Radja Gunung Tongkat Rantai Kumala Kim Lan Phay / Seruling Kumala-sampul Chin Yung Saduran/Karya Gan Kok Hwie Gan KH Badik Buntung Bu Lim Su Cun Cincin Berdarah Hong Lui Bun / Memburu Naga Kumala - Tjan ID Malaikat Maut Musuh Bayangan Pedang Kayu Cendana Unta Sakti Pat Poh Thian Liong/Patung Emas Kaki Tunggal Pedang Darah Bunga Iblis Hoat Kiam Mo Hoa / Terror Bwe Hwa Hwe Put Joh Taysu Rahasia Si Badju Perak Tugas Rahasia Walet Emas Walet Perak Saduran / Karya Gan Kok Liang GAN KL Balada Kaum Kelana Chin Yung Bara Naga Ta Sak Sou Lioe Djun Jang Durjana Dan Ksatria Liang Ie Shen Ek Gwa To Liong Kisah Jago Terpendam Di Tanah Asing Hati Budha Tangan Berbisa Tok Jiu Hud Sim Hikmah Pedang Hijau Wu Qing Bi Jian Khu Lung Hong San Koay Khek Pendekar Aneh Dari Alas Pegunungan / Pendekar Misterius Misteri Kapal Layar Panca Warna Khu Lung Musuh Di Dalam Selimut Hui Hong Tjiam Liong Pahala Dan Murka Liang Ie Shen Pedang Kiri Pedang Kanan Pendekar Binal binal, bakti, bahagia Khu Lung Pendekar Budiman Khu Lung Pendekar Bungkuk / Sepasang Hantu Bungkuk - sampul SD. Liong Gan KL Pendekar Kidal Cin Cu Ling Tong Hong Giok Pendekar Satu Jurus Khu Lung Pendekar Rajawali Sakti bag 1, 2, dan 3 Chin Yung Rahasia 180 Patung Emas Khu Lung Thian Ge Tjiat Kiam Rahasia Benteng Kuno Si Pedang Kilat Tiga Pedang Tujuh Ruyung Sam Po Cu 3 Mutiara Saduran / Karya Hong San Khek Giok Siauw Gin Kiam Golok Naga Kembar Ngo Seng To Ong Sun Giok Hong Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Silat Saduran / Karya Kho Pek Hong Pendekar Durdjana Saduran / Karya Kho Pek Houw Naga Beracun Makam Mudjidjat Manusia Djahanam Sepasang Mustika Neraka Serial Saduran/Karya Kim Tiauw Pendekar Lengan Buntung Istana Hantu Saduran/Karya Kwee Oen Keng Pedang Pembunuh Asmara Pek Hiat Kim Tjee Lembah Burung Hong Bermimpi Cerita Lepas Saduran/Karya Liong Pei Yen Wan Hiap Beng Persekutuan Satria Utama / Ksatria Sakti - sampul Chin Yung Im Yang Kiam Gadis Berpedang Merpati Pendekar Pedang Sakti Bwee Hoa Kiam Hiap/Munculnya Seorang Pendekar - Tjan ID Saduran/Karya Oey Yong Bayangan Maut Seruling Haus Darah Hiat Tok Sian Djin - sampul Chin Yung Pukulan Berdarah Koay Hiap Hiat Kun Pendekar Botak Serial Saduran/Karya OHG Oh Hok Gie Pasangan Pendekar Lembah Tjatjad bag 1 Pasangan Pendekar Lembah Tjatjad bag 2 Pendekar suling Kumala Pedang Keadilan Pedang Keadilan bag 2 Intan Biru di Lembah Sesat Badai Di Rimba Persilatan Pahlawan Harapan Liong Hong Kiam Belibis Sakti Tjutjuran Darah Saduran/Karya OHPA Terror Tengkorak - Kelana Maut lanjutan Terror Tengkorak - Khu Lung Mawar Berdarah OHPA Saduran/Karya OKL Pedang Iblis Langit Thian Mo Kiam Seruling Pelenyap Sukma Thiat Tjui Tjen Bu Lim / Kitab Pusaka Rahasia Istana Hantu Kwie Pao / Tengkorak Maut-Tjan Karya WO LUNG SHEN Seri Rahasia Kunci Wasiat 1. Rahasia Kunci Wasiat 2. Bayangan Berdarah 3. Rahasia Istana Terlarang 4. Budi Kesatria Persekutuan Tusuk Kundai Kumala 1. Persekutuan Tusuk Kundai Kumala 2. Makam Asmara Pena Wasiat Lambang Naga Panji Sakti Lovely Dear Pendekar Asmara Tangan Iblis Pengelana Tangan Sakti Pusaka Para Dewa Si Penakluk Dewa dan Iblis Tabib Gila Pendekar Cinta 1. Dendam Kesumat 2. Rahasia Lukisan Kuno 3. Bidadari Dari Thian-San Thian San Thian Lie 4. Perkampungan Misterius 5. Balada Pendekar Kelana Serial Saduran/Karya OKT Oey Kiem Tiang Nama lain Aulia, Boe Beng Tjoe berdua, K, KT, Huang. Hay Tong Kok Pertempuran di Lembah Hay Tong Zheng Zhengyin Eng Djiu Ong Zheng Zhengyin 9 Maharaja Pendekar Yang Berbudi Dusun Tanpa Lawan Hiat Hay Tjie Kioe Kang Lam Hiap Soe Kim Coa Kiam Pedang Ular Mas Kim Kiam Yan atau Nona Gagah Dari Hongkang Pedang Penakluk Golok Pembasmi / Pedang dan Golok Yang Menggetarkan Pedang Yang Menggetarkan / Iblis Sungai Telaga -Tjan ID Rahasia Gelang Kemala / Rahasia Gelang Pusaka Raja Yang Mengembara Kian Liong Kun Yu Kanglam Sebuah Tjap Keradjaan Giok Sie Toan Kie- Wu Lin Qiao Zi Lencana Keramat - Sampul Liang Ie Shen Sebilah Pedang Mestika Hoan Kiam Kie Tjeng Sembilan Dara Tjantik Kioe Bie To Sintju Eng Hiap Thjit Hiap Pat Kiam Warisan Seorang Pangeran Saduran/Karya Boe Beng Tjoe OKT Giok Bin Thian Lie Cula Naga Dan Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Panglima Wanita Perkasa Lie Kiat Cin Houw Toan Pat Kauw Cu Mestika Delapan Mata Si Bibir Merah Yan Tjie To Si Pedang Setan Saduran OPA Oh Peng An Hiat Liong Toan Tamu Dari Gurun Pasir I & II Toh Liong Keng Hong / Pendekar Gurun - sampul Khu Lung Serial Thian San Lui Tian Kiam See Hek Hui Liong Toan Kisah Si Naga Terbang Thian San Lui Tian Kiam Pedang Kilat Dari Thian San Buku Hitam Hek Sie Menebus Dosa Lanjutan Buku Hitam Air Mata Dan Darah Kang Ouw Lui / Pedang Air Mata Darah Bayangan Darah Berkelebatnya Sinar Pedang Kiam Khie Kay Sam Ho Bidadari Dalam Sarang Hantu Dara Perkasa Berbaju Merah Tjek Sim Ang Hiap Djeritan Sukma di Lembah Maut Golok Maut Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Kipas Wasiat Lembah Beracun, Cover Khu Lung / Lembah Patah Hati Lembah Merpati Makam Bunga Mawar Tjukat Tjeng In Manusia Dari Acherat / Hati Budha Tangan Berbisa - Gan KL Naga Merah I& II - Khu Lung Pahlawan Benteng Pandji Pusaka Pandji Wulung / Gagak Hitam - cover Karya Chin Yung Pintu Neraka Rahasia Kampung Setan - OPA - lihat Tjan ID Selamat Pulang Neraka / Gapura Neraka, Cvr Khu Lung Tangan Berbisa, Cvr Khu Lung Sepasang Pendekar Djelita Tjeng Hiap Siang Tju Si Pincang Bu Lim Mo Djit Kie / Pendekar Keramat - sampul Khu Lung Terror Djimat Merah Saduran/Karya Sie Djiak Liong SD Liong Lam Beng Tjiam Liong Naga Dari Selatan Hengtian Siau To Lanjutan Lam Beng Tjiam Lion Pendekar Bloon karya SD Liong Bloon Cari Jodoh Lanjutan Pendekar Bloon karya SD Liong Tjiok Tik Tjiam Long Djago Silat Di Telaga Agung / Dendam Asmara Pukulan Naga Berbisa Kim Go Tok Tjiang/Benci Tapi Rindu lanjutan Dendam Asmara Gan KH. Persekutuan Tusuk Kundai Kumala Makam Asmara Lanj. Persekutuan Tusuk Kundai Kumala Payung Sengkala Tjan ID Kelelawar Hijau Lanj. Payung Sengkala Dongfong Bai 3 Kitab Pusaka 7 Dara Perkasa / Sepasang Wanita Perkasa Rase Kemala Giok Hou Ko Kiam / Istana Seratus Bunga Golok Pemburu Petir Kuda Besi Dari Istana Biru Kuntilanak / Wanita Iblis Lembah Naga Bermimpi Liong Theng Kiam Hui Pahlawan Laut Selatan Misteri Panji Tengkorak Pandji Sakti = Perebutan Panji Sakti, = Putri Raja Gunung Bulim Kian Kun Kiam Pandji Tengkorak Toh Hun Kie Panji Tengkorak Darah Ko Lo Hiat Kie Pendekar Delapan Penjuru Pat Hong Eng Hiong Banxia Louzhu Pendekar Laknat / Dewa Lembah Penasaran / Pendekar 3 Zaman Bila Pedang Berbunga Dendam Pedang Kunang-kunang Pedang Tanduk Naga Pendekar 100 Hari Pendekar Banci Pendekar Komersil Pendekar Tengkorak Pusaka Negeri Tayli Pukulan Hitam Rahasia Istana Salju / Rahasia Istana Es Peng Kok Ki Wan Singa Emas Saduran / Karya See Bun Yang 3 Pendekar Perguruan Sejati hal. dalam ditulis Liang Ie Shen = Perguruan Sejati sampul Khu Lung Saduran/Karya Tan Seng Tjeng Topeng Setan Saduran/Karya Tang KL Sepasang Pedang Ajaib Ling Liong Siang Kiam 4 Pendekar Menggetarkan Kang Ouw = Bangau Sakti - Chin Tung Saduran Tjan ID Tjan Ing Djioe Angin Topan Badai Rimba Persilatan Dewa Maut Harimau Putih Bagian I & II Imam Tanpa Bayangan Bagian I & II Seri Kunci Wasiat Rahasia Kunci Wasiat Bayangan Berdarah Rahasia Istana Terlarang Misteri Istana Terlarang Budi Ksatria Pendekar Bayangan Setan =Bayangan Iblis Misteri Bayangan Setan Pedang Berkarat Pena Beraksara Persekutuan Pedang Sakti Lanjutan Pedang Berkarat Pena Beraksara Pedang Keadilan Bag. 1 & 2 Iblis Sungai Telaga Anak Harimau Siau-siau 7 Pusaka Rimba Persilatan / Bentroknya Rimba Persilatan Batu Kumala Sakti Bayangan Iblis / Pendekar Bayangan Setan Bukit Pemakan Manusia Cincin Maut Cing Mo Ce Wolong Shen Dua Belas Naga Perkasa Jago Kelana Istana Borang Kedelai Maut Kereta Berdarah Kitab Pusaka Lembah Berdarah Lembah Nirmala Pendekar Kepala Batu/Pendekar Tanpa Tanding Tse Yung Lembah Tiga Malaikat Manusia Srigala Memburu Naga Kumala = Hong Lui Bun - Gan KH Misteri Rumah Berdarah Munculnya Seorang Pendekar = Bwee Hoa Kiam Hiap Pendekar Pedang Sakti - LPY Panji Naga Sakti = Lambang Naga sampul-Khulung Patriot Padang Rumput Liang Ie Shen Pedang Pelangi /Cai Ong Kiam atau Jay Hong Ci'en Pembunuh Misterius Pena Wasiat Chin Hung Pendekar Bego Pendekar Muka Buruk Pendekar Patung Emas Jin Hong Pendekar Bersinar Kuning / Perebutan Patung Emas Pukulan Naga Sakti Pusaka Naga Mas Putri Neraka Rahasia Kampung Setan = Kampung Setan - OPA Sabuk Kencana Setan Harpa Telapak Setan Tengkorak Maut = Rahasia Istana Hantu - OKL Saduran/Karya Tse Yung Pendekar Kepala Batu = Pendekar Tanpa Tandingan = Lembah .Nirmala - sampul Tjan ID Pusaka Rimba Hijau Bu Lim Tiap Kasih Remadja Di Sungai Telaga Kangouw Ai Keng Saduran/Karya Wang Yu 1. Bayangan Pedang 2. Tangan Setan 3. Lembah Walet Terbang 1. Botjah Sakti 2. Kitab Mudjidjat 3. Menara Hantu Selamat Pulang Neraka Seruling Asmara Saduran/Karya Wen Lung Pusaka Ke 13 Kun Gwan Tjap Sa Po Bu Lim Ki Siu Dendam Kesumat Dunia Persilatan Saduran/Karya Wen Wu Irama Penyabut Nyawa Im Jung Kiat = Irama Maut pd sampul - Khu Lung Sampul Maut Ang Teng Hiat Kiam Pedang Pusaka Gak Hui Thian Hia Tee It Kiam Telaga Darah Siat Mo Kiat Cerita Silat Lepas 13 Pendekar Rimba Hidjau Bu Lim Sip Sam Kiam/ Busur Emas Panah Perak Lim Hian Tjoe Tjhiam Tjhiu To Lo Kiam Bingkisan Jang Membawa Bentjana Boe Siang Kun = Hadiah Membawa Bencana - sampul Khu Lung Golok Maut Dari San See Bruce Loo Pek Liong To Budi Houw Lembah Penyabut Nyawa Cheng Pei Pei Manusia Baju Besi Chung Hong Sebuah Gelang Pusaka Po Tjhoan Ki Ilmu Ulat Sutera Thian Chan Pien Huang Yin Rahasia Si Penabuh Maut In Ko Tju Merpati Pedang Purba Kauw Tan Seng Bandjir Darah Di Pulau Neraka Hiat Sie Tee Gak Ta Kiam Hong Tangan Hantu Ie Giok Sam Hiap Kim Yong Riwajat Djago Silat - karya Xiang Kairan Siang Khay Yan Kwo Lay Yen Siluman Ular Lauw Ha Di Pedang Maut Li Ching Ilmu Golok Keramat Bu Tek Sin To Ling Lung = Golok Sakti - sampul Chin Yung Pendekar Burung Walet Lo Lieh Putri Raja LKH Darah Penebus Noda Soe Hay Kie Djien Toan Karya Sie Leng Hong OKTA Lonceng Merenggut Arwah Shie Lan lan Giok Siauw Pit Kip Seruling Pusaka Siang Koan Yeh Ilmu Silat Pengedjar Angin Toei Hong Hoat Soet Siasa Runtuhnya Siuw Liem Sie Siauw Beng Kitab Wasiat SOS Wanita Iblis Tjay Hwan Kie Pokiam It Leng Pedang Pusaka Buntung Pedang Berdarah Tiat Kiam Tju Him TSL = Pedang Darah Chin Yung Panggilan Maut Bu Kek Kiam Pedang Tak Berkutup Tudjuh Acherad Wen Yoe Cerita Silat Karya Lain2 ! Pada Cvr ditulis Lentera Maut Ang Teng Hek Mo Khu Lung Macan Terbang Naga Sakti Hui Houw Sin Liong Lanjutan Lentera Maut Khu Lung Cakar Rajawali Chin Yung Harpa Iblis Jari Sakti Chin Yung Rase Emas Chin Yung Tangan Maut Chin Yung Dendam Iblis Seribu Wajah Khu Lung Panji Sakti Khu Lung Pedang Tanpa Perasaan Khu Lung Pohon Keramat Khu Lung Seruling Perak Dan Sepasang Walet Khu Lung Sian Ku Pokiam Pedang Pusaka Dewi Kayangan Khu Lung Karya Ong To Lok/Wang Du Lu /Wang Tu Lu Pentalogy oleh OKT terbitan Keng Po Ho Keng Koen Lun Burung Hoo Menggetarkan Kun Lun Po Kiam Kim Tjee Pedang Mustika Dan Tusuk Kundai Emas Kiam Kie Tjoe Kong Pedang Berkelebatan Dan Mutiara Berkilauan Go Houw Tjhong Liong Harimau Mendekam Naga Bersembunyi Thiat Kie Gin Pan Pendekar Besi & Djambangan Perak Kiam Boen Pek Giok Cerita Lepas Sioe Tay Gin Piauw Angkin Sulam Piauw Perak Tjie Hong Piouw Tjie Tian Tjeng Song Durhaka Cerita Lepas 8 Jurus Lingkaran Dewa I Penelitian Rahasia Wulin Xin Wen Jishi 8 Jurus Lingkaran Dewa II Sepasang Bayangan Dewa * 4 Opas – Pertemuan Di Kota Raja 1 – Wen Rui An 4 Opas – Misteri Lukisan Tengkorak 2 – Wen Rui An Bayangan Darah – Pho Bu Kek Kang Sin Kang Ching Ching Golok Kelembutan* Kisah Para Naga di Pusaran Badai I & II * Ksatria Negeri Salju* Laron Penghisap Darah – Tjan ID Pedang Sesat Pisau Kematian Pendekar Naga Mas – Yen To Si Pisau Terbang Pulang Liang Y L Serigala Dari Cabang Kunlun - Kwo La Yen Cerita Legenda/Sejarah Kuan Yin Te Tao – Kisah Dewi Kwan Im Lima Raja~Lima Jagoan Cun Ciu Beng Lauw Pang vs Hang Ie Pahlawan Dan Kaisar Zhang Fu SAMKOK / Romance 3 Kingdom Luo Guan Zhong, Sam Po Kong Sam Pek Eng Tay Zhang Hen Shui – Putri Ular Putih KARYA STEVANUS Dari mulut macan ke mulut buaya Kembang jelita peruntuh tahta 1 & 2 Kemelut tahta naga 1 & 2 Kota srigala Menaklukkan kota sihir Panglima gunung Pendekar naga harimau Perserikatan naga api Puing-puing dinasti Sekte teratai putih Teror elang hitam KARYA ARYANI W Golok naga terbang Iblis hitam mengguncang dunia Si manusia besi Utusan neraka KARYA BATARA Kisah Seekor Naga Pendekar Gurun Neraka Pendekar Kepala Batu Pedang Medan Naga Pendekar Rambut Emas Pedang Tiga Dimensi Sepasang Cermin Naga Istana Hantu Rajawali Merah Dewi Penjaring Cinta Golok Maut Naga Pembunuh Tapak Tangan Hantu Rahasia Genta Berdarah Putri Es Kisah Empat Pendekar Dewi Kelabang Hitam Playboy dari Nan King Playgirl dari Pak King Prahara di Gurun Gobi Kabut di Telaga See Ouw Mencari Busur Kumala Naga Merah KARYA ASMARAMAN S. KHO PING HOO Serial Bu Kek Siansu Suling Emas 1. BuKek Siansu 2. Suling Emas 3. Cinta Bernoda Darah 4. Mutiara Hitam 5. Istana Pulau Es 6. Pendekar Bongkok 7. Pendekar Siluman 8. Sepasang Pedang Iblis 9. Kisah Sepasang Rajawali 10. Jodoh Rajawali 11. Suling Emas dan Naga Siluman 12. Kisah Para Pendekar Pulau Es 13. Suling Naga 14. Kisah Si Bangau Putih 15. Si Bangau Merah 16. Si Tangan Sakti 17. Pusaka Pulau Es Serial Pedang Kayu Harum 1. Pedang Kayu Harum Siang Bhok Kiam 2. Petualang Asmara 3. Dewi Maut 4. Pendekar Lembah Naga 5. Pendekar Sadis 6. Harta Karun Jengis Khan 7. Siluman Gua Tengkorak 8. Asmara Berdarah 9. Pendekar Mata Keranjang 10. Si Kumbang Merah Pengisap Kembang 11. Jodoh si Mata Keranjang 12. Pendekar Kelana Serial Si Pedang Kilat Kisah Si Pedang Kilat Pedang Kilat Membasmi Iblis Serial Pedang Sinar Emas Kim-kong-kiam Si Alis Merah Ang-bi-tin / Bi-hong Sin-liong Pulau Tiga Naga Sam-liong-to Pedang Sinar Mas Kim Kong Kiam Serial Dewi Sungai Kuning Dewi Sungai Kuning Huang-ho Sian-li Kemelut Kerajaan Mancu Serial Gelang Kemala Gelang Kemala Dewi Ular Rajawali Hitam Serial Iblis dan Bidadari Iblis dan Bidadari Hwee Thian Mo Li Lembah Selaksa bunga Serial Jago Pedang Tak Bernama Jago Pedang Tak Bernama Bu-beng Kiam-hiap Kisah Sepasang Naga Ji-liong Jio-cu Pedang Ular Merah Ang-coa-kiam Pedang Pusaka Naga Putih Pek-liong Po-kiam Serial Si Naga Langit Kisah Si Naga Langit Jodoh Si Naga Langit Serial Mustika Burung Hong Kemala Mustika Burung Hong Kemala Kisah Si Pedang Terbang Pedang Awan Merah Serial Naga Sakti Sungai Kuning Naga Sakti Sungai Kuning Si Naga Beracun Serial Pendekar Budiman Hwa I Eng-hiong Pendekar Budiman Hwa I Eng-hiong Pedang Penakluk Iblis Sin-kiam Hok-mo, Tangan Geledek Pek-lui-eng Serial Pedang Naga Kemala Giok-liong-kiam Pedang Naga Kemala Giok-liong-kiam Pemberontakan Taipeng Serial Pendekar Sakti Bu-pun-su Lu-kwan-cu Pendekar Sakti Bu-pun-su Lu-kwan-cu Dara Baju Merah Ang I Nio-cu Pendekar Bodoh Pendekar Remaja Serial Pendekar Tanpa Bayangan Bu-eng-cu Pendekar Tanpa Bayangan Bu-eng-cu Harta Karun Kerajaan Sung Serial Raja Pedang Raja Pedang Rajawali Emas Pendekar Buta Jaka Lola Serial Sepasang Naga Lembah Iblis Sepasang Naga Lembah Iblis Pedang Naga Hitam Serial Sepasang Naga Penakluk Iblis Sepasang Naga Penakluk Iblis Rahasia Patung Emas/Bayangan Iblis Dendam Sembilan Iblis Tua Serial Si Pedang Tumpul Si Pedang Tumpul/Kisah Si Pedang Tumpul Asmara Si Pedang Tumpul Serial Lepas Silat Mandarin □ Bayangan Bidadari □ Cheng Hoa Kiam □ Darah Pendekar □ Dendam dan Asmara Pokiam Bodjin □ Dendam Membara □ Dendam Si Anak Haram □ Dua Singa Betina Ouw Yang Heng Te □ Kasih Diantara Remaja □ Kang Lam Tjiu Hiap □ Kilat Pedang Membela Cinta □ Kisah Si Tawon Merah Dari Bukit Hengsan □ Kisah Tiga Naga Sakti □ Maling Budiman Berpedang Perak Gin Kiam Gi To □ Mustika Golok Naga □ Nona Berbunga Hijau Kunlun Hiap Kek □ Patung Dewi Kwan Im □ Pedang Asmara □ Pedang Keramat Thian Hong Kiam □ Pedang Tak Bernama Bubeng Kiam Hiat □ Pek I Li Hiap □ Pembakaran Kuil Thian Lok Si □ Pendekar Baju Putih □ Pendekar Bunga Merah □ Pendekar Cengeng □ Pendekar dari Hoasan Hoasan Tayhiap □ Pendekar Gila dari Shan Tung Shan-tung Koay-hiap □ Pendekar Pemabuk □ Pendekar Tongkat dari Liong San Liong San Tung Hiap □ Pengemis Tua Aneh Ouw Bin Hiap Kek □ Peninggalan Pusaka Keramat □ Pusaka Gua Siluman □ Rajawali Lembah Huai □ Sakit Hati Seorang Wanita □ Sepasang Rajah Naga □ Si Naga Merah Bangau Putih □ Si Rajawali Sakti □ Si Tangan Halilintar □ Si Teratai Emas □ Si Teratai Merah Ang Lian Li Hiap □ Suling Pusaka Kumala □ Tiga Dara Pendekar Siaulim Siaulim Sam Li Hiap □ Wanita Iblis Pencabut Nyawa Toat Beng Mo Li
cerita silat kitab sakti dalam gua